Alanqia - 2

13 2 0
                                    

Jari Lanqi menyentuh satu persatu novel Romance yang terbaris dirak dengan rapi. Novel yang akan dibeli salah satunya dan dibawa pulang oleh gadis itu. Karena ntah kenapa hari ini ia sangat ingin membaca novel Romance, ia mengambil buku yang berjudul 'Asgar'. Cukup menarik, Lanqi berbalik saat berniat akan membeli novel yang sedang di pegangnya. Namun tubuh seseorang menghalangi jalan dan membuatnya mundur untuk memberi jarak.

"Terima kasih!"kata pemuda itu.

Lanqi menyernyitkan keningnya bingung.

"Terima kasih sudah menjadi pembeli pertama bukuku, dan maaf karena sudah menghalangi jalan!"katanya lagi sambil tersenyum.

"Kamu penulis dari buku ini?"tanya Lanqi yang dibalas dengan anggukkan.

Lanqi bingung karena pemuda yang di depannya itu masih seumurannya. Karena pemuda itu memakai baju putih abu sama dengannya namun dengan jas yang berbeda.

"Dari pada bengong disini mending ikut aku duduk yuk!"katanya sambil menarik tangan Lanqi dan berjalan menuju meja dan kursi yang tidak jauh dari sana.

"Andra Zaynvin,"Lanqi membaca nama penulis yang ada di novel itu.

Pemuda itu mengangguk sambil tersenyum. "Novel ini menceritakan tentang seorang pemuda yang tak pernah jatuh cinta !"

"Kamu hebat!"kata Lanqi penuh arti.

"Hebat?"

"Iya, jarang banget loh ada seorang penulis yang masih Sma!"

"Ini belum seberapa, aku baru mulai!"

"Tapi seenggaknya kamu punya keberanian buat menuliskan ceritamu itu!"

"Itu bukan ceritaku, tapi cerita temanku!"

"Ehem!"dehaman seseorang itu membuat Lanqi dan Andra menoleh.

Pemuda itu mengajak Andra pergi dari hadapan Lanqi. Dan ya sepertinya wajah pemuda itu sudah tidak asing lagi bagi Lanqi, ia hanya tersenyum sambil menatap kepergian Andra dan pemuda itu.

Tatapan tajamnya itu. Ya, Lanqi mengenal tatapan itu. Namun pemuda itu memakai topi yang sedikit menghalangi wajahnya. Gadis itu tersadar dari lamunannya dan langsung membayar novel yang di pegangnya.

🍁🍁🍁

Setelah sampai dirumah Lanqi duduk diruang keluarga yang sekaligus ruang tamu. Di sampingnya ada Deyan, kakak pertamanya yang waktu itu menelponnya saat disekolah.

"Dari mana dek?"tanya Deyan sambil mengunyah permen karet.

"Kepo!"sahut Lanqi ketus.

"Dih, kenapa lo?"

"Kepo!"

"Dek, didepan ada Kenzie sama Gifa tuh!"kata Seyla yang baru saja pulang.

"Suruh masuk aja kak!"kata Lanqi.

"Enak banget idup lu, nyuruh- nyuruh orang!"sinis Deyan.

"Sirik aja Kakak Alghi ini!"kata Lanqi dengan nada meledek.

"Manggil gue alghi lagi gue lempar pake bantal lu!"kata Deyan karena tidak suka dipanggil dengan panggilan Alghi.

"Qi!"panggil Kenzie sambil membawa ranselnya.

"kuy!"kata Lanqi sambil berjalan menuju kamarnya dan diikuti Kenzie dan Gifa.

Saat sudah berada didalam ruangan bernuansa grey itu Lanqi merebahkan tubuhnya ketempat tidur. Gifa duduk dimeja belajarnya Lanqi dan Kenzie duduk di sofa yang ada disamping tempat tidur Lanqi.

"Qi, si Fika lagi deket sama Aska ya?"tanya Gifa sambil memainkan bolpoin.

"Itumah si Fikanya aja yang ngedeketin, Askanya mah tau!"kata Kenzie sambil mendelik.

"Kok jadi kamu yang sinis sih?!"ketus Gifa.

"Hanya mewakilkan!"kata Kenzie sambil memainkan ponselnya.

"Berisik kalian!!"kata Lanqi sambil menatap layar ponselnya.

"Qi, aku punya nomernya Aska loh!"kata Gifa.

"Gak nanya!"kata Lanqi santai.

"Kata Anisa Adik sepupuku katanya kamu lagi deket sama Dito masa!"kata Kenzie sambil menatap Lanqi.

"Dito si ketua Osis gadungan itu?"kata Lanqi dengan kedua alis terangkat.

"Dih, ganteng gitu dibilang gadungan!"kata Gifa sewot.

"Kamu ngomong apa sih Fa?"tanya Kenzie.

Pintu kamar terbuka. Terlihatlah bunda Anis masuk kedalam kamar Lanqi sambil membawa beberapa snack dan minuman.

"Ehh bunda!"kata Kenzie sambil mendekati bunda Anis dan mencium tangannya.

"Kenzie gimana kabarnya?"tanya Bunda Anis.

"Alhamdulillah baik bunda!"kata Kenzie sambil tersenyum.

"Aku gak ditanya bunda?"tanya Gifa sambil mencium tangan bunda Anis.

"Kalo kamu gak usah ditanya, kan kesininya juga setiap hari!"

"Hehe iya!"

"Aku gak ditanya juga bunda!?!"canda Lanqi.

"Kamu siapa?"

"Ihh bunda, masa sama anak sendiri gak inget sih!"kata Lanqi sambil cemberut.

"Bunda tinggal dulu ya, soalnya didepan lagi ada temennya Deyan juga!"pamit bunda Anis.

"Iya bunda!"kata Kenzie dan Gifa bersamaan.

Lanqi mengambil novel yang di belinya sepulang sekolah. Ia membuka lembaran pertama yang disana ada gambar dua pemuda yang sedang bermain alat musik. Namun sepertinya tidak asing bagi Lanqi, Saat sedang asik memperhatikan gambar itu Gifa malah merebut novel itu darinya.

"Dek, laptop Kakak!"teriakkan Deyan itu membuat Lanqi mengurungkan niatnya untuk memarahi Gifa.

"Iya bentar!"

Lanqi mengambil laptop Deyan yang berada didalam laci meja belajarnya. Lalu memberikannya pada Deyan,dan Lanqi berjalan kedapur karena berniat untuk mengambil susu UHT.

Setelah mendapatkannya. Lanqi kembali kekamarnya, saat melewati ruang tamu yang sekaligus ruang keluarga. Lanqi melihat Andra si penulis buku yang menemuinya ditoko buku tadi ada disamping Deyan Kakaknya.

"Apa lu!"kata Fathur temannya Deyan yang sudah sangat akrab dengannya.

"Ishh!"

Lanqi masuk kedalam kamarnya dan menutup kembali pintu kamarnya.

'Kenapa dia ada disini? Sebenarnya dia siapa sih?' batin Lanqi.

🍁🍁🍁
Hai!
Jangan lupa vote dan comment nya ya!

Sebuah Rasa yang Tertinggal Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang