Chapter 5 : Dialog Malam

2.1K 261 20
                                    

Everywhere I go leads me back to you
(Nothing happened in the way I wanted)
I don't wanna go, think I'll make it worse
(Every corner of this house is haunted)
Everything I know brings me back to us
(And I know you said that we're not talking)
I don't wanna go, we've been here before
(But I miss you)

•••

Ribuan bintang bercahaya terang seakan menertawakan rasa sakit yang dirasakan Sehun saat ini. Kejadian tadi sungguh membuat hatinya teriris perih. Tergambar jelas dari sikap Irene tadi yang menggambar seolah tak lagi menginginkan kehadirannya. Apalagi rasa tak terima wanita itu atas apa yang ia ucapkan tadi.

Sungguh, melihat Jiwon yang terlihat sangat nyaman bersamanya dan saat tangan kecil itu menepuk pelan pipinya, Sehun bersumpah jika ia merasakan ada letupan kecil dihatinya. Lelaki itu merasa aneh, bahkan setelah melihat wajah Jiwon yang begitu mirip dengannya. Saat itu juga berbagai pemikiran bersarang dikepalanya.

Seperti ditarik kembali ke masa lalu, saat sebelum dirinya mengucapkan perkataan sial hari itu, Irene memang telah berniat memberinya kejutan. Ia juga sampai memperkirakan jika waktu itu Irene memang tengah mengandung, maka saat ini bayinya akan seusia Jiwon. Belum lagi sikap Irene yang berusaha tak menunjukkan wajah Jiwon tadi membuatnya makin merasa bahwa wanita itu menyembunyikan sesuatu yang seharusnya ia ketahui.

Saat itu juga Sehun pergi mengunjungi Seulgi, memohon pada wanita itu untuk menjelaskan semuanya. Tentu saja Seulgi menolak mentah-mentah. Sehun justru dilempari berbagai cercaan; lelaki tak bertanggung jawab, tak tahu diri, lelaki bodoh yang hanya memikirkan perasaannya sendiri, dan berbagai perkataan pedas dilontarkan Seulgi untuknya.

Sehun mengakui semua itu, ia bahkan tak malu menangis dihadapan Seulgi mengakui kesalahannya, ia merasa pantas mendapatkan cercaan hina setelah semua yang ia lakukan, dan ia terima karena memang begitulah dirinya. Namun salahkah ia jika ingin mengetahui kebenaran yang selama ini terkubur hingga membuatnya terlihat makin bodoh karena sama sekali tak mengetahui apa-apa?

Dan terjawablah kebingungan Sehun setelah pertahanan Seulgi meluluh, wanita itu mengatakan sebuah kebenaran yang membuat dunianya seakan runtuh. Detik dimana Sehun tertegun, jantungnya berdentum, seperti ada pukulan keras tak kasat mata menghantam relung.

Saat itu Irene hamil? Ya tuhan, hatinya benar-benar teriris. Menceraikan dan meninggalkan istri yang sedang mengandung adalah perbuatan yang sangat hina. Dan hari ini terasa begitu menyakitkan, mengetahui fakta besar yang sangat mengejutkan serta menyakitkan diwaktu yang bersamaan berhasil menciptakan sakit yang luar biasa.

Begitu juga dengan rasa penyesalan yang semakin mencekiknya kuat hingga membuat dirinya tak kuasa menahan tangis kini. Semua luka yang ditorehkan Sehun untuk Irene agaknya tak akan bisa disembuhkan lagi. Luka yang ia beri kepada Irene terlalu besar hingga menyebabkan bekas yang tak akan hilang karena telah terukir sempurna.

Yang menjadi tanda tanya besar kini, mengapa Irene berusaha keras untuk menutupi kebenaran ini tadi? Wanita itu tak mungkin berniat terus mengubur fakta bukan? Tetapi dipikir lebih matang lagi, semua ini memang bukan salah Irene. Tak berniat memberitahukan kebenaran pada lelaki bodoh yang hanya memikirkan perasaannya sendiri adalah tindakan yang tak salah.

Sudah tercatat jelas dalam hidup Irene bahwa dirinya lelaki tak bertanggung jawab, dalam artian jika saja Sehun tak bertanggung jawab atas dirinya, bagaimana bisa lelaki itu bersedia bertanggung jawab atas bayi yang tengah dikandungnya saat itu? Mau bagaimanapun juga, Irene telah menotebenekan Sehun sebaga lelaki egois. Kejadian ketika ia meninggalkan Irene tanpa sepatah kata pun membuat hatinya makin teriris perih. Mengingat raut sedih, kecewa, marah beserta lirihan yang terdengar pilu Irene saat itu menambah dosa untuk Sehun.

I miss you, i'm sorry ☑Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang