Be happy
.
.
.
"Apa kamu sudah gila?! Sudah kehilangan akal?! Cepat selesaikan pekerjaanmu! Jangan terlalu banyak menganggur!"
"Kau memang kutu beras! Hanya merugikanku!"
"Tidak becus! Kukira kau bisa diandalkan, ternyata kau hanyalah ngengat!"
Cukup! Ini sudah keterlaluan. Katakan siapa yang tahan dengan serentetan umpatan yang menghujam setiap waktu? Yoongi membanting vas bunga dengan mulusnya ke lantai marmer sebuah perusahaan yang membuat hidupnya seperti di neraka.
Tidak hanya itu, ia juga menginjak-injak setumpuk berkas penting yang tadinya akan ia serahkan pada sang atasan yang saat ini menampilkan wajah syok di hadapannya. Yoongi mengoyak berkas itu hingga tidak berbentuk sama sekali. Ia sudah terlalu muak melihat wajah tua bangka atasannya yang mirip badak. Ditambah lagi ia harus setiap saat mendengarkan umpatan-umpatan tanpa alasan melayang padanya yang bahkan jarang sekali melakukan kesalahan. Sekali lagi siapa yang akan tahan dengan hal semacam itu?
Yoongi, pemuda manis pemilik senyum gusi yang memikat, punya alasan yang kuat untuk melakukan semua itu. Sebelumnya, Yoongi adalah pemuda yang patuh, menghormati atasannya dan memilih diam daripada harus mengeluarkan banyak tenaga walaupun sekadar membuka mulut demi melayangkan protesan, namun itu sebelum ia menyadari bahwa dirinya sudah terlalu banyak dimanfaatkan tanpa dihargai. Bukan hanya itu, Yoongi juga seringkali dijadikan objek kemesuman si tua bangka yang sepertinya sudah mendarah daging.
Yoongi sampai sekarang masih tidak habis pikir mengapa ia baru berani bertindak dan kenapa tidak dari pertama ia menyadari tingkah atasannya yang sangat memuakkan dan keanehan orientasi seksualnya. Ayolah mereka sama-sama seorang pria. Mengapa seorang pria harus tertarik dengan pria yang lain? Yoongi tahu banyak orang di luar sana yang menyukai sesama pria, tapi ia tidak pernah membayangkan bahwa dirinya akan mengalami hal semacam itu. Pada akhirnya Yoongi dengan kesabaran di ambang batas, melakukan sesuatu yang menakjubkan dengan membanting vas yang tidak berdosa dan menghancurkan setumpuk berkas sialan yang telah dikerjakannya.
Yoongi menampilkan senyum miringnya yang sinis. Ia sangat senang melihat wajah tebal atasannya yang syok berat atas apa yang barusaja Yoongi lakukan. Yoongi yang pemberontak akhirnya terbangun kembali setelah hibernasi begitu lama.
"BANGSAT! SIALAN! JALANG! APA YANG KAU LAKUKAN! PEGAWAI TIDAK BERGUNA! KAU KIRA ITU BERKAS APA HAH?! AKU BISA RUGI BESAR KARENA KAU DASAR RUBAH SIALAN!", lantas kata-kata kasar itulah yang ia dapatkan dari mulut laknat orang yang sedang melotot pada pemuda pemilik marga Min.
Sekali lagi Yoongi tersenyum sinis. "Sudah cukup aku bersopan santun padamu selama ini. Kau kira aku akan diam saja dengan semua yang selama ini kau lakukan padaku? Huh tidak lagi. Persetan dengan berkas sialan itu. Kau bisa membuatnya kembali kan? Kau yang paling bisa. Iya kan?"
"KAU BERANI PADAKU?! CEPAT BUAT ITU LAGI ATAU KAU AKAN KUPECAT SEKARANG INI JUGA!".
Yoongi terkekeh lalu melemparkan surat bertajuk pengunduran diri tepat ke wajah murka sang atasan. "Tanpa kau repot-repot memecatku, aku sudah mengundurkan diri dengan senang hati. Sejujurnya aku sangat muak melihat wajah tuamu yang menjengkelkan setiap hari".
"MIN YOONGI!"
Yoongi berdecak. "Wow kurasa kau barusaja menyebut namaku dengan benar", ucap Yoongi sarkas. Sengaja ia menyindir, toh orang tua pemegang jabatan sebagai CEO perusahaan yang hanya selebar daun kelor bukanlah orang yang pantas untuk dihormati. Yoongi meludah sebelum ia memilih beranjak dari tempat terkutuk yang selama ini mengungkung dirinya. Yoongi muak sekali.
Ia sadar kelakuannya kali ini mungkin akan mempersulit dirinya sebab si tua bangka 'mantan atasannya' punya koneksi begitu banyak dengan perusahaan-perusahaan lain. Bisa saja Yoongi tidak akan pernah diterima jika melamar pekerjaan di perusahaan manapun dan berakhir dengan menganggur seumur hidup.
Yoongi menghela napasnya kasar dan melempar semua atribut perusahaan yang selama ini menjadi identitas dirinya ke sungai Han, seolah semua yang dilemparnya adalah barang-barang kutukan yang harus segera dienyahkan.
"HAAAAAAAAAHHHHH PERSETAN DENGAN SEMUA INI!!!", teriak Yoongi di tepi sungai Han dengan sesekali melempar batu kecil yang seolah-olah menjadi media perantara untuk memindahkan semua kekesalannya dan membuangnya ke tengah-tengah sungai, menimbulkan gelombang kecil yang membulat dan kian melebar di tepinya. Toh sungai Han sedang sepi. Tidak ada seorangpun kecuali dirinya saat itu, jadi Yoongi bebas berteriak tanpa takut ada orang yang terganggu atau mengumpatinya.
"TUA BANGKA TIDAK TAHU DIRI! HOMO! KUSUMPAHI PERUSAHAANMU AMBLAS DALAM TANAH BIAR TAU RASA!!"
Yoongi mendaratkan pantatnya ke rerumputan dengan napas yang sedikit tersengal, lalu terkekeh setelahnya. Berteriak memang pereda emosi yang manjur, dan sungai Han saat senja merupakan tempat yang tepat untuk melakukannya. Ia baringkan tubuhnya dengan kedua tangan sebagai bantalan, memandangi matahari yang sedikit lagi akan tenggelam dalam peraduannya.
Sungguh nyaman dan menyenangkan ketika ia merasakan pipinya ditampar-tampar lembut angin dingin yang membuai. Tangannya terulur ketika ia melihat seekor kunang-kunang yang kebetulan terbang di atasnya. Yoongi tersenyum ketika kunang-kunang itu dengan mudahnya hinggap di ujung telunjuknya. Indah sekali.
"Hei, apa kau barusaja kehilangan pekerjaanmu? Kenapa kau sendirian di tepi sungai Han?", Yoongi merasa dirinya sudah gila karena berbicara dengan seekor kunang-kunang, tapi dia malah senang. Tentu saja Yoongi masih waras, tapi ia tetap melanjutkan celotehannya yang terdengar ngawur.
"Kau tahu? Aku pengangguran sekarang", Yoongi terkekeh, menikmati acaranya. "Mungkin akan berlangsung selamanya. Entahlah setelah ini aku bisa hidup atau tidak, aku juga tidak tahu. Tapi kau", Yoongi berhenti sejenak, dipandanginya kunang-kunang yang masih setia menempeli telunjuknya. "Mau berteman denganku?".
"Hehehe, akan kuberikan kecupan untukmu sebagai tanda kita sudah berteman", kali ini Yoongi memang benar-benar sudah gila. Ia benar-benar melakukan apa yang diucapkannya, namun anehnya kunang-kunang itu tetap setia ditempatnya ketika Yoongi membawanya ke bibir dan mulai melayangkan aksinya. "Hei, terima kasih karena kau mau berteman denganku. Kau kunang-kunang yang aneh", Yoongi tertawa, matanya yang sipit menjadi lebih sipit bak bulan sabit yang mulai muncul malu-malu.
"Tentu saja...".
Yoongi membelalakkan matanya. Barusan ia mendengar seseorang berbicara dengan suara husky. Ia spontan menegakkan punggungnya, menoleh ke sekeliling, mencari siapa gerangan yang baru saja berbicara.
Nihil.
Tidak ada siapapun kecuali dirinya sendiri dan seekor kunang-kunang di telunjuknya. Atau ia tadi berhalusinasi? Yoongi menggeleng. Rasanya ia benar-benar mendengarnya, suara husky yang begitu dekat.
Jangan-jangan hantu sungai Han? Mendadak bulu kuduk Yoongi merinding. Ia bukan orang penakut, tapi jika memikirkan bahwa sungai Han seringkali di pilih untuk membuang abu orang mati, kemungkinan keberadaan hantu juga menjadi masuk akal.
Baru saja ia berpikir tentang hantu di sungai Han, tiba-tiba retina nya menangkap cahaya yang berpendar menyilaukan yang ternyata berasal dari kunang-kunang di telunjuknya. Pada detik berikutnya, Yoongi dibuat syok dengan mata yang membelalak sempurna karena dengan tiba-tiba kunang-kunang tersebut berubah menjadi sesosok yang ia yakini berjenis kelamin laki-laki di atasnya dengan hidung yang hampir menyentuh hidung miliknya. 'Halusinasi. Ini pasti halusinasi', pikir Yoongi.
"Bernapaslah... ", kata sosok itu dengan suara husky yang tadi Yoongi dengar, membuatnya tersadar bahwa dirinya sudah kehabisan pasokan oksigen karena menahan napas.
Yoongi ambil napas banyak-banyak dengan sedikit memundurkan wajahnya dari wajah sosok itu. Tidak ada lima detik ketika tengkuknya tiba-tiba ditarik mendekat dengan sosok itu yang tiba-tiba memiringkan wajah dan menempelkan bibirnya ke atas bibir milik Yoongi. Mereka berciuman dan terasa sangat nyata bagi Yoongi.
Bagaimana bisa?
Tbc..
Ketika aku tidak bisa mengungkapkan apa yang kurasa, aku menuangkannya di sini😕