🌥️ 07. Permintaan Maaf David 🌥️

14 1 0
                                    

⭐⭐⭐

Memang takdir belum mempertemukan kita, semoga saja kamu adalah jodoh terbaik ku yang telah disiapkan.

⭐⭐⭐

- Ia Distancia -

Seseorang sedang sibuk memandangi langit malam yang bertaburan bintang dari jendela kamarnya. Senyum manis terukir jelas disudut bibirnya. Dia sedang membayangkan wajah seorang gadis yang berhasil singgah di hatinya.

Dengan bakatnya yang suka melukis, dia ingin mencoba melukiskan wajah gadis tersebut. Pelan-pelan dia membuat sketsa wajah yang harus mirip dengan aslinya.

Tok...tok...tok…

Aktivitas melukisnya harus berhenti karena terdengar suara ketukan pintu. Dia menyimpan kembali alat melukisnya dengan rapi dan berjalan untuk membukakan pintu kamarnya.

"Eh Mama, ada apa Ma?" Tanyanya.

"Ada apa kamu bilang? Kamu tidak lihat Mama sedang memegangi apa." Ucap wanita paruh baya yang sekarang sedang membawa nampan berisi menu makan malam.

"Em… maaf Ma, aga beneran lupa ambil makanannya." Dengan rasa bingung cowok tersebut hanya bisa menggosok belakang rambutnya. Bagaimana tidak, wajah Mamanya sekarang sedang dalam mode tidak santai.

"Kamu selalu saja lupa, kalau kamu seperti ini terus kamu bisa sakit Aga. Mama hanya tidak mau kamu sakit pikirkan kondisi kamu."

"Maafin Aga ya Ma, Aga janji gak akan lupa makan."

"Mama maafin Aga dan jangan mengulanginya lagi. Ini Mama bawain makan malam Aga dan Mama juga mau kasih tahu Aga kalau hari ini kita tidak jadi makan malam bersama keluarga sahabat Papa." Ucap Mamanya sambil memberikan nampan tersebut.

"Lah kok gak jadi Ma?" Tanyanya bingung.

"Mama juga tidak tahu pasti, intinya mereka membatalkan acara makan malam hari ini. Ya sudah makanannya segera dihabiskan Mama kebawah dulu." Ucap Mama sambil mengelus rambut anaknya dan berlalu pergi menuruni tangga.

Dengan tidak bersemangat dia kembali memasuki kamarnya dengan nampan yang berada ditangannya.

"Kenapa gak jadi sih? Padahal acara makan malam ini yang lagi gue tunggu-tunggu. Gue penasaran banget siapa yang bakal dijodohin sama gue." Ucapnya bermonolog sendiri.

Sekarang dia sedang berpikir apa mungkin dirinya memang belum ditakdirkan untuk bertemu. Padahal dia sangat penasaran dengan sosok gadis yang nantinya akan dijodohkan dengan dirinya. 

Tanpa memikirkannya lagi dia langsung melahap makanannya.

✨✨✨

Dilain tempat tepatnya diruang makan keluarga Kaisa hanya terdengar dentingan sendok yang beradu dengan piring. Tidak ada satupun yang membuka suara ketika makan malam.

Setelah semuanya selesai makan barulah seseorang membuka topik pembicaraan yang akan dibahas.

"Sayang hari ini Papa telah membatalkan acara makan malam kita bersama keluarga sahabat Papa, pastinya anak Papa yang jahil ini sangat senang kan." Ucap Rahman sambil mencubit hidung putrinya dengan gemas.

"Yah Papa gak asik, kok tahu sih Vai seneng makan malamnya dibatalkan? Apa jangan-jangan Papa cenayang?" Tanya Vai sembari menyipitkan kedua matanya seperti seseorang yang sedang mengintrogasi lawannya.

"Kalau Papa cenayang kenapa? Bukannya bagus jadi Papa bisa tahu kalau anak Papa ini berbohong atau tidak."

"Ya ya ya, tapi beneran kan Pah kita gak jadi pertemuan makan malam?" Tanya Vai memastikan.

Ia DistanciaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang