Rasa sayang dan cinta yang paling indah adalah Rasa sayang yang tumbuh dari keluarga.
Canda dan tawa menghasilkan keharmonisan tersendiri dalam keluarga.^^^
Namaku Safa Almira Zarani aku anak kedua dari dua bersaudara. Kakak-ku Adriansyah Alfahmi Zarani saat ini mengambil alih perusahaan Ayahku, meski hanya perusahaan kecil biasa namun kakak dan ayahku berusaha untuk memajukan terus perusahaan tersebut. Saat ini usiaku menginjak 20 tahun dan sedang fokus dengan sidang skripsi terakhirku."SAFA!". Teriak Bunda berhasil menghentikan aktivitasku pada layar laptop.
"Iya Bunda, Safa segera turun". Kamarku yang memang berada di lantai 2 membuat Bunda sering memanggilku dari bawah karna memang Bunda lelah jika terus menghampiriku dengan melewati anak tangga yang cukup banyak.
Aku menghampiri Bunda yang sedang sibuk menyajikan makan malam untuk kami.
"Bunda, maaf kalau Safa tidak bisa membantu Bunda di dapur". Ucapku seraya meraih piring yang di bawa Bunda.
"Tidak apa Safa. Bunda mengerti saat ini kamu sedang sibuk mempersiapkan sidang akhirmu. Jadi fokuslah untuk kelulusanmu, lagi pula sudah ada Bi Inah yang membantu Bunda". Ucap Bunda dengan lembut yang selalu berhasil membuat hatiku berdesir mendengar setiap ucapannya.
Aku begitu terkesan pada Ayah yang berhasil mendapatkan hati Bunda, tidak hanya cantik Bunda juga sangat perhatian meskipun terkadang Bunda cerewet saat aku dan Kak Adrian bertengkar.
Bunda-ku Raana Almira namaku pun diambil dari nama belakang Bunda. Dan Ayahku Muhammad Rifqi Zarani sosok Ayah yang selalu menjagaku sama seperti Kakak, walaupun memang Kak Adrian sempat pergi ke Turqi untuk melanjutkan S-2 nya.
"Safa, tolong panggilkan Ayah dan Kakakmu yah". Titah Bunda yang aku angguki.
Tepat sebelum aku menuju ke kamar Kak Adrian. Aku melihat Ayah dan Kakak sedang berbincang di ruang keluarga. Terlintas ide jail dariku untuk mengerjai kedua pria itu. Saat aku melangkah perlahan aku membuat mereka terkejut dengan teriakanku.
"AYAH!! KAKAK! Tolongin Safa!". Teriakku membuat mereka terkejut saat melihatku terduduk di lantai seraya memegang salah satu kakiku.
"Astaghfirullah Safa!". Teriak Ayah dan Kakak bersamaan dan langsung menghampiriku.
"Safa, kok kamu bisa jatuh seperti ini? Ayo bangun pelan-pelan". Ucap Ayah seraya membantuku untuk bangkit begitupun Kak Adrian.
Bukan Safa namanya kalau dalam sehari tidak jail. Batin Safa.
"Mana yang sakit Dek?". Ucap Kakak saat telah mendudukanku.
"Hmm... mana yah?". Ujarku membuat mereka menatapku bingung.
"Wah.. jangan-jangan kamu bohongin Ayah sama Kakak yah?". Ucap Adrian langsung menyadari perubahan sikap Safa.
"Yah, nih anak harus dihukum berani ngerjain Kakak dan Ayahnya sendiri". Ucapnya mengintrupsikan pada Ayah. Sontak aku memasang wajah kesal.
"Kamu ini Fa, berhasil yah ngerjain Ayah dan Kakakmu". Ayah mengacak hijabku membuatku semakin kesal dengan keduanya.
"Aduh, Ayah sama Kakak sama saja, senang sekali mengacak hijab Safa. Kalau tidak hijab pasti cubit hidung Safa, sudahlah lebih baik kita makan malam, Bunda sudah menyiapkannya". Safa bangkit dan berlalu meninggalkan kedua pria itu. Sementara Adrian dan Ayah hanya menggeleng melihat tingkah Safa.
Setelah Kak Adrian dan Ayah sampai di ruang makan. Kami pun melaksanakan makan malam tanpa ada sepatah katapun seperti sunah Rasul.
Selesai makan aku langsung membantu Bunda dan Bi Inah mencuci piring.
KAMU SEDANG MEMBACA
LET ME BE WITH YOU
Teen Fiction[ROMANCE-ISLAM] . . . Biarkan aku bersamamu. Menghabiskan setiap waktuku hanya untukmu. Menjadikanmu sebagai untaian disetiap Doa-ku. Aku mencintaimu dan menyayangimu karna Allah. Aku bahagia disaat kau tersenyum. dan, Aku terluka disaat kau menangi...