3. Assyura Anggun Elbadar

94 15 2
                                        

※※※

Cantiknya wajah itu tidak menjamin cantiknya hati
-Caramel-

※※※

Caramel turun dari mobil Alphard berwarna hitam yang terparkir di depan gerbang SMA INDONESIA JAYA tepat pukul 06.45 WIB, yang artinya lima belas menit lagi bel masuk akan berbunyi.

Baru beberapa langkah memasuki halaman depan sekolah, gadis berpakaian rapi itu melihat seorang murid sedang mengumpulkan kertas kertas yang berserakan di pinggir lapangan utama, di dekatnya juga ada segerombolan murid laki-laki yang sedang tertawa meremehkan

Caramel pun berlari menghampiri murid laki laki itu untuk membantunya

Dari kejauhan, tepatnya di parkiran. Kafka dan beberapa anggota BARATA lainnya tengah memperhatikan gadis itu sedari ia memasuki halaman sekolah

"Nih kertasnya" Caramel menyerahkan kertas kertas yang ia kumpulkan

"Ma-makasih" balas murid laki laki berkaca mata itu terbata

Belum sempat Caramel mengucapkan "sama sama" tapi murid itu sudah berlalu dari hadapannya

"Hai cantik" sapa Ilham yang sedang berjalan menghampiri Caramel

"Ih kak Ilham, entar rambut Ramel berantakan"

Caramel memanyunkan bibirnya sembari membenarkan rambut bagian atasnya karena saat Ilham tiba di hadapannya lelaki itu mengacak rambut bergelombang miliknya pelan

"Haha.. abisnya lo lucu sih kalo lagi kesel" sahut Ilham gemas, menurutnya Caramel itu selalu menggemaskan

"Udah ah Ramel mau ke kelas" ucap Caramel seraya berjalan meninggalkan Ilham

"Eh cantik tungguin dong" Ilham pun berlari menyusul Caramel

Masih di parkiran, Kafka dan teman temannya terus memperhatikan Caramel. Mereka kagum dengan gadis itu, ternyata di zaman sekarang masih ada orang yang suka membantu orang lain seperti Caramel

"Kok gue ga suka ya liat tuh cewek deket deket sama cowok lain" ujap Kafka dengan mata yang masih mengikuti kemana Caramel pergi. Jujur ia pun bingung, ada apa dengan dirinya, mengapa ia tidak suka melihat gadis itu bersama laki laki lain. Padahal Kafka hanya tahu namanya saja, bahkan mungkin Caramel tidak mengetahui kalau dia hidup.

"Lah kok bisa" ujar Andre yang merasa bingung

"Wah.. jangan jangan lu udah kepincut sama si Caramel bos" ucap Bima yang merasa tertarik dengan pernyataan Kafka

"Masa iya sih gua suka sama dia"

Kafka heran pada dirinya sendiri. Ada apa dengan dirinya? Ia sudah lama tidak merasakan perasaan ini semenjak dua tahun lalu. Selama ini ia memang dekat dengan banyak perempuan, tetapi ia tidak pernah peduli perempuan itu ingin dekat dengan siapapun. Tapi dengan gadis itu.. ah Kafka tidak tahu

"Kok gua ga yakin ya lo suka sama Caramel" Paris yang sedari tadi diam ikut menimpali

"Emang kenapa Ris?" Tanya Andre

CaramelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang