4

9 2 0
                                    

Voting dong, yuk ~~

Kebosanan ku menunggu Jihoon terbangun membuat ku giat, memasak sup pereda pengar untuk lelaki yang masih lelap dalam tidurnya.

Kini jam menunjukkan pukul 7 pagi. Aku yang resmi menjadi pengangguranpun tak ada kegiatan selain memasak sup.

Bisa ditebak, semalaman aku tak tidur. Melihat pemandangan luar dan menikmati udaranya membuat ku berfikir jutaan tulisan yang kini telah bersarang di otak.




"Akh!" Suara pekikan Jihoon membuat ku tersentak, melihat keadaanya. Ia mulai terbangun. Memijit kepalanya pelan.



"Kau sudah bangun?" Celetuk ku, yang kini mengangkat panci sup untuk mendekat pada Jihoon. Menata meja duduk kecil agar dapat menopang panci panas ini. Nasi juga sudah matang. Tuan Jihoon hanya tinggal memakannya.



"Mwo?, Wae?" Tanyanya, matanya membulat, keheranan, kenapa di depannya ada aku.



"Kau mabuk, Wonwoo membawanu kesini" ucap ku, mengambilkan beberapa centong sup dan meletakkannya di depan Jihoon.





"Makanlah, agar pengar mu reda" lanjut ku.





"Kenapa aku bisa disini!" Bentaknya lagi. Membuat ku tersenyum keheranan. Apa ia tak sadar memanggili namaku didalam tidurnya. Cih






"Apa kau tuli?, aku sudah menjelaskannya" kini ku biarkan ia murka, lebih baik makan masakan ku saja daripada mendengar celotehnya.







"Lebih baik aku pulang" Jihoon berdiri, melewatiku, mengabaikan sup yang jelas jelas sudah siap dimakan.






"Pulanglah, dan jangan pernah menyebut namaku untuk kesekian kalinya saat kau mabuk!"







"Cih, sok cantik sekali kau, kenapa aku harus menyebut namamu?"







"Haha!, tanya pada hati dan otak mu"







"Jung Hana!!" Teriaknya, membuat ku naik pitam. Sebenarnya apa maunya, dia yang memiliki masalah, bukan aku. Aku tak pernah mengungkitnya kembali, ia yang begitu.








"WAE!!!" Bentak ku, kini ku lihat raut mukanya yang benar benar merah. Ku anggurkan sup ku yang telah ku makan sebagian.
Menghadapinya untuk menyelesaikan masalah adalah hal terbaik.







"Aku tak mengerti lagi"







"Aku yang tak mengerti!, kau ini kenapa?, kau memeliki perasaan dengan ku?, katakan saja!!, aku tak keberatan, tapi maaf aku sudah milik sahabat mu" jawab ku, berhasil menambah amarahnya.







"Jeonghan hyung?, cih, kau yang membohongi perasaan mu!, kau yang memiliki rasa pada ku!!!"







"Kau Gila?, cukup sekali aku jatuh padamu!, dan tak akan pernah kuulang kesalahan itu!"








"Tidak!!, kau akan terus meiliki rasa pada ku!!!"






"kau mau menyelesaikan masalah ini atau hanya ingin beradu mulut dengan ku?" Kini ku coba merendahkan suara ku. Kepalaku pusing dengan teriakan dan nada tinggi.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 06, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

O N ETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang