Pengalaman di masa SMA

5 1 0
                                    

Setelah kejadian kemarin, kedepannya ananta tidak begitu terburu-buru untuk mencari pengganti bella. Ananta lebih fokus untuk memperbaiki diri dan terus mengasah kemampuannya yang sekarang ia sedang berada dikelas IX.

Setelah beberapa bulan sesudah meninggalnya bella, kehidupan ananta tak banyak berubah. Ia masih menjadi anak yang pintar, bahkan ia masih menjadi siswa yang aktif diberbagai kegiatan sekolah.

Dan kelas IX pun dilewatinya dengan cepat. Tidak ada kenangan yang begitu berarti dikelas IX ini. Ananta lulus dengan nilai terbaik dari seluruh siswa yang kurang lebih ada 1000 orang.

Menjadi yang terbaik diantara 1000 orang bukan hal yang mudah. Dimana ananta terus banyak belajar demi menggapai cita-citanya. Tak jarang ia tidak pergi bermain bersama teman-temannya dilapangan, dan memilih untuk belajar.

Setelah lulus dari Sekolah menengah pertama, ananta melanjutkan pendidikan nya ke sekolah menengah atas favorit dikota nya yang dimana letak nya lumayan jauh dari rumahnya.

Namun semangat tak pernah pudar, ia malah semakin bersemangat untuk belajar dan belajar karena waktunya hanya tinggal tiga tahun lagi.

Ananta memang terlahir dari keluarga pas-pasan, bahkan bisa dibilang menengah me bawah. Namun urusan pendidikan, orang tua nya selalu menjadikan nya nomor satu. Mereka tidak ingin anak satu-satunya menjadi seperti mereka. Mereka ingin anak nya bisa mengangkat derajat kedua orang tua nya, bisa memperbaiki perekonomian keluarganya.

Beban berat pun ada dipundak ananta. Ia harus merealisasikan apa yang diinginkan oleh kedua orang tua nya.

Disekolah, ananta menjelma menjadi idaman para wanita. Selain kepintarannya, tampang yang lumayan pun melekat pada dirinya.

Tak banyak yang tahu bahwa ananta adalah anak dari seorang pengayuh becak dipasar. Karena ia bersekolah disalah satu SMA favorit dikotanya, yang dimana kebanyakan siswa-siswi nya terlahir dari keluarga menengah ke atas.

Tapi profesi sang ayah tidak membuatnya minder. Ia malah bangga, karena kedua orang tua nya sangat bangga padanya.

Di sekolah yang sekarang, ananta tergabung bersama rekan-rekan barunya di kelas IPA. Berbeda dengan asep yang tergabung dikelas IPS. Tentu setelah memasuki masa SMA ini, banyak sahabat seperjuangan yang sudah harus memikirkan kehidupannya kelak. Sama seperti ananta dan asep.

Ananta masuk ke kelas IPA karena memang passion nya disitu, sedangkan asep, ia pernah bercerita pada ananta ingin menjadi ahli hukum. Semoga dengan tergabung nya ia dikelas IPS, bisa menjadikannya ahli hukum terbaik dijagat ini.

Disini, di SMA NEGERI PALIANGAN 1, ananta kembali menjadi sisiwa yang aktif. Dimana ia tergabung dengan organisasi Warrant atau pecinta alam.

Tapi pengalamannya jatuh sakit karena terlalu banyak kegiatan saat di SMP dulu tak ia ulangi lagi. Ia hanya mengikuti satu organisasi, yaitu warrant.

Tentu ini pengalaman baru, namun ia tak banyak beradaptasi karena warrant hampir mirip dengan eskul pramuka. Ia hanya tinggal menyesuikan dengan kegiatan-kegiatan yang diadakan.

Awalnya ananta mengajak asep untuk ikut bergabung dengan nya di warrant. Namun asep yang saat itu sudah bergabung dengan eskul PP atau Paliangan Pers menolak ajakan ananta mentah-mentah.

Di warrant sendiri ini, ternyata banyak siswa-siswi yang bergabung. Mulai dari murid baru kelas 10 yang terlihat masih segar-segar hingga kakak kelas yang terlihat begitu amat sangat sangar. Bahkan ananta sempat kaget melihat bang Togar, salah satu anggota warrant kelas XII yang terlihat seperti pemuda usia 20 tahun ke atas karena memang badannya yang kekar. Namun ternyata semua itu ia dapati karena ia adalah anggota warrant aktif yang selalu mengikuti kegiatan-kegiatan warrant yang memang kegiatan nya berkaitan dengan alam.

Ketika Cinta BerkataTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang