Prolog

24 3 1
                                    

'Temu & kenal'
Semua berawal dari pertemuan dan perkenalan. Tanpa adanya pertemuan dan perkenalan kau tidak akan memiliki sahabat, pacar atau orang-orang terdekat lainnya.

🍃

Pagi itu pukul 06:00 di sebuah rumah terdapat satu keluarga yang sedang berkumpul di ruang makan dan sedang sarapan bersama.

"Na... Nanti kamu mau berangkat ama siapa?" Tanya seorang laki-laki berusia 40 tahun bertubuh tinggi dan memiliki kumis serta jenggot yang sangat tipis, ia adalah kepala keluarga di rumah tersebut.

"Pak iwan ada nggak?" Tanya seorang anak perempuan bertubuh tinggi, mempunyai kulit putih berwarna putih susu, dengan rambut hitam tebal lurus dan ikal di ujung rambut. Ia bernama DANIA MELYANTA PUTRI anak pertama dari keluarga Demian

"Pak iwan nganter ayah na" Ucap ayah kepada Dania dengan tangan yang sedang memegang roti tawar berselai coklat

"Yaudah Dania berangkat bareng ayah aja. Ayah juga nanti mau sekalian nganter sisil kan ya?" Tanyaku kepada ayah dengan tangan ku yang sedang meraih segelas susu putih yang berada di depan ku

"Ayah mah selalu nganter sisil kali kak" Ucap seorang anak perempuan berusia 12 tahun yang tingginya 120 centimeter, bertubuh kurus, memiliki kulit berwarna seperti coklat susu dan berambut ikal panjang. Ia bernama Sisil adik kandung Dania dan anak kedua di keluarga Demian.

"iya iya tau kok" Ucapku sembari menyimpan gelas yang telah ku pegang tadi.

Setelah selesai sarapan aku pun segera bergegas untuk mengambil tas dan memakai sepatuku. Semua telah selesai kini aku segera bergegas menghampiri ayah, Sisil dan ibu.

"Udah selesai?" Ucap ibu kepadaku sambil memberi sebuah kotak bekal untukku

"Iya bun udah" Ucapku dengan menerima kotak tersebut dan memasukkannya ke dalam tas.

"Yaudah yuk kita berangkat" Ucap ayah yang sedang merapihkan dasinya.

"Yaudah bu, kita berangkat sekarang ya bu" Ucapku lalu meraih tangan ibu dan menyalaminya

"yaudah hati-hati di jalan ya" Ucap ibu dengan senyum yang mengembang di wajahnya.

"Ayah berangkat sekarang ya bu. Ibu hati-hati di rumah" Ucap ayah yang sedang menyalami ibu.

"Ibuuu. Sisil berangkat sekarang ya bu bareng kak diana sama ayah" Ucap sisil yang sedang memakai sepatunya.

"Iya! Hati-hati ya!" Ucap ibu yang sedang menyimpan bekal sisil ke dalam tasnya.

Akhirnya kita pun menuju parkiran dan menaiki mobil. Sepanjang perjalanan tidak ada kata yang keluar dari kita bertiga hanya ada keheningan dan suara kendaraan bermotor yang berlalu-lalang di pinggir mobil kami.

Tak lama mobil yang dikendarai oleh ayah telah tiba di sebuah SMA BIMA NUSANTARA sekolah favorit yang ada di kota ku. Aku pun berpamitan kepada ayah dan menuruni mobil.

"Yah. Aku sekolah dulu ya" Ucapku lalu menyalami ayah dan memakai tasku

"Iya. Belajar yang bener ya! Jangan nakal di sekolah!" Ucap ayah dengan senyum yang mengembang di wajahnya.

"Kak Diana mah kalau ga di kasih tau ga bakalan di jalanin yah!" Ucap Sisil yang sedang meledekku sambil tertawa terbahak-bahak.

"Sisil... Yaudah Diana turun ya yah. Ayah hati-hati di jalan!" Ucapku yang sedang menatap sinis Sisil lalu keluar dari mobil dan segera pergi secepat mungkin.

Dengan menggunakan pakaian berwarna putih biru dengan rok yang panjangnya selutut dan baju putih yang panjangnya sesikut aku pun memasuki gerbang tersebut dengan hati gembira. Hari dimana akan ada suasana sekolah baru, sahabat, serta guru baru yang akan menemani setiap hari-harinya nanti di sekolah.

Baru 10 langkah diriku memasuki gerbang tiba-tiba ada laki-laki bertubuh tinggi, kurus dan berbadan putih memanggil ku.

"Ana!" Ucap laki-laki tersebut yang sedang berjalan cepat menuju arahku. Aku pun berhenti dan menunggu dia berada tepat di samping ku.

'Dia adalah Banu. Kakak kelasku selama di SMP. Kenapa aku bisa kenal dia? Karna dia satu-satunya orang yang memanggilku dengan sebutan ANA!"

"Kak Banu! Kakak ngapain disini? Bukannya libur ya?" Tanyaku kepadanya.

"Ngapa in aja boleh dong. Lagipula bebas kan? Nggak ada larangan buat ke sekolah?" Tanya nya kepadaku agar aku tidak bisa mewawancarainya saat ini.

"Yaaaa masa begitu? Disaat orang lain memilih rumah buat tidur nah ini malah ke sekolah coba? Udah kayak orang gabut aja" Ucapku dengan kalimat meledek.

"Bisa aja nih si bocil! Udah lah Na kamu ikut kumpul sana! Nanti di marahin loh sama ketos!" Ucapnya yang seolah olah mengusirku agar aku tidak mengganggunya

"Eitssss masih jam berapa ini coba? Belum ada jam 7 kan? Terus kenapa nyuruh buat ngumpul? Pengumumannya juga belum ada? Apa jangan-jangan emang berniat mau ngusir ya? Ehhh kalau ngusir kenapa tadi manggil coba? Aneh emang nih manusia satu!" Ucapku dengan panjang tanpa ada yang dapat memberhentikan kalimat ku tadi.

"Nyesel manggil kamu na! Ya gapapa sih cuma takut aja gitu. Lagipula kan kamu murid baru nih. Ya takutnya nanti di bilang gini "MASA ANAK BARU UDAH BERANI TELAT SIH?! MAU JADI APA KEDEPANNYA?!" mau gak kamu digituin?" Ucapnya dengan keadaan seolah-olah sedang memarahi ku

"maaf pak ketos! Saya akan segera mengumpul bersama dengan sahabat saya dan pak ketos bisa pergi dengan tenang sekarang!" Ucapku meledek lalu lari meninggalkan kak Banu sendirian di depan gerbang

"Anaaaaa! Jangan lari kamu! Yakali dosa udah se gunung lebih di doain supaya pergi dengan tenang!" Ucapnya marah

Aku yang sedang berjalan pelan pun tertawa melihat kelakuan kak Banu seperti itu. Sehingga saat aku sampai di lapangan pun masih saja tertawa jika ingat kejadian tadi. Namun, aku harus bertindak semaksimal mungkin agar aku tidak di bilang orang gila oleh semua murid yang ada disini. Aku pun duduk dengan tenang di sebuah kursi panjang yang berada di lapangan. Tak lama kemudian ada sebuah pengumuman yang memberi perintah kepada seluruh murid baru agar segera berkumpul di lapangan sekolah.

Aku yang baru saja duduk segera berjalan menuju lapangan dan ikut berbaur dengan teman-teman yang lain. Disini aku mengenal banyak teman. Setelah aku berkenalan dengan sebagian orang tak lama salah satu anggota osis menghampiri kami.

"Heh!" ucapnya yang sedang menegur kami karna tidak memperhatikan perkataan guru yang berada di depan.

"Kalian murid baru! Jangan bikin masalah! Perhatiin guru yang di depan! Sekali lagi kalian bercanda! Kaka hukum kalian" ucapnya dengan tegas lalu pergi

"Ck! Tuh kakel ngeselin banget sih! Bakalan aku notif sebagai kakel ngeselin! Dan bakalan aku masukin ke dalam buku orang-orang yang tidak boleh di dekati!" Ucapku kesal

"Sttt Diana.. Mending sekarang diam dah! Nanti kalau di hukum kan bahaya!" Ucap Sabrina menegurku

"Iya-iya"

🍁

Ini adalah awalan. Awal dari semua kisah! Dan kau tidak bisa merubah ini semua! Yang kau bisa adalah menjalaninya dengan ikhlas

The Love Triangle (Short Story)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang