1

330 138 46
                                    

"sebelum kau sedingin angin di dini hari,dulu kau pernah sehangat mentari pagi."

L&R

Tiidd!! Tiidd!!

Suara klakson motor terdengar nyaring sampai ruang makan keluarga humaira, keluarga terkaya di kota Bengkalis. Tentunya bukan sembarang orang bisa seenak jidat membunyikan klakson di area rumah megah itu, pasti harus ada izin sebelum melakukannya, apalagi sudah 2 tahun suara itu menghiasi pagi hari keluarga Humaira, menjadi suara rutin yang tak pernah absen.

Radifa menyeringai tersenyum. Suara yang ia tunggu beberapa waktu lalu akhirnya muncul juga. Entah mengapa, tapi semangatnya selalu bertambah ketika mendengar suara itu. Apalagi, ada hal spesial dihari ini yang membuat semangat Radifa semakin berkobar.

Drekk!!

Suara itu muncul ketika betis belakang Radifa tiba tiba tersentak ke kaki kursi yang ia duduki. Tepat saat dirinya bangkit untuk berdiri.

Tak sabar. Itulah perasaan Radifa sekarang. Rasanya ia ingin cepat cepat mendengar ucapan selamat dari orang yang dianggap spesial olehnya, spesifiknya orang yang membunyikan klakson tadi. Bukan alasan kecil yang membuat hari ini spesial bagi Radifa, ada tragedi indah dua tahun lalu yang menimpanya, dimana waktu itu Radifa resmi menjadi pacar seorang cowok. Ya! dapat kita tebak, hari ini annive Radifa dan pacarnya, tepat di tahun ke dua. Apa dia inget? Pasti lah!! Batinnya sambil bergidik.

"Kenapa? " wanita paruhbaya dengan rambut bob keheranan melihat tingkah Radifa yang tiba tiba berdiri dan melamun sambil menyeringai tak jelas. Sebenarnya laki laki di samping wanita itupun sama herannya, namun pertanyaan istrinya tadi sudah cukup mewakili keingin tahuannya.

Radifa melirik ibunya. Ia terbangunkan dari lamunannya. "emm enggak bun " katanya sambil tersenyum malu. "a-aku berangkat sekarang yah, Lathan udah dateng, gaenak kalo nunggu lama, " tambahnya meminta izin. Ya! Lathan! Dialah cowok yang di maksud. Kekasih Radifa.

"Tapi sarapannya belum habis? Mending habisin dulu, toh biasanya juga nunggu bentar Lathan gak keberatan," pesan Kartika, ibunya Radifa. "udah kenyang ko bun, " sergah radifa jujur. "habisin dulu, nanti kamu lemes. "

Radifa menggeleng, mengisyaratkan pada ibunya bahwa dirinya akan baik baik saja. "kalo gitu minum susunya aja!," nego Kartika. Radifa menerima penawaran ibunya kali ini, ia mengangguk, detik berikutnya mengambil segelas susu di meja makan, dan meminumnya.

Wanita dengan gaya anak sekolahan itu berjalan setengah memutari meja makan, agar sampai di sebrang tempat asalnya. Tak perlu waktu lama, Ia sudah sampai di tempat yang ia tuju.

Sebuah tangan menjulur di hadapan Kartika. Tangan mulus yang lembut, tangan Radifa. Radifa menyalami Kartika meminta restu, begitupun kepada Nando, ayahnya. "Duluan ya Bun, Yah, bye, " kata Radifa sambil melambai dan berbalik meninggalkan orang tuanya. "Hati hati ya, bilang ke Lathan jangan ugal ugalan! " pesan terakhir Nando.

L&R

Lathan membuka helm fullface yang awalnya terpasang di kepalanya. Walaupun udara belum memancarkan panas, tapi tetap saja nafasnya terasa engap. Rambutnya yang lurus hendak menghibas saat helmnya berhasil ia lepaskan.

Jangan langsung menatapnya, siapkan hati, jantung dan diri ketika akan melihatnya. Karena ketampanannya bisa bisa membuat para wanita seketika menggila dan jatuh cinta padanya, bahkan menimbulkan rasa iri pada banyak kaum pria.

Tubuh tingginya masih mendudukin motor ninja merah ati miliknya. Wajah tampan putih bersihnya sesekali memunculkan diri di cermin spion motor, mengaca. Badan atasnya tertutup jaket levis biru tua. Sedangkan celana yang ia pakai merupakan seragam dari SMAnya. Cowok itu memasukan tangan kanannya kedalam kantong celana. Walau agak sedikit sulit, alhasil dia bisa mengambil logam persegi panjang yang kita sebut Handphone. Lalu memainkan hanya sekedar gengsi daripada diam statis menunggu kedatangan Radifa.

LDR London Dirindu RiauTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang