Suasana ditempat itu seketika heboh, pekikkan tertahan dari para wanita terdengar disetiap sudut.
Pria itu sendiri terlihat masih dengan posisi yang sama, berdiri dengan pandangan lurus kearah dua sejoli yang tengah berdiri di pelaminan itu.
Dan pekikan kekaguman itu kian nyaring, tepat setelah pria berambut pirang itu menurunkan kacamata hitamnya, yang menampilkan sepasang manik saphirenya yang mampu membuat siapapun terpesona.
Ya, siapa pula yang tidak terpesona melihat seorang pria gagah bersurai pirang, dengan tubuh tinggi tegap, kekar dan berotot, yang semakin tercetak jelas dari kaos hitam ketatnya itu.
belum lagi wajah tampannya dengan bentuk rahangnya yang kokoh, dan sorot matanya yang tegas namun lembut disaat bersamaan. terasa jelas aura kebapakan, dan sifat bertanggung jawabnya yang menguar (?) dari tubuhnya. Betul-betul tipe suami idaman.
"Astaga, Tampannya...", jerit seorang wanita yang berada dipojok sana, dengan kedua mata kerlap-kerlip kayak bintang dilangit malam (?) Dan diaminkan oleh puluhan wanita lainnya yang berada disekelilingnya.
Disisi lainnya,,
"Wow, aku tidak menyangka, anda akan mengundang pejabat militer, di pesta pertunangan ini! Anda betul-betul hebat, Namikaze-san!" ujar pria gendut dengan rambut merah panjangnya itu.
"Hm?" dengusnya kebingungan.
" Namikaze-san?" panggilnya sambil menoleh kearah pria pirang itu.
Yang ditanya sendiri terlihat terdiam dengan ekspresi campur aduk yang ketara diwajahnya. Fugaku tampak terdiam sambil menatap sang calon besan.
Sedangkan diujung tempat itu,
"Waaahhh..." lirih Kiba dengan mulut ternganga.
"Kyaaaa! Gantengnyaaaa!" jerit Ino histeris.
Sakura dan yang lainnya hanya terdiam dengan ekspresi kagum diwajah mereka.
Sedangkan Naruko? Gadis manis itu terlihat syok, dengan pipi kemerahan yang ketara dikedua pipi putihnya.
Disisi pelaminan,,
"Kyuu-chan?! Kau tidak apa-apa?", tanya Itachi sambil menatap cemas kearah wanita cantik yang tengah digandengnya itu.
Sedangkan sang tunangan sendiri terlihat berdiri termenung, sibuk dengan pikirannya sendiri.
Disudut lainnya,,
"Gagahnya...", lirih Mikoto tepat disamping Kushina, yang terlihat terdiam. Sorot matanya yang semula terkejut, perlahan meredup, dan menyendu.
Suasana yang dihiasi jeritan, dan decakan kekaguman itu terus berlansung beberapa menit, hingga deringan nada dari sebuah ponsel, bergema ditempat itu.
Sadar itu dering ponselnya, pria berbadan tegap itu lantas meraih ponselnya yang terletak disaku samping, celana lorengnya itu.
"Pip!"
[Oi Naruto! Kenapa kau tidak bilang, bahwa kau akan cuti?]
KAMU SEDANG MEMBACA
Road To Commander
FanficDiremehkan, dipandang sebelah mata, dan diacuhkan, membuat dirinya muak!/ ajakan sang teman menjadi satu-satunya pilihan baginya untuk keluar dari kondisi tersebut!/ dia pergi meninggalkan semuanya, pergi menemui takdirnya/ dan sekarang inilah dia...