3: Siapa? by Nanasshi16

691 31 0
                                    

CAST:

1. Lay as Lay
2. Krystal Jung as Krys

Darah itu masih segar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Darah itu masih segar.

Satu.

Dua.

Dan entah tetes ke berapa, di sudut rumah, bergelumang dan membentuk lingkaran dengan diameter 20 cm. Terlebih, petir dan hujan deras semakin menyemarakkan malam penuh kegilaan ini.

Aku meringkuk. Shane juga. Memeluk lutut dengan geletar tubuh kalut. Dia ingin terisak, namun aku tahan. Matanya beriak antara pintu yang diganjal oleh perabotan kayu, ceceran darah di sekeliling tubuh, juga mayat ayah dan ibu.

Mayat!

Mereka jadi mayat!

Sinting!

"Apa kau sudah menelepon polisi, Krys?"

"Menurutmu akan ada yang datang kalau aku memanggil mereka? Villa ini terlalu jauh, Shane."

Ada dingin yang menyelusup. Liburan thanksgiving yang seharusnya dipenuhi ceria, justru berakhir dengan ketakutan yang menjuara. Tengah malam dan kedua orang tuaku menjadi mayat dengan seluruh luka tusuk dari ujung kaki hingga kepala. Membuat teriakkan Shane menyayat di tengah malam.

"Aku takut, Krys!"

"Menurutmu bagaimana denganku?"

Aku kesal. Adikku terus saja merengek di tengah ketakutan yang juga menghampiriku. Hey, bagaimanapun aku hanya gadis di usia 22.

"Ibu ... aku harus bagaimana?"

"Berhenti merengek, Shane! Ibu sudah mati dan tak bisa menolong kita. Lebih baik kau diam dan tunggu sampai matahari muncul. Kita harus lari dari sini."

Shane masih tak menggubris. Dia merintih memanggil-manggil ayah dan ibu bergantian. Padahal, mayat di depan mata itu tak lagi bergerak. Hanya mata mereka yang terbelalak dengan luka tusukan tanpa bisa dihitung.

Dalam suara hujan dan petir yang saling menyapa, ketukan di pintu mencuri perhatian. Pelan. Sangat pelan. Namun aku dan Shane terlalu awas untuk tahu bahwa seseorang -yang mungkin tidak kami undang- datang dan bertamu di tengah malam.

"Kau mau ke mana, Krys?" Shane menarik lenganku. Dia menggeleng berkali-kali, menolak gagasanku untuk mendekat ke arah pintu.

"Aku harus melihat siapa di luar, Shane."

"Kau gila!"

"Siapa tahu itu adalah orang yang akan menyelamatkan kita, Shane."

"Menyelamatkan pantatmu, Krys! Sudah pasti itu pembunuh ayah dan ibu!"

Aku menciut. Memilih kembali duduk dan mengakui bahwa apa yang diucapkan Shane mungkin benar. Siapa pula yang akan bertamu, di tengah malam dalam deras hujan dan petir yang saling bersahutan.

Investigation [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang