🌥️ 05. Dia Terluka 🌥️

29 2 0
                                    

Disinilah Vai berada didalam kamar tidurnya yang sangat menenangkan tentunya.

Vai berbaring sambil menatap langit-langit kamarnya yang penuh dengan hiasan bintang-bintang.

Hidup itu seharusnya bisa seperti bintang walaupun kelam tapi keberadaannya disukai oleh semua orang. Jangan pernah mengeluh hanya karena hidupmu yang kurang beruntung. Tuhan punya rencana yang tidak akan pernah diduga oleh umatnya, setiap apa yang telah diciptakan pasti ada fungsinya masing-masing.

Vai perlahan-lahan memejamkan matanya, tapi suara deringan telpon terdengar dan mengganggu Indra pendengarannya. 

"Berisik amat sih? Ganggu orang aja." 

Dia mengambil handphonenya dan melihat nomor tidak dikenal tertera dilayar benda pipih tersebut.

Vai menggeser layarnya kearah tombol hijau dan mendengarkan suara yang sedang berbicara diseberang sana tanpa berniat untuk menyapanya.

Vai hanya diam dan tetap mendengar suara diseberang sana dan senyum sinis tercetak sangat jelas di bibirnya.

Tanpa butuh waktu yang lama dia segera mengganti bajunya dengan pakaian yang santai cukup memakai celana jeans pendek dan baju kaos putih.

Dia segera berlari menuruni tangga tanpa memperhatikan keadaan sekitar.

Bik Surti yang baru saja selesai mencuci piring terkejut melihat Vai yang seperti orang dikejar-kejar setan.

"Em… Non Vai mau kemana atuh Non?"

"Saya mau keluar sebentar Bik, kalau Papa sama Mama nyariin saya bilang aja kalau saya ada tugas kelompok ya Bik." Ucap Vai sambil menghentikan langkahnya di depan ruang tamu.

"Em.. anu Non tapi tadi Tuan sudah bilang ke Bibik kalau Non Vai dilarang untuk keluar. Nanti kalau Bibik gak nurut kata Tuan Bibik bisa dipecat." Ucap Bik Surti dengan nada takut sambil menundukkan kepalanya.

"Ah Bibik tenang aja, Bibik gak akan dipecat pokoknya Bibik bilang aja apa yang saya suruh tadi. Tidak ada bantahan lagi!" Tanpa menunggu jawaban Bik Surti Vai segera bergegas keluar rumah menuju kedalam mobilnya.

Vai segera mengendarai mobilnya kearah keluar pintu gerbang rumahnya.

✨✨✨

Vai berhenti disebuah cafe dan membuka sedikit jendela mobilnya untuk bisa melihat keadaan luar cafe.

Dengan santai Vai keluar dari mobil dan memasuki cafe tersebut, tanpa Vai sadari langkahnya sudah diamati oleh seseorang.

Dia berjalan sambil memainkan handphonenya dan tidak melihat arah langkahnya, tiba-tiba keseimbangan tubuh Vai seketika oleng karena salah satu tali sepatunya terlepas untung saja ada yang segera dengan sigap menangkap tubuh Vai jika tidak sudah dapat dipastikan bokong mulusnya akan merasakan sakit.

"Gak usah pegang-pegang gue, Lo mau modus ya?" Tanya Vai yang sudah kembali pada posisi berdiri.

"Siapa yang mau modus sama Lo masih untung gue bantu Lo kalau enggak yah pasti Lo jatoh." Ucap cowok tersebut.

"Ah bodoh amat gue gak perduli!" Vai segera meninggalkan cowok yang gak jelas itu tanpa mengucapkan kata terima kasih.

"Dasar cewek aneh udah ditolong bukannya bilang terima kasih kek, tapi kalau dilihat-lihat tuh cewek cantik banget." Tanpa sadar cowok tersebut sedang mengangumi kecantikan yang dimiliki Vai.

Dilain tempat Vai sedang kesal dan memilih tempat duduk yang dekat dengan jendela cafe.

Bisa-bisanya dia hampir jatuh dan dia merasa sangat ceroboh hari ini.

Ia DistanciaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang