🌥️ 01. Awalan 🌥️

101 11 0
                                    

⭐⭐⭐

Bahagia itu sederhana, mendapat perhatian dari orang yang kita sayang saja sudah bisa membuat kita merasa sangat bahagia.

⭐⭐⭐

- Ia Distancia -

Seorang gadis sedang menatap pantulan dirinya dicermin sambil mengulas senyum tipis di bibirnya.

Yups, dia adalah Sarvenaz Vaira Kaisa gadis blasteran India yang diturunkan oleh sang Nenek.

Dia menuruni satu persatu anak tangga sambil bersenandung ria.
Vai tersenyum kearah anggota keluarganya yang sedang menunggu di meja makan untuk sarapan.

"Pagi sayang," Sapa Zahra sambil mengecup kening putrinya yang telah duduk manis di kursi.

"Pagi juga Ma,"

"Tumben adik abang yang cantik ini bangun awal, kadang harus digedor dulu pintu kamarnya." Ucap Daffa sambil mengusap kepala adiknya dengan sayang.

"Ih abang, hari ini Vai kan kesekolah baru. Masa hari pertama udah dapat gelar buruk? Vai harus jaga image dong walaupun sehari."

"Ye kira abang kamu bakalan benar-benar berubah? ternyata cuma sehari toh."
Vai hanya bisa nyengir mendengar penuturan abangnya.

"Hari ini dan seterusnya Papa ingin Vai belajar dengan rajin dan tidak membuat onar lagi disekolah, mengerti!" Ucap Rahman membuka pembicaraan dengan nada tegas.

"Iya Papa ku sayang, Vai usahain tapi Vai gak janji ya." Dengan cengiran Vai langsung meneguk habis minumannya.

"Ya udah Vai berangkat sekolah dulu ya."
Ucap Vai sambil mencium tangan orang tua dan abangnya.
Vai mengambil kunci mobil dan bergegas berangkat ke sekolah.

Sedang kan kedua orang tua Vai hanya bisa menggelengkan kepala melihat tingkah laku anak bungsu mereka.

✨✨✨

Vai telah sampai di parkiran SMA 02 Pelita yang dimana ini adalah SMA barunya.

Sebelum turun dari mobil, Vai melihat penampilannya di kaca mobil sambil membenahi penampilan rambutnya.

Vai turun dari mobil dan berjalan dengan santai di parkiran sekolah sambil tersenyum manis kepada semua orang yang dia lewati.

Banyak pasang mata yang menatap Vai dengan kagum akan kecantikan naturalnya.

Dari arah gerbang masuk, sebuah mobil berhenti tepat di depan posisi sekarang dia berdiri.
Membuat Vai menatap mobil tersebut dengan tatapan sengit sedangkan sang pemilik hanya bisa menampilkan senyum khasnya.

Tampak seorang cowok turun dan mendekat ke arahnya sambil merangkul mesra bahu Vai.
"Kok kamu ninggalin aku sih, kan kita udah janjian bakalan pergi sama-sama honey."

"Kan udah gue bilang kita janjiannya jam 06.20 dan itu lo harus udah sampai dirumah gue. Sekarang udah jam berapa? Bisa-bisa gue telat tahu." Ucap Vai dengan nada kesal dan menjauhkan rangkulan cowok tersebut.

"Ya maaf aku bangun kesiangan." David hanya bisa menggaruk kepalanya yang tidak gatal ketika melihat raut wajah Vai yang galak.

"Bodo amat Vid!" Vai kesal dengan tingkah David yang membuat moodnya hancur seketika.

David hanya bisa tersenyum melihat langkah Vai yang perlahan-lahan semakin menjauh.

Cepat-cepat David langsung memarkirkan mobilnya dan mengejar langkah kaki Vai.

Ia DistanciaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang