Candra lesmana
Pertemuan kita terkait erat dengan kalimat tak sengaja
Pertemuan singkat yang dibatasi sebuah meja
Kau memperlihatkan padaku sebuah pentas termegah
Dimana hatiku tak bisa berhenti bertingkah
Senyummu mengalahkan kepahitan kopi yang tersajikan
Membuncah menciptakan berbagai dentuman
Percakapan kecil kita, canda tawamu dan beberapa mimik muka yang lucu itu
Kerap kali ingin ku awetkan
Sebelum pada akhirnya aku tahu
Bahwa waktu tempat terbaik untuk mu
Ku lihat kau dengan lahapnya menyantap beberapa kudapan yang tersaji di meja
Sedang hatiku masih saja sibuk melahap bahagia
Aku tertambat, kita terikat
Kau dan aku lantas berjanji akan lebih sering saling mengabari
Kau kemudian memberiku nomor ponsel yang sejak dari tadi ku tunggu
Lalu genaplah hatiku
Menuju malam yang semakin teduh
Waktu kian tak terasa bergeming
Kedai harus segera hening
Ku antar kau hingga depan rumahmu
Kau mengangguk setuju
Keindahan kota tersaji begitu mewah
Lampu jalanan, beberapa orang yang berlalu lalang
Mengajarkan hatiku agar kian lapang
Sementara kau semakin erat memeluk tubuh kurus ku
Meremukan dingin yang sengaja menyiksa kita
Atau malah sengaja mempersatukan kita
Ah entahlah,
Aku lebih senang menikmatinya
Dan disepanjang jalan aku berdoa agar rumah mu berpindah ke ujung dunia
Aku belum pernah merasakan mengendarai sepeda motor semenyenangkan itu
Bahagia macam apa yang kau sematkan di dadaku
Aku tak mau tau
Pelan ku tancap gas di tanganku
Semakin kau kedinginan
Semakin hangat tubuhku
Ku pikir kau pun begitu
Mesin laju lantas terhenti
Dihalaman rumah mu yang tersekat pagar besi
Aku pamit dengan janji lain waktu akan kembali
Menuliskan kisah baru disini.Tasikmalaya, 10 Februari 2020
KAMU SEDANG MEMBACA
Dunia Kenang
AcakBagaimana caramu memaknai temu? Bagaimana caramu memahami rindu? Bagaimana caramu mengadili sendu? Bagaimana caramu mempelakukan kenangan? Aku bergerak seperti siput dalam perjalanan kenangan yang bertekuk lutut, disetiap sela, celah dan sudut. kau...