Terbayang.

21K 1K 2
                                    

Assalamu'alaikum gaiss
Jangan lupa vote dan komennya..

Jangan terlalu membenci sesuatu.
Bisa jadi itu adalah yang terbaik untukmu,
Karna Ingat!! Cinta dan benci itu tipis bedanya..



G

us hanan pov.

Selesai melaksanakan sholat berjamaah, kami semua membubarkan diri, sementara aku ikut dengan abi, karena katanya aku akan diperkenalkan dengan jajaran pengurus pondok putra dan putri.

Aku nurut saja apa yang abi perintahkan, setelah selesai sholat dan berdoa kami berkumpul di aula utama pesantren, tempat dimana dulu aku juga pernah berada disini sebagai santri yang dihukum karena suka menggoda santri perempuan yang pulang kajian sore atau malam.

Bagaimana caranya?, itulah yang membuatku malu dengan masa lalu ku sendiri. Dahulu aku dan beberapa anak lelaki bandel lainnya dengan sengaja menerobos masuk ke area putri lewat jalur yang ada persis di samping toilet tadi.

Dan kami mulai mengeluarkan suara-suara menyeramkan saat ada santriwati yang lewat.

Kebanyakan dari mereka langsung lari terbirit-birit sambil berteriak ketakutan, dan di saat yang sama itu juga, aku dan teman-teman tertawa terbahak-bahak bahagia karna kejahilan kami yang berhasil.

Tapi naasnya,kejahilan kami ketahuan oleh ustadz sholeh, guru paling galak saat itu yang mengajar mata pelajaran matematika.

Aku dan teman-teman ku dipaksa keluar dari persembunyian kami kemudian di bawa ke kantor keamanan pusat untuk diadili. Dan hukuman untuk kami waktu itu adalah pembotakan rambut di depan semua siswa saat jam pelajaran usai, juga kami dihukum berdiri selama 1 jam di aula utama sambil menggunakan kalung dari kerdus yang bertuliskan
'Kami tidak akan jahil lagi'

"Assalamu'alaikum, selamat malam semuanya, perkenalkan ini adalah anak saya, gus nya kalian, perkenalkan dirimu Le" Pinta abi, aku memasang senyum terbaikku pada semua orang yang kini memandangku.

"Assalamu'alaikum, perkenalkan nama saya Dzulhanan Mubarok. "Ucapku sambil menangkup kan kedua telapak tangan di depan dada. Tak lupa senyum kembali aku keluarkan.

Kemudian aku teringat dengan ucapan gadis toa tadi. Aku mengedarkan pandangan kepada jajaran pengurus pondok putra, aku kebingungan mencari yang mana ketua pondok, yang sangat dibanggakan adiknya tadi. Ahh apa aku harus langsung bertanya saja?.

"Kalau untuk pondok putra, siapa ya pemimpin pondoknya? " Tanyaku,semoga saja orang yang kucari itu ada disini.

Tak lama seorang lelaki yang menurutku lumayan tampan, berkulit putih bersih, memakai baju koko abu-abu dan sarung berwarna hitam maju dari barisan belakang, sekilas dia memang mirip dengan gadis yang kalau tak salah bernama Aisyah tadi.

"Saya gus"ucap siswa tadi, lumayan tampan, tapi tetap saja, lebih tampan aku. Dalam hati aku membatin.
Oh,, jadi ini kang mas nya si cewek toa

"Oh, yasudah, kamu jalankan amanah yang diberikan pondok dengan baik dan benar ya?, " Tanyaku setelah rasa penasaran ku terjawab. Dia terlihat gugup dengan aku yang tiba-tiba memanggil namanya.

"Baik, insyaallah gus" Jawabnya berusaha tenang Kalau diliat-liat, kok adik sama kaka beda jauh yah?, kaka nya keliatan kalem dan baik. Kok adiknya bisa kaya petasan sih mulutnya?..

"Yasudah, kalian boleh kembali ke kamar asrama kalian masing-masing, ingat, jangan sampai mengecewakan"nasihat ku singkat, baiklah, itu artinya aku tau sekarang siapa kang mas cewek toa dan aku bisa tidur tanpa rasa penasaran malam ini.

Beberapa saat kami berbincang, kepribadian hafidz berbeda jauh dengan adiknya, dia lelaki yang kalem dan cenderung menyikapi semua dengan tenang, mungkin ketegangannya tadi hanya karna rasa kaget yang berlebihan, tentu saja, siapa yang tidak bedebar dadanya saat di panggil paling pertama di waktu perkenalan?.

"Saya kembali dulu ya"ucapku ramah pada semua orang yang ada di sana. Mereka mengangguk.
"silahkan gus"Koor mereka bersama, sementara aku dan abuya, sudah mulai melangkahkan kaki menuju ke rumah kami,

"Buya tau ndak tadi kan aku ketemu cewek yang suaranya mirip sama toa masjid" Ucapku penuh nada kesal.Abuya mengerutkan keningnya, pertanda kalau abuya ku ini sedang kebingungan

"Itu loh, perempuan yang aku temui di toilet putri"ucapku sembarangan

Upsssss.. Aku keceplosan!.

"Kamu masih main ke jalan itu ya, anak nakal emang kamu tuh ya, terus kamu ngapain ha?, kamu ngintip gadis itu?" Tuduh abuya sambil menjewer telingaku, aduhh rasanya sakit sekali. Aku menggeleng keras menjawab tuduhan abuya.

"Tidak astagfirullah buya sakitnya aduh..aduh..aku hanya bertengkar dengannya, awalnya kukira dia sengaja meninggalkan solat berjamaah di masjid pondok. Ehh.. Ternyata dia sedang uzur. "Ucapku sambil meringis kesakitan. Abuya nampaknya belum puas dengan jawabanku.

"Terus? "
Tanya abuya penasaran.

"Dia mencak-mencak gak jelas buya marah-marah ke aku, salah aku apa coba?, kan aku gak tau kalau dia lagi uzur. "Aku membela diriku sendiri.

"Terus kamu mau nya apa sekarang? "Tanya abuya sambil melepaskan jewerannya, huh, rasanya lega sekali. Aku mengelus-elus kuping sebelah kananku, pasti sekarang kuping itu sudah memerah.

Aku berpikir.,?, Kira-kira apa yang akan aku lakukan dengan gadis itu?, mau kasih hukuman, dia kan gak salah, mau isengin dia terus, nanti malah aku yang dikasih hukuman sama abuya,. Yasudahlah, nanti saja isengnya kalo ketemu sama dia lagi.

"Tapi,memangnya dia gak kenal kamu?" Tanya buya penasaran. Sejenak aku berpikir, aku juga lumayan penasaran, kok dia tadi seperti orang gak kenal ya sama aku?.

Benar juga, apa cewek mercon gatau ya?.

"Entahlah buya, dia kayaknya gak kenal aku deh"ucapku asal. Buya hanya diam sejenak.
"Oh, yasudah, lain kali kalau kamu bertemu dia lagi, minta maaf, buya gak mau tau" Ucal buya kekeuh. Aku hanya bisa pasrah dan mengalah.
"Baik buya, Hanan akan minta maaf dengan baik kalau lain kali bertemu lagi"

Ya,, dengan kata lain, aku bakal sering-sering kerjain dia..

******

Aisyah pov.

Nyebelin banget duh Allah laki-laki yang tadi. Aku aneh, kok bisa ya dia dengan leluasa masuk ke toilet putri?, seakan-akan dia tau betul seluk-beluk pesantren ini. Dan yang anehnya lagi, aku tuh baru liat dia di pesantren ini. Karena wajahnya sangat asing di ingatanku.

Atau jangan-jangan, dia itu pencuri?, iya!! Itu bisa jadi! Aduhhh gimana nih?, kemarin aku bukannya cegah dia buat kabur, malah biarin gitu aja dia pergi.

"Sah, ayo, kita kan ada kelasnya ustadz khalid, kamu sengaja mau bolos? "
Fatimah menepuk pundak ku yang menyadarkan ku dari lamunanku tentang lelaki misterius itu. Aku mengerjap kaget.

"Kamu ngomong apa toh mah? "
Tanyaku gelagapan

"Kamu mah kebiasaan, bengong melulu, udah ayo, masuk kelas"ucapnya kesal dengan kelemotan ku. Aku hanya diam, bayangan lelaki itu tak pernah sirna dari benakku sejak semalam.

"Fatimah,? "Panggil ku pada Fatimah
"Hemm, kenapa toh sah?, mukamu kok lesu banget gitu? Kamu sakit? "tanyanya khawatir

"Kamu kenal lelaki yang namanya Dzulhanan Mubarok? "Tanyaku akhirnya. Fatimah diam sejenak.

"Dzulhanan?, kayaknya aku pernah denger deh, tapi dimana ya?, "Fatimah terlihat berpikir dengan keras.

"Udahlah, gak usah dipikirin lagi, ayo kita masuk kelas aja"Dia menarik tanganku, membuat kaki kecilku sakit karena gerakan yang sangat tergesa-gesa

The perfect Gus {TAMAT}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang