kenapa?

4.6K 236 33
                                    

"apa tujuanmu?"

Naruto tersenyum, atau lebih tepatnya menyeringai. ditodong oleh pertanyaan ketika dirinya baru saja selesai memakai pakaian bukan suatu hal yang menyenangkan bukan?

"kau terlalu tegang orang tua..." desis pria pirang itu sambil berbalik menatap lurus sosok pria paruh baya yang memiliki ciri fisik sepertinya itu yang sekarang tengah berdiri didepan pintu.

"jika kau datang hanya untuk menuntut permintaan maaf atau rasa penyesalan, maka kau salah besar..."

"aku tidak akan pernah menyesalinya! karena apa yang aku lakukan itu benar, dan kini kau pun pasti tahu!" balas Minato sambil menatap sosok putranya itu.

Naruto mendengus,

"tampaknya usia sama sekali tidak mengubahmu, orang tua... tidak ada bedanya dirimu dengan yang dulu... sikap egoismu itu.."

Naruto melangkah pelan.

"seolah-olah kau masih memiliki kuasa untuk bersikap demikian.." desisnya pelan dengan nada berat.

"dan aku sangat mengerti itu, kebencian yang kau tanam itu betul-betul sangat bekerja..."

Tap!

"tetapi kau harus tahu bahwa perbuatanmu itu sangat salah, dari segi manapun, dan aku hidup dengan kebencian itu!"

Minato agak mengadah, demi melihat sosok itu.

"bisnismu sekarang tidak akan mampu mempengaruhiku, orang tua!" desis Naruto pelan,

"aku bisa saja melakukan apapun sekarang, bahkan sangat mudah untuk menghancurkan keluarga ini beserta seluruh asetnya!"

"jadi, jangan pernah bermain-main denganku, aku bukan lagi bocah lemah yang dahulu dalam genggamanmu!" ujarnya lagi sambil menatap pria paruh baya itu dengan sorot dingin nan berbahaya.

saphire bertemu saphire.

Minato tersenyum.

"jika hanya menjadi seorang tentara saja sudah membuatmu besar kepala, bagaimana jika seandainya lebih?" balas Minato terkesan mengejek.

Naruto diam, tatapannya sekarang betul-betul datar.

"kita lihat, apa yang bisa dibuat oleh seorang tentara..." balas Naruto dingin.

xXx

"Kyuu-chan.." ujar Itachi lembut sembari mengusap surai lembut wanitanya itu.

"kau tidak apa-apa? kenapa murung begitu?" tanyanya cemas.

Gadis itu menggeleng,

"tidak apa-apa, Itachi-kun.." balas Kyubi sambil tersenyum kearah tunangannya itu.

Itachi tersenyum lembut.

"tetapi, aku betul-betul baru tahu, kalau kamu memiliki seorang adik laki-laki.."

kyuubi terdiam.

Itachi bisa menangkap sesuatu dari sikap gadisnya itu.

"tidak apa-apa, aku akan menunggumu untuk membicarakannya nanti!" balasnya sambil kembali mengusap lembut kepala kyuubi.

"sekarang beristirahatlah, aku dan yang lainnya akan kembali besok!" ujarnya lagi sambil mengecup kening gadis berambut merah itu, yang dibalasi anggukan.

xXx

"Naruko-chan, apa itu tadi benar-benar Naruto?" ujar Sakura di ikuti pandangan ingin tahu dari yang lainnya.

"a-aku belum tahu..." balas Naruko jujur, gadis berambut pirang itu betul-betul ingin segera pergi dari teman-temannya itu.

"tetapi serius jika itu betul-betul Naruto maka aku akan langsung menandainya!" ujar Ino dengan mata bebinar-binar.

"dia tampan sekali dan juga juga, hot~" ujarnya lagi sambil tersenyum tidak jelas sambil menjilat bibirnya sendiri.

"Ino! apa-apaan kau, ingat kau sudah ada Sai!" balas Sakura emosi sambil menatap nyalang sahabat bersurai pirang pucatnya itu.

"kenapa? kau iri?" balas Ino sengit, tidak terima.

"kau ini..."

jemari Sakura terkepal erat.

"lihatlah para gadis-gadis ini, hanya karena seorang pria bisa menjadi gi-"

"Diam kau, Kiba!!" sentak Sakura-Ino, kompak.

"o-ok.." desis pria cokelat jabrik itu sembari mundur pelan-pelan.

"hey kalian, lebih baik segera pulang! kasihan Naruko-chan, dia mungkin sangat lelah sekarang!" ujar Ten-ten menengahi.

"ah, gomen-ne Naruko-chan..." ujar Sakura sambil menatap tidak enak sahabatnya itu. Ino mengangguk.

Sementara Naruko terlihat melamun, sebelum sebuah jentikan dikeningnya.

"aw-te-teme?" balas Naruko kaget, sambil memandangi teman-temannya yang kompak tengah menatapnya itu.

"hn, dobe..." balas Sasuke datar.

"sebaiknya kau istirahat Naruko-chan, kami juga akan segera pulang!" ujar Sakura lagi.

"iya.." balas Naruko sambil tersenyum.

"terimakasih sudah datang."

xXx

Minato masih duduk dikursinya itu, pembicaraannya dengan putranya itu masih terbayang olehnya.

diliriknya jam yang sudah menunjukkan pukul dini hari itu, sebelum deringan telephonenya menyentakkannya.

"pip!"

["Tuan Namikaze-sama saya sudah mendapatkan informasinya!"]

"bagus, sebutkan!" balas Minato sambil berdiri, moodnya membaik.

["dia bukan prajurit biasa, Namikaze-sama, dia seorang Perwira!"]

Alis Minato terangkat.

"Perwira?" desisnya kebingungan.

["iya, itu adalah strata tertinggi dalam militer!"]

["dan sekarang dia menjabat sebagai wakil komandan pangkalan militer AS untuk wilayah jepang!"] ujar suara ditelephone itu lagi.

Minato terdiam, kedua kelopak matanya melebar pelan.

["koneksinya itu sudah antar negara, dia bukan pejabat militer biasa!"]

["apalagi dia memegang jabatan yang sangat berpengaruh, salah-salah sedikit ini akan langsung menimbulkan efek antar negara!"]

"tapi dia masih muda, bahkan serasa kemarin dia pergi dari rumah ini.." ujar Minato tidak percaya, pikirannya serasa buntu sementara.

["memang tuan, tetapi karirnya sangat luar biasa! bacgroundnya juga tidak main-main, tetapi dari satuan elit, pasukan khususnya Militer Amerika dengan segudang prestasi gemilang!"]

["dan lagi dia sendiri yang meminta untuk ditugaskan dipangkalan amerika di jepang ini, dia bisa saja di Markas besar, tetapi kenapa? bukankah ini aneh, Tuan Namikaze-san? saya juga menemukan beberapa artikel mengenainya dari media eletronik!"]

["seolah-olah dia ingin berbuat sesuatu secara legal disini, karena memang jepang adalah domainnya, dan dengan jabatannya sekarang sangat mudah baginya untuk mengendalikan sesuatu!"]

keringat dingin mengaliri pelipis pria paruh baya itu. dengan nalarnya, Minato cukup bisa membayangkan betapa berbahayanya anaknya itu sekarang.

"apa kau bisa mengirimkan lebih detail informasinya?" balas Minato pelan.

["Maaf tuan, informasi ini saja hanya saya dapatkan dari wiki*dia! semua hanya informasi umum. anda sendiri bisa mengaksesnya di internet!"]

Minato kembali terdiam.

.
.
.
TBC..

Road To CommanderTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang