Alanqia - 3

11 0 0
                                    

Pagi ini Lanqi memilih untuk sarapan dikantin. Ia malas sarapan dirumah karena ia masih marah pada Seyla kakaknya. Lanqi memakan nasi goreng yang dipesankan oleh Kenzie, sedangkan Kenzie hanya meminum susu kotak UHT rasa coklat.

Lanqi melihat Fika berjalan kearahnya bersama Aska. Tapi anehnya yang tersedak itu Kenzie bukan Lanqi, Lanqi yang melihat itu hanya bingung sambil menatap Kenzie heran.

"Kalo minum teh pelan-pelan atuh Zie!"kata Dafin yang baru saja datang.

Ya, Dafin yang selalu mengganggu Kenzie. Dan selalu mengaku kalo Kenzie pacarnya, padahal Kenzie sangat-sangat membenci Dafin. Karena Dafin lebih menyebalkan dari pada Jojo si ketua kelas mereka.

"Kamu ngapain disini?"kata Kenzie sinis.

"Ihh kamu mah geer, aku mah cuma mau lewat!"kata Dafin sambil berjalan.

"Nyebelin banget sih!"ketus Kenzie.

"Kenapa sih Zie, gak suka banget kayaknya sama si Dafin!"kata Lanqi santai.

"Ya abisan dia gangguin aku mulu, gak di sekolah gak dirumah!"kata Kenzie sambil menggebrak meja.

"Biasa aja dong Zie, orang nanyanya juga biasa aja!"

"Lagian kamu sih pake nanya!"

Lanqi mendengus sambil meminum air mineral yang ada di depannya. Lalu berdiri dan berjalan meninggalkan Kanzie yang masih menggerutu tidak jelas.

"Ehh, QIAA TUNGGUIN!!"teriak Kenzie saat sadar Lanqi meninggalkannya.

Langkah Lanqi terhenti karena jalannya terhalangi oleh seseorang, saat mendongak Lanqi menatap wajah seseorang yang sedang tersenyum ke arahnya. Bukannya membalas senyuman pemuda itu Lanqi malah mendelik sambil berjalan melewatinya.

"Haii Kak Dit!!"sapa Kenzie sambil tersenyum.

"Yah kok dicuekin, QIAA!!"lagi-lagi Kenzie berteriak sambil berlari.

"Apaan sih!"kata Lanqi sambil menghentikan langkahnya dan menatap Kenzie sinis.

"Dihh, aku manggil Akila bukan kamu!"bohong Kenzie sambil menghampiri AKila.

Lanqi mendelik sambil masuk kedalam kelasnya. Namun belum satu langkah jalannya sudah dihalangi lagi oleh Sita dan Bulan.

"Qi, kamu lagi deket sama Kak Dito ya?"tanya Sita penasaran.

"Kamu tuh ya, bisa gak sih gak usah ngurusin hidup orang!"kata Gifa yang baru saja datang.

"Dih, orang aku nanyanya sama Lanqi bukan sama kamu!"

"Lah, emang siapa yang bilang kamu nanya sama aku?"

"Udahlah Sit, pergi aja yuk!"kata bulan sambil menarik tangan Sita.

"Yaudah, pergi aja sana!"

🍁🍁🍁

Setelah bel berbunyi.
Tapi Lanqi masih diam didepan jendela kelasnya. Menunggu Gifa dan Kenzie yang sedang melaksanakan piket kelas. Tanpa sengaja Lanqi melihat Aska yang baru saja keluar dari ruang musik sambil memegang gitar. Karena kebetulan ruang musik dan kelas Lanqi lumayan dekat.

Tok tok tok

Dengan sengaja Lanqi mengetuk jendela kelas, dan itu membuat Aska menoleh kearahnya. Dengan cepat Lanqi bersembunyi karena takut Aska melihatnya.

Tok tok tok

Lanqi mengetuk jendela lebih keras lagi. Dan anehnya Aska kembali menoleh, padahal disana bukan hanya ada Aska kelas lain juga banyak yang baru keluar dari kelasnya. Tapi hanya Aska yang menoleh, saat Lanqi melihat Aska kembali Pemuda itu sudah tidak ada. Lagi-lagi sikap Aska membuat Lanqi terkekeh.

"Kenapa sih Qi?"tanya Fika sambil melihat kearah yang sama denganku.

"Enggak kok!"kataku sambil berjalan keluar kelas.

Lanqi berjalan menuju parkiran dengan senyum yang mengembang. Gifa dan Kenzie yang melihat itu hanya menggeleng-gelengkan kepalanya sambil mendelik.

"Qi, aku aja ya yang bawa motor!"kata Kenzie tiba-tiba.

"Gak usah!"kata Lanqi.

"Ati-ati Nzie, gesreknya mulai kambuh tuh!"kata Gifa sambil mengendarai motornya.

"Dih apaan sih, orang lagi seneng juga malah dikatain gesrek!"gerutu Lanqi.

"Tadi aja cemberut, sekarang senyum-senyum gak jelas!!"kata Kenzie sambil memasang helmnya.

Diperjalanan menuju rumah, tak henti-hentinya Lanqi dan Kenzie tertawa. Ntah menertawakan orang atau pun menertawakan diri sendiri. Aneh memang. Gerbang rumah Lanqi terbuka lebar, Lanqi masih tertawa saat itu dan tidak menyadari di depannya ada motor milik Deyan.

BRUUKK

"ALANQIA!!!"

Suara Deyan memenuhi pendengaran Lanqi. Lanqi dan Kenzie malah semakin terbahak, sedangkan Deyan berusaha menahan amarahnya. Seyla dan Bunda Anis juga ikut keluar karena mendengar keributan.

"Bisa gak sih, satu hari aja gak rusakin barang orang!"sinis Deyon.

"Ya gimana, orang gak sengaja!"

"Motor gue baru diservis Alanqi!"

"Yaudah si, Servis aja lagi!"

"Gampang banget lo kalo ngomong!"

"Kemaren aja motornya rusak gara-gara Kak Riva gak marah, giliran rusak gara-gara Qi marah!"

"Ya bedalah.."

"Qi lebih dulu kenal Kakak ya dari pada Kak Riva!!"

"Udah-udah, lo itungan banget sih sama adek sendiri!!"kata Seyla ketus.

"Ya masa gue harus servis lagi Sey!"

"Ya servis aja, apa susahnya sih!"

"Wlee!"ledekku sambil berlari menarik tangan Kenzie.

🍁🍁🍁

Lanqi~

Lagi-lagi pikiranku sibuk dengan khayalan yang belum tentu terjadi. Aku melirik Kenzie yang sudah terlelap di sampingku. Dia terlihat tenang.

Kenapa orang selalu berhasil tertidur dengan cepat, tidak sepertiku yang merasa aneh kalau tidak memikirkan sesuatu sebelum tidur.

Aku selalu bertanya pada diriku sendiri. 'Mau jadi apa aku ini?'. Selalu ingin menjadi orang besar, namun tidak pernah berusaha. Selalu saja mengeluh. Susah emang nyadarin diri sendiri.

Kata orang 'Usaha tidak akan pernah mengkhianati hasil!'. Tapi aku tidak pernah percaya itu. Semuanya selalu berakhir sia-sia.

Orang lain mengira aku pintarlah, apalah. Tapi nyatanya tidak. Aku tidak gila pujian seperti mereka, tapi aku selalu merasa gila karena pujian mereka.

Menyemangati diri sendiri. Itu sudah menjadi kebiasaan bagiku, walau aku tidak terlalu yakin semuanya akan baik-baik saja.

22-04

🍁🍁🍁
Hai!
Terima kasih sudah mampir.
Walaupun aku tau kalian tidak akan tertarik dengan cerita ini:)

Sebuah Rasa yang Tertinggal Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang