"Ah.. Kai? aku hanya—astaga aku tidak sadar berdiri disini. Maafkan aku, aku terlalu banyak pikiran hingga seperti ini."
"Bukankah seharusnya kau senang, ibu ratu? besok si bungsu akan pulang ke rumah dan rumah menjadi ramai. Apa yang membuatmu banyak pikiran ibu ratu?"
Oretha terdiam mendengeran balasan Caius, kemudian ia hanya tersenyum dan pergi meninggalkan Caius begitu saja. Caius tersenyum dan memberi hormat kepada sang ratu. Ia tau semuanya, apa yang terjadi dengan Oretha dan Theodore, namun ia memilih tidak ikut campur urusan itu.
Oretha kembali berjalan dan memasuki kamar putrinya, kemudian ia mendudukan diri di kursi yang menghadap jendela. Ia sangat merasa bersalah kepada Theodore, namun apa yang ia lakukan selama ini menurutnya sudah benar. Ia lelah hidup menderita, ia lelah hanya menjadi object seks sang raja dan ia berhak bahagia.
Selama ini ia menyimpan rapat rapat rahasia itu. Saat itu ia berumur 22 tahun ketika ia ditunjuk untuk menjadi dayang ibu ratu Meredith ia merasa sangat bahagia, Oretha mengira hidupnya akan bahagia. Namun Ekspetasi tidak seusai dengan realita. Ketika suatu malam, raja memanggilnya untuk menemaninya minum anggur awalnya Oretha mengira tidak ada yang salah, namun tiba tiba sang raja mabuk dan memperkosanya.
Detik itu ia merasa sangat jijik dengan dirinya sendiri, ia ingin melaporkan tindakan raja kepada kerajaan namun ia terlalu malu dan takut dengan mendiang ratu Meredith. Selama ini mendiang ratu Meredith sangat baik kepadanya, bahkan ia yang menyelamatkan Oretha saat ibunya meninggal dan ia kelaparan.
Di suatu malam, saat kerajaan mengadakan pesta makan malam di situlah ia bertemu cinta pertamanya, Theodore. Saat itu Theo berumur 18 tahun, Oretha tidak menganggapnya serius ketika Theo selalu menghampirinya dan selalu memberi rayuan rayuan yang memuakan. Namun lama lama dia merasa terbiasa dengan hal itu, dia begitu nyaman dengan hal itu.
6 bulan berlalu sejak raja Aledric memperkosanya, ia pikir kejadian itu hanya ke khilafan sang raja namun tidak. Pernah di malam hari, Aledric memasuki kamarnya dan memaksa Oretha untuk memuaskan hasratnya. Oretha menangis dan berteriak, namun Aledric mengancam akan melaporkan kepada mendiang ratu Meredith, Oretha yang merasa bersalah pun akhirnya mengikuti semua kemauan raja. Hampir setiap malam Aledric meniduri Oretha diam diam.
"Kamar sudah bersih, ibu ratu." Oretha menghembuskan nafasnya.
"Baiklah, kalian boleh pergi. Aku masih ingin disini sendiri."
"Baik, ibu ratu."
♚♛
Roma 8PM
Gisele tampak terdiam di dalam mobil, ia bimbang haruskah ia turun? haruskah ia masuk? Gisele belum sempat ke tempat seperti ini sebelumnya maka dari itu ia begitu bimbang untuk masuk, di sisi lain raja memerintahkannya untuk mengawasi Theodore agar tidak melakukan hal senonoh.
"Haruskah? persetan, jika aku tetap diam disini bisa saja si brengsek itu sedang bercinta sekarang."
Gisele menuruni mobil dan memasuki diskotik tersebut. Ia begitu asing dengan tempat ini karena ia belum pernah kesini. Ia melihat sekitar mata elangnya tampak sedang me scan ruangan ini hingga akhirnya ia menemukan objek yang ia cari. Gisele duduk di ujung ruangan sambil tetap mengintai Theo dari kejauhan namun beberapa menit kemudian ia bosan. Gisele memutuskan untuk memesan minuman.
"Pengunjung baru?"
"Ah? iya aku...aku baru disini." balas Gisele sambil melihat menu minuman diatas.
"Apa yang membuatmu memutuskan untuk datang kesini?"
"Apa? ah aku hanya sedang bosan dengan pekerjaanku."
"Semua orang mengatakan seperti itu jika datang kemari. Baiklah nona manis, jadi minuman apa yang ingin kau pesan malam ini?"
Gisele tampak bingung, ia sama sekali tidak mengerti dengan tulisan tulisan yang ada di papan menu itu. Ia terlihat gugup dan malu.
"Apakah aku bisa memesan orange juice?" terdengar kekehan yang menggelegar dari bartender di depannya. Gisele merasa malu, terlihat pipinya yang merah dan ia gelagapan.
"Jangan seperti itu Lucio, dia baru jadi wajar saja dia memesan juice" Gisele terlonjak, astaga suara ini begitu tidak asing seperitnya?
"Itu reaksi normal, Sean. Aku memakluminya." Gisele menoleh dan terkejut, hampir saja ia terlonjak dari kursinya. Astaga ia sangat malu saat ini, tapi kenapa bartender tadi memanggilnya Sean? apa dia juga sedang memata matai seseorang?
Gisele terdiam ia tak ingin menatap Theo, ia sangat malu saat ini. Minuman Gisele datang, dan ia langsung meminumnya dengan terburu buru. Saat minumanya sudah habis, ia berniat beranjak dari tempatnya namun ketika ia hendak turun dari kursinya, Theo menahan tanganya.
"Aku baru tau bahwa pengawal kerajaan boleh keluyuran malam malam seperti ini? Apa yang membuatmu kesini, Pengawal?" Gisele membeku, bagaimana ia tau bahwa dia seorang pengawal dari kerjaan? ratusan pengawal kerajaan mana mungkin ia mengenalinya?
"Aku hanya- tidak, maksudku aku bukanlah seorang-"
"Kau memata mataiku?"
----------------------------------------------------------------
Terimakasih buat yang udah voting, comment, nunggu.
Kalian bener bener bikin aku semangat nulisnya.