"Kau bisa mengubah segalanya tapi kau tidak bisa mengubah tempat dan waktu kamu meninggal"
🍃
"Hikss, bacan kangenn hiks" ucapku yang sedang berada di samping nisan dan memegang batu nisan tersebut.
"Ikhlasin ya? Bacan udah tenang disana" ucap seorang perempuan yang berada tepat disampingku menggunakan baju berwarna hitam putih dan kerudung berwarna hitam. Dia adalah bunda Khodijah. Ibunda kandung dari bang ican dan tetangga sebelah rumahku
"Hiks bundaaaa,,,, Nia kangen sama bacan" Ucapku terhadap bunda dan langsung memeluk bunda Khodijah
"Ikhlasin ya na, jangan nangis terus kasian bacan disana" ucap bunda yang berusaha untuk menenangkan ku
"Hiks bun tapi Nia kangen bun ama dia. Nia belum bisa bun buat ikhlasin dia bun" ucapku yang sedang memeluk bunda dan menangis kencang
"Nia. Bunda paham kok, tapi kamu coba ikhlasin bacan ya. Bacan pasti sedih kalau liat kamu sedih gini, kamu nggak mau kan kalau bacan sedih disana?" ucap bunda yang sedang memelukku
"Hiks enggak bun, Nia nggak mau! Bacan nggak boleh sedih!" ucapku sambil terus merengek seperti anak kecil yang sedang meminta permen kepada ibunya
"Udah ya jangan nangis lagi, sekarang kita pulang kerumah bunda khodijah mau nggak? Bunda tadi masak masakan kesukaan kamu" Ucap bunda yang sedang melepas pelukannya dan memberikan senyuman di wajahnya
"Mau bun! Ayo kita pulang!" ucapku dengan semangat dan mencoba untuk bangun
"Oh iya nia tadi kesini sama siapa?" ucap bunda penasaran
"Nia? Tadi nia kesini sama supir! Soalnya ayah gabisa jemput lagi" jawabku
"ouh yaudah bareng aja sama supir nia, soalnya tadi bunda naik taksi ke sini nya" ucap bunda
"Iya bun gapapa, kebetulan supir nia belum pulang kok" Ucapku dengan senang
"Yaudah nanti bunda Khodijah bilangin ke bunda kamu ya kalau kamu mau main ke rumah bunda" ucap bunda Khodijah
"Ahh iya bun, makasih ya bun udah di izinin ke bunda hehe" ucapku dengan menunjukkan gigi rapih yang berderetan dan mencoba berjalan di depan bunda
"Iya sayang, gapapa kok lagian juga kan kamu udah bunda anggap sebagai anak bunda ini" ucap bunda dengan tangan kanannya di atas lalu mengacak-ngacak rambut ku
"Hehehe, yaudah yuk bun kita naik terus ke rumah bunda!" Ucapku lalu membukakan pintu mobil untuk bunda dan segera menyusulnya masuk
"Ouh iya gimana tadi di sekolah?" ucap bunda penasaran
"Ya begitu, biasa aja kok. Nggak ada yang seru" ucapku
"Kenapa nggak ada yang seru?" tanya bunda yang semakin penasaran
"Ya gimana ya bun orang namanya juga baru masuk kan ya. Terus belum lagi harus ada mos lah ini lah itu lah. Ahh bosen bun!" ucapku dengan kesal
KAMU SEDANG MEMBACA
The Love Triangle (Short Story)
RandomSemua berawal dari Dia! Kalau dia tidak hadir dalam hidupku semuanya tidak akan menjadi seperti ini!