Bilur Aksara

27 5 0
                                    

Karya: Candra lesmana

Geliat warna kemuning pagi
Begitu pemalu menatap bumi
Sejak manusia mencintai berbagai hal yang serba singkat
Kau dan aku seharusnya mengerti berbagai bentuk isyarat
Meski tak harus cepat, tapi ku harap tak terlambat
Masihkah kau akan memilih
Masihkah kau hiraukan semua keraguan ini
Kita telah beranjak dari semua ketidak pastian
Menerobos malam dengan penuh kehati-hatian
Aku tak ingin memimpikan apapun
Tidak, kecuali disana ada dirimu
Memeluk erat masa lalu
Masa terjauh yang tak mungkin lagi kita tuju
Kini segalanya menyerah kepada terik
Kepada hatiku yang dibakar pelik
Awan gelap pun berjatuhan
Seperti daun tua yang gugur dari pepohonan
Akhirnya meja rias nan cantik itu menghias halaman rumahmu
Membingkai kenangan kita yang kini hanya ada padaku
Tanpa sengaja, ku lipat kado teristimewa
Doa;
Ya, aku ingin tetap mendoakan mu
Meski aku harus kembali menelusuri lorong waktu yang jauh
Tepat dimana kenangan kita berteduh
Kelak akan kau buka kado teristimewa itu
Disaat rahim mu telah terisi malaikat
Yang pernah ingin ku utarakan namun tak sempat
Kau terlampau cepat mengalah
Meyakini bahwa memeluk ku adalah keputusan yang salah
Kini waktu seakan-akan tak bergeming
Memaksamu tetap tinggal dalam hening
Aku kemudian lari
Menuju tempat tersepi
Tempat dimana matahari senang sekali bersembunyi
Disana aku bisa tertawa lepas
Disana aku bisa menangis puas
Disana tidak seorangpun akan menemuiku
Kecuali dirimu
Kau lantas berkata
Semua akan baik-baik saja
Aku kemudian kembali percaya
Meski masih dengan hati yang terluka.

Tasikmalaya, 10 Februari 2020

Dunia KenangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang