nap of a star

9 0 0
                                    

Menangis dan menangis. Rasanya tak cukup untuk bisa membuat segalanya membaik.

Aku semakin kecil, kecil dan kecil. Hancur tergerus oleh waktu. Bisakah aku mengulanginya dari awal?

Aku tahu itu takkan pernah bisa. Tapi, bisakah aku memperbaiki kehancuran ini? Aku lelah, dan terlalu banyak mengeluh. Selalu merasa butuh dimengerti oleh orang lain tanpa ber susah-susah mengerti orang lain.

Setahun lebih telah berlalu. Aku selalu mencoba bertahan. Tapi semua tak berjalan dengan baik. Tak sesuai dengan apa yang kuinginkan. Atau lebih tepatnya aku tak pernah bisa mengerti apa yang aku inginkan.

Hubungan -ku dengan Ibuku tak banyak berubah. Aku masih sama seperti dulu, anak yang manja dan haus akan kasih sayang. Tapi Ibuku, aku bingung mengatakannya. Aku sulit mencari kata yang sesuai dengannya. Dia, masih sama seperti terakhir kali aku menilainya. Pikiranku terus berkelana mencoba untuk memahami semuanya. Tapi selalu berujung pada pertanyaan yang selalu sama,

Apakah Ibuku tak menyayangiku lagi?

Ibuku seakan menjauh dari -ku. Bukan jauh dalam artian kita berpisah berpuluh-puluh kilometer walaupun sebenarnya iya. Saat dia berkeja. Terlepas dari itu, yang kumaksud jauh itu jarak yang tak bisa diukur dengan harfiah.

Jarak yang sulit aku mengerti diantara hubungan seorang Ibu dan anaknya.

Kita tinggal di rumah yang sama, tapi bertukar sapa pun tak pernah benar-benar terjadi.

Ibuku pergi bekerja pagi-pagi sekali sehingga dia tak akan sempat hanya untuk sarapan bersama dan bertukar canda tawa bersama anaknya, aku.

Lalu dia, Ibuku akan pulang larut sehingga aku telah jatuh tertidur. Tak tau dengan pasti kapan dia akan pergi, kapan dia akan kembali. Bahkan dia sering tak pulang ke rumah.

Pernah juga dia pulang hanya untuk mengambil barang yang tertinggal dan empat hari kemudian baru lah dia pulang ke rumah lagi. Itupun cuma sebentar dan dia menghabiskan waktunya hanya dengan mengurung diri didalam kamarnya.

Karena itu aku tak mau mengganggu waktu Ibuku dengan mengobrolkan hal-hal yang tak penting seperti dulu saat kita masih sedekat itu.

Bukan tak mau menggagu lebih tepatnya Ibuku tak mau dinggangu.

Apakah aku hanyalah seorang penggagu dimatanya?

Interaksi antara aku dan Ibuku juga semakin aneh, —kaku. Saat aku akan pergi ke kamar mandi atau dapur, lalu tak sengaja bertemu dengan Ibuku. Tentu saja aku akan menyapanya dan tersenyum manis. Tapi Ibuku tak memberikan respon yang baik, dia hanya mengganguk seadanya tanpa memandang ku. Atau lebih seringnya Ibuku akan berusaha menghindar, dia menghindari untuk berpapasan dengan -ku—anaknya sendiri.

Maka dari itu aku mencoba mengabaikannya. Tak peduli lagi pada apapun yang dikerjakan olehnya. Tapi itu tak bertahan lama. Karena Ibuku melakukannya lebih baik dari yang kulakukan.

Ibuku menjaga jarak dariku.

Kesalahan apalagi yang sudah aku lakukan?

_______________ 🎗🎗🎗 ______________








TBC

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 04, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

nap of a starTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang