Chapter 2

1.6K 167 12
                                    

Tepat pukul 8 malam, Krystal menjemput Rachel dan membawanya ke kelab yang kemarin malam dia datangi. Dengan gaun hitamnya yang super seksi, dia berjalan ke arah meja bar dan mulai memesan minuman yang dia butuhkan untuk meredakan rasa marahnya karena diputuskan dengan alasan yang paling tragis. Ini pertama kalinya dia diputuskan. Yeah, sejauh ini dialah yang memutuskan kecuali Bersama Ji Seok. Memang menyebalkan.

Memesan minuman vodka adalah hal yang biasa dilakukannya jika pikirannya sangatlah kacau. Dia tidak kuat minum, jadi setelah 3-5 gelas vodka, dia akan mabuk dan mulai melupakan semua masalahnya. Bangun di pagi hari juga akan membuatnya sangat segar. Itu sudah menjadi kebiasaannya.

Mabuk karena cinta, Krystal tidak peduli dengan itu. Dia pun mulai menghabiskan gelas pertama vodkanya dan berlanjut ke gelas kedua. Di samping itu, bartender mulai memberikannya camilan untuk menemani minuman vodkanya yang akan memabukkan.

"Ini sudah gelas kedua, kau yakin tidak ingin memberitahuku apa masalahmu?"

Krystal tersenyum dan memandang Rachel sambal berkata, "Kau akan menertawakanku."

"Aku tidak akan menahan diri jika itu lucu untukku."

Sambal menempelkan bibirnya pada pinggir gelas, Krystal berkata, "Ji Seok memutuskanku, dan dia akan menikah karena perempuan yang dia tiduri sedang hamil. Apakah itu cukup lucu untukmu?"

"Oh my God," seru Rachel, hampir tidak percaya.

Krystal hanya tertawa dan kembali menyeruput minumannya. "Apa kau pikir dia akan Bahagia?"

"Kau masih memikirkan bahagianya, Krystal? Are you crazy?"

"Yeah, why not? Dia lelaki yang pernah kucintai."

"Omong kosong dengan itu, faktanya dia mengkhianatimu. Kau harus mendoakan kematian bajingan itu."

"Aku sudah memberinya selamat, Rachel."

"Oh, c'mon, Krystal ...."

"It's okay," timpal Krystal, kemudian mulai menghabiskan gelas keduanya dan bersiap untuk gelas ketiga. "Aku bisa menemukan pria lain yang lebih baik darinya."

"Kau memang harus menemukannya. Secepat mungkin dan bawa dia ke pesta bajingan itu. Kau juga harus memberitahu bajingan itu bahwa kau tidak lagi virgin dan pria baru itulah yang merebutnya. Maka dia akan benar-benar kalah."

"Aku tidak memikirkannya sampai di sana," timpal Krystal lagi. Inilah Rachel dengan gaya balas dendamnya yang sudah biasa dilakukan banyak orang. "Tapi aku menyukai ide bahwa aku harus melepaskan kevirginanku ini pada seorang pria."

"Kalau begitu temukanlah di sini."

"Not tonight, Rachel," balas Krystal sambil menenggak habis gelas ketiganya dan mengambil gelas keempat seraya turun dari kursi bar untuk menari di lantai dansa. Krystal dengan lincah mulai menari, itu dilakukannya sampai gelas keempatnya habis. Dia buru-buru meninggalkan lantai dansa untuk mengambil gelas vodka kelimanya, tapi itu berakhir dengan dirinya yang tersungkur ke bawah karena linglung. Seorang pria langsung menolongnya dan tanpa melihat wajah itu, dia langsung berterimakasih serta kembali ke meja bar, dimana Rachel sudah menghilang menyisakan gelas minumannya. Sepertinya perempuan itu sudah turun juga ke lantai dansa.

Krystal kembali mengisi gelas kelimanya dan penglihatannya perlahan mulai buram, tapi dia masih berusaha untuk sadar. Dia mengangkat gelas vodkanya itu, berusaha untuk meminumnya, tapi entah tangan siapa itu, dia malah mengambil alih gelas Krystal dan menenggak habis minumannya.

Krystal kesal, tapi dia masih berusaha melihat siapakah pria yang berani merebut minumannya itu.

"Tuan Oh?" tanya Krystal di sela penglihatannya yang sedikit buram. "Apa yang kau lakukan di sini?"

My Father's FriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang