Chapter 2

358 44 6
                                    

Hallo~~~

Happy reading hehe :")


.

.

.


"Ini pesta macam apa si, Hob", Yoongi memegang kepalanya, pusing. Ini tidak sesuai dengan harapan Yoongi. Pesta Hobi benar-benar bukan semacam pesta ulang tahun biasa.

Hobi yang ditanya pun berdecak dan mendengus kesal. "Bodoh, aku juga tidak tahu. Ini semua Namjoon yang mengatur. Kau tahu sendiri kan? Dia agak gila, uh", Hobi yang katanya bintang utama di pesta ulang tahunnya sendiri malah berada di sudut ruangan bersama Yoongi, memijat pelipisnya yang berkedut dan serasa akan pecah.

Yoongi yang sempat mengetuk-ngetukkan kepalanya ke meja, lalu mendongak menatap Hobi dengan pandangan tidak percaya. "Namjoon?", pria manis itu memutar bola matanya jengkel. "Kakakmu memang benar-benar harus di bawa ke psikiater".

Yoongi jatuhkan lagi kepalanya di meja tinggi dengan tangan yang terjuntai lemas, menyebabkan pipi kirinya yang putih mirip dumpling tergencet di antara meja. "Hobi, ini seperti neraka", si manis kemudian menghela napasnya. Yoongi ingin segera keluar dari ruangan yang menurutnya sangat terkutuk itu, tapi ketika dilihatnya tidak ada jalan keluar yang aman, Yoongi terpaksa memilih bersembunyi dan duduk di tempat yang paling tidak diminati. Untung saja Hobi dengan mata tajamnya berhasil menemukan Yoongi yang keadaannya tidak jauh berbeda dengan dirinya, persis sebelum beberapa lelaki hendak mendekati Yoongi dan memilih mundur berkat kedatangan sang anak konglomerat, si bungsu Jung.

Bagaimana tidak? Awalnya Yoongi tidak merasa aneh dengan pesta yang berjalan seperti biasa. Jimin yang mengajaknya juga berkata benar bahwa di pesta Hobi memang banyak orang-orang penting yang datang. Maklum, keluarga Jung adalah keluarga kaya pemilik perusahaan Jung Corp yang hartanya bahkan tidak akan habis tujuh turunan, tapi suasana tiba-tiba berubah setelah acara inti, yaitu tiup lilin Hobi selesai dilakukan.

Yoongi terbelalak kaget ketika beberapa wanita berpakaian kurang bahan bahkan belum layak disebut pakaian dan beberapa pemuda manis bersandang uke tiba-tiba datang. Mereka tanpa ragu langsung bergelayut manja pada tamu-tamu yang menjadi target. Dan ruangan pesta seketika disulap menjadi club dadakan, lengkap dengan lampu disko berkelap-kelip, musik yang membuat mual dan bunyi kecipak khas orang bercumbu terdengar lebih nyaring daripada bunyi kepak sayap nyamuk di tengah malam.

Yoongi yang bingung sempat protes kepada Namjoon, tapi malah berakhir ditertawakan. Sungguh, Yoongi jadi menyesal kenapa dengan mudahnya ia menyetujui ajakan Jimin kala itu karena tergiur mencari koneksi yang bisa memberinya pekerjaan.

"Ini kan pesta anak muda, Yoongi sayang", katanya dengan tangan yang sibuk meraih dan merengkuh pinggang ramping Yoongi, namun Yoongi berhasil kabur setelah menginjak salah satu kaki Namjoon, entah itu kiri atau kanan, Yoongi tidak peduli. Pemuda manis itu tentu merasa jijik dan marah. Apalagi ia terpisah dari Jimin. Entah sahabat bantetnya itu ada di mana sekarang, Yoongi tidak tahu.

"Kau kira aku tidak berpikir begitu?", Hobi tidak kalah pusingnya. "Ayo kita pergi, Yoon. Di sini bukan tempat orang-orang waras seperti kita". Hobi menarik tangan Yoongi, dan mengajaknya ke luar ruangan. Sepertinya lebih lama di ruangan itu membuat nyawanya berkurang sedikit demi sedikit. Ayolah, rasanya pengap sekali dan memualkan. Bisa-bisa jadi stroke mendadak.

Yoongi mengangguk, menyetujui ajakan Hobi dan mereka berhasil keluar dengan selamat karena demi apapun banyak sekali orang yang mencoba mendekati Yoongi yang bahkan lebih manis daripada gula. Dan lagi-lagi karena berkat keberadan Hobi di sampingnya, para predator makhluk-makhluk manis macam Yoongi jadi tidak berani berkutik. Mereka hanya bisa menatap penuh puja pada punggung sempit kedua pria manis yang perlahan menjauh.

[TaeGi] Don't Hear (Who are You?) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang