Countdown

9 1 0
                                    

Jam sudah menunjukkan pukul 13.28, Mira pun bergegas membereskan buku-bukunya. Tepat pukul 13.30, bel sekolah berbunyi. Mira pun pulang bersama teman-temannya. Tak seperti biasanya, belakangan ini sikap Mira berubah ia lebih suka melamun dan merenung. Setiap kali di tanya kenapa ia hanya menjawab tidak ada apa-apa. Temannya pun sedikit heran dengan perubahan sikap Mira. Namun, mereka tidak ingin ikut campur, mereka pikir mungkin dia sedang punya masalah dan tidak diingin diketahui irang lain.

Sesampainya di rumah, Mira langsung mencari ibunya, lalu memeluk erat sang ibu.

" Hm..... ibu, Mira kangen banget sama ibu," ucap Mira.
" Ya, ampun kamu ini. Baru juga ga ketemu ibu beberapa jam udah kangen sama ibu. Ya sudah sholat dulu sana terus makan," ucap ibu.
" Sep bos !!!," ucap Mira sambil hormat.

Mira pun langsung bergegas ganti baju lalu sholat dan makan.

Selesai makan, Mira pun mengantar ibunya ke warung untuk berjualan. Lalu kembali pulang dan tidur siang. Lagi-lagi ia sulit untuk tidur. Seperti ada sesuatu di dalam pikirannya yang membuatnya terus memikirkan hal tersebut dan sulit untuk dilepaskan. Dan setiap kali ia memikirkan hal itu, ia selalu menangis dan berharap itu tidak akan pernah terjadi. Maka, tak jarang mata Mira terlihat sembab sehabis tidur.

Keesokan paginya, seperti biasanya Mira bersiap-siap pergi ke sekolah. Ia belajar seperti biasanya dan pulang ke rumah. Sesampainya di rumah Mira tampak biasa saja sampai ia memasuki pintu rumah.

" SURPRISE !!!! HAPPY SWEET 17TH MIRA," ucap keluarga Mira.
" Wah, apa ini semua ?," tanya Mira kaget dan bingung.
" Ini pesta ultah kamu sayang. Hari ini kan Sweet 17th nya kamu," jawab ibu.
" Ia, Mira. Hari ini kan kamu ultah. Emang kamu ga ingat?," tanya Raka.
" Ultah ? Ya, ampun Mira ga ingat kak," jawab Mira sambil nyengir.
" Ya elah, kayak nenek-nenek aja loh ra, pake pikun segala," ucap Ical.
" Hehehe... kan calon nenek-nenek," ucap Mira canda.
" Ya, udah. Mendingan sekarang Mira make a wish dan tiup lilinnya," ucap ayah.
" Ok, deh !," ucap Mira.

Selesai meniup lilin , Mira dan keluarganya pun menghabiskan waktu bersama seharian. Mereka terlihat sangat bahagia. Terutama Mira, seakan hal yang selalu berada di dalam pikirannya hilang begitu saja. Hari itu pun merupakan hari terbahagia Mira bersama keluarganya.

Malamnya, sebelum tidur Mira sholat dan berdoa. Ia meminta kepada ALLAH agar hal yang selama ini ia takutkan janganlah terjadi, karena ia masih belum sanggup kalau hal tersebut terjadi. Walaupun sebenarnya Mira tahu bahwa itu pasti akan terjadi padanya. Namun, ia berharap jangan di waktu dekat ini karena ia belum siap.

Selesai sholat dan berdoa Mira pun tidur.

Seminggu kemudian, sepulang dari sekolah Mira merasa sangat gelisah. Ia merasa gelisah menunggu lamanya lonceng sekolah berbunyi karena ia merasa perasaannya tidak enak dan ingin cepat pulang.

Ketika lonceng sekolah berbunyi, Mira langsung lari pulang sendirian tanpa di temani teman-temannya. Mira mengayuh sepedanya dengan kencang. 10 menit kemudian ia sampai di rumah.

Sesampainya di rumah tanpa basa-basi Mira langsung memeluk ibunya yang sedang menyapu teras. Sang ibu yang kebingungan melihar tingkah Mira hanya bisa tersenyum. Lalu sang ibu pun mencium Mira. Dan Mira pun keliatan sedikit lega dan tenang.

Pada malam harinya, ketika jam sudah menunjukkan pukul 22.00 Mira pun bergegas ingin tidur. Sebelum tidur, Mira menyempatkan diri untuk melihat ibunya. Ia melihat ibunya tertidur begitu lelap. Mira menatapi ibunya yang sedang tertidur. Tanpa sengaja Mira melihat sebuah tulisan di kaki sang ibu yang bertuliskan " 40 ". Sontak Mira pun kaget. Badan Mira seketika itu pun menjadi lemas. Ia tidak percaya dengan apa yang baru saja ia lihat. Berulang kali Mira mengucek matanya untuk memastikan bahwa ia tidak salah lihat. Setelah memastikan hal tersebut Mira pun meninggalkan kamar ibu dan masuk kamar.

Short Stories CompilationTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang