Alanqia - 4

13 0 0
                                    

"Qi, tangkap!"teriak Gifa sambil melempar bola basket.

Lanqi menangkapnya, lalu memasukan bola basket itu ke ring. Namun tetap saja gagal, membuatnya mengacak-acak rambut Kenzie.

"LANQII!!"Kenzie berteriak karena rambutnya diacak-acak.

Kenzie berlari mengejar Lanqi yang sudah berlari jauh darinya. Dan Kenzie malah kesal sendiri karena Lanqi berlari sangat cepat. Tapi Kenzie terus mengejarnya karena sangat ingin membalas perbuatan Lanqi.

Gifa duduk bersama Edo dan yang lainnya ditepi lapangan. Menonton Lanqi dan Kenzie yang sesekali membuat mereka tertawa karena kelakuan Lanqi.

"Lanqi kalo gak jutek, cantik kali ya!"kata Alvi tiba-tiba.

"Gatau!"kata Gifa sambil menatap Lanqi.

"Dia cantik kok, cuma ketutup aja sama ngeselinnya!"kata Edo sambil terkekeh sendiri.

"Baru tau kalian, kalo aku cantik hah!"kata Lanqi yang berhenti didepan mereka lalu berlari lagi.

"Tuh kan, kalo dipuji suka ngelunjak emang dia!"kata Luga sambil menggelengkan kepalanya.

Bel istirahat berbunyi.
Lanqi yang masih main kejar-kejaran, berlari kekantin menyusul Gifa dan yang lainnya. Sedangkan Kenzie masih berlari sambil berteriak tidak jelas.

Saat sudah dikantin. Lanqi mengambil dua botol air mineral, yang satu untuk dirinya dan yang satunya lagi untuk Gifa. Saat sedang menunggu Gifa, Lanqi melihat Aska yang sedang tersenyum ke temannya yang ada di sampingnya. Tiba-tiba dua botol yang dipegang Lanqi terjatuh membuat Lanqi kaget sendiri. Gifa yang melihat itu hanya terkekeh.

"Anter aku beli batagor yuk!"kata Fika sambil memegang tangan Lanqi.

"Beli aja sendiri!"kata Gifa sambil menatap Lanqi.

"Malu ihh!"kata Fika sambil tersenyum.

"Malu sama siapa?"tanya Lanqi.

"Ada Aska!"kata Fika masih dengan senyumnya.

"Emangnya kenapa kalo ada Aska?"tanya Gifa.

"Maluu!"

"Emangnya dia kenal sama kamu?"tanya Gifa sambil tersenyum.

"Ya mana aku tau!"

"Tanya aja, Aska kenal aku gak? Gitu!"kata Lanqi yang diakhiri kekehan.

Terlihat Aska berbalik dan menatap Lanqi sekilas lalu pergi bersama teman-temannya.

"Kita duluan ya!"kata Gifa sambil menarik tangan Lanqi.

"Kenapa sih dia kalo pake topi selalu nutupin sampe muka!"gumam Lanqi kesal.

"Tanya aja sama orangnya!"kata Gifa pelan.

"Lanqi!"panggil Dafin.

"Kenapa fin?"tanya Lanqi sambil menatap Dafin.

"Kenzie mana?"

"Tau, kayaknya dia marah deh sama kamu Qi!"kata Gifa sambil menyenggol tangan Lanqi.

"Iya kali!"

🍁🍁🍁

Sesudah olahraga ini Lanqi memilih diam di perpustakaan. Mengambil salah satu buku disana dan memilih duduk dikursi paling belakang. Kenzie yang memperhatikan Lanqi hanya menggeleng-gelengkan kepalanya tidak percaya. Karena Lanqi paling tidak mau diajak ke perpustakaan, dan hari ini malah Lanqi sendiri yang mengajaknya.

Dan lagi saat sedang membaca buku pun Kenzie masih memperhatikan keanehan Lanqi hari ini. Sudah dua jam mereka di perpustakaan dan Lanqi ntah sudah membaca berapa buku, karena didepan Kenzie sudah ada dua tumpukan buku.  Ntah itu tentang pelajaran ataupun novel.

"Qi, kamu lagi kenapa sih?"tanya Kenzie heran.

"Kepo!"kata Lanqi singkat sambil menatap buku yang sedang di bacanya.

"Qi!"

Lanqi menoleh saat mendengar namanya dipanggil. Terlihat Dito sedang menatapnya sambil tersenyum, Lanqi mengalihkan pandangannya.

"Ehh ada kak Dito!"kata Kenzie sambil tersenyum.

"Hai Zie!"sapa Dito.

"Ngapain si!"kata Lanqi ketus.

"Ganggu lo lah!"kata Dito sambil duduk didepan Lanqi.

Lanqi menutup buku perpustakaan itu. Lalu bangkit dari duduknya dan berjalan meninggalkan Dito dan Kenzie.

"Eit, gue mau ngomong sesuatu sama lo!!"kata Dito saat berhasil menahan Lanqi.

"Apa apa?"

"Ini tentang Gifa!"Kata Dito sambil menatap Lanqi.

"Qi, aku kekelas duluan ya!"kata Kenzie sambil berlari.

"Gifa dijadiin bahan taruhan sama Gio dan temen-temennya!"perkataan Dito itu seketika membuat telinga Lanqi memanas.

"Malam itu, gue dan Gifa denger semua omongan Gio ditempat yang berbeda.." (maksudnya Dito ditempat duduknya dan Gifa dibelakang tembok yang menghalangi antara Gio dan Gifa)

"Gue lihat Gifa nangis saat itu, tapi anehnya Gifa malah pergi dari tempat itu, gue tau kalo Gifa gak ngomong sama lo!"lanjutnya.

"Makasih infonya!"kata Lanqi sambil tersenyum kecut.

Lanqi pergi begitu saja membuat Dito menghela napasnya kasar. Dito masih menatap Lanqi yang hampir menghilang dari hadapannya.

"Ehh, To lo ngapain disini?"tanya Dafa sambil menepuk pundak Dito.

"Hah, lo gak liat apa gue lagi berdiri!"kata Dito sambil berjalan.

"Lah, gue cuma nanya emang salah ya?"kata Dafa sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal.

🍁🍁🍁

LANQI~

Aku terlalu takut menghadapi masalah yang bahkan belum tentu terjadi.

Aku takut tidak punya teman. Aku takut tidak ada orang yang mengerti aku. Aku takut kehilangan orang yang selama ini ada di hari hariku. Aku terlalu takut menghadapinya sendirian sampai aku lupa, bahwa tuhan akan selalu ada dan tuhan akan selalu tau.

Jangan pernah mengharapkan sesuatu yang tidak akan pernah terjadi. Dan jangan mengharapkan apapun pada siapapun.

23-4

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 23, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Sebuah Rasa yang Tertinggal Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang