Happy reading
Jangan lupa tinggalkan jejak!...
Alaska sedari tadi tak berhenti melompat kegirangan dengan senyum yang tak pernah luntur ketika mengetahui jika Alea sudah sembuh dari komanya. Ia tak bisa memprediksikan sebahagia apa dirinya sekarang, mendengar kabar Alea sembuh saja sudah membuat mood nya membaik. Ia tinggal menunggu Alea sadar setelah itu ia akan mengajak gadisnya untuk berbicara banyak.
"Al, bisa berhenti gak sih? Pusing nih gue liatin lo muter-muter," ucap Kaila sambil memijit pelipisnya walaupun ia tak kalah senang.
"Pusing? Minum baygon," ucap Alaska kemudian kembali meloncat-loncat.
"Mulai deh gilanya, gue kira udah normal," gumam Rasya. Alan yang mendengar ucapan Rasya tak bisa menahan tawanya.
"Kenapa sih Lan?" tanya Kaila lagi. Bingung dengan tingkah orang-orang disekitarnya, tak ada yang waras. Apalagi tawa Alan yang menggelar membuat kupingnya sakit.
"Gak apa-apa kok sayang," ucap Alan mencoba untuk meredakan tawanya.
"Nak Alaska," panggil Vero sambil tersenyum menatap kekasih anaknya.
"Iya tan," ucap Alaska.
"Alea udah sadar," ucap Vero dengan senyum mengembang, tanpa pikir panjang Alaska langsung memeluk Vero dengan erat. Menyampaikan rasa senangnya pada ibu dari kekasihnya, bukan bukan, calon mertuanya.
"Al, nanti tante Vero gak bisa nafas. Di pukul Alea mampus lo," ucap Resti mengingatkan dan hanya dibalas cengiran oleh Alaska.
"Maaf tan," ucap Alaska.
"Iya gak apa-apa, sekarang kamu masuk aja. Alea mungkin nunggu kamu," ucap Vero, Alaska mengangguk kemudian melangkah untuk memasuki ruangan Alea. Namun, sebuah suara lagi-lagi menghentikan langkahnya.
"Kita ikut dong," ucap Alan.
"Enggak, gue dulu!" ucap Alaska kemudian meninggalkan teman-temannya yang merasa kesal.
Alaska membuka ruangan Alea dengan hati-hati, takutnya Alea sedang tidur. Senyum Alaska melebar ketika melihat Alea yang sedang terbaring sambil memejamkan mata, dugaannya benar, Alea memang tertidur.
"Hay," sapa Alaska dengan pelan, kemudian menggenggam satu tangan Alea dengan lembut agar sang empu tidak terganggu.
Namun, sentuhan lembut itu malah membuat gadis yang tengah terlelap, membuka matanya secara perlahan. Mencoba menyesuaikan manik matanya dengan cahaya ruangan.
Deg
Alea terkejut melihat Alaska yang sedang menatapnya dengan senyuman mengembang.
"Apa kabar?" tanya Alaska namun tak dijawab oleh Alea.
"A-alea, kamu gak apa-apa kan? Ada yang sakit?" tanya Alaksa panik.
"G-gak apa-apa kok," ucap Alea sambil tersenyum tipis.
Masih terkejut dengan Alaska yang tiba-tiba ada disampingnya, sambil menggenggam tangannya. Sekilas, Alea kembali mengingat saat dimana Alaska memeluk nya dengan erat sambil membisikkan kalimat yang mungkin sangat menyakiti hatinya. I love you.
Mengingat kejadian dimana dirinya menyalahkan Alaska tentang segala hal, meninggalkan Alaska demi pria lain. Tapi, itu semua memiliki alasan. Ucapan Alaska kala itu bukan membuat dirinya tersentuh, itu membuatnya sakit. Kata-kata Alaska diucapkan dengan sangat tulus, dan itu membuat dirinya semakin merasa bersalah. Bersalah karena menyakiti hati pria yang selalu menjadi alasan dirinya tersenyum. Kata-kata itu seakan besi yang menimpa Alea, ucapan yang keluar dari mulut Alaska seakan membuktikan jika Alaska sakit dan bahagia secara bersamaan. Sakit ketika Alea meninggalkan nya, senang ketika dirinya bisa mencintai dan dicintai Alea.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dangerous Alea(Hiatus)
Teen FictionWARNING!!! [MENGANDUNG KATA KASAR, KEKERASAN, DAN TERDAPAT PART YANG MEMANJAKAN MATA!!!) Pintar-pintarlah dalam memilih sebuah cerita untuk membaca!!! Happy reading:) Slow update🙂