Part 4

511 12 3
                                    

At 08.00

Sekarang Putra dan Aini sudah bersiap pergi ke rumah barunya. Rumah itu sudah di persiapkan Putra dari hasil jerih payahnya sejak ia bekerja sebagai CEO di perusahan keluarganya. Rumah itu belum lama selesai di bangun. Baru sekitar 5 bulananalah. Gak lama kan.
Meskipun dengan berat hati, tapi Aini harus tetap ikut suaminya. Dia gak mau di cap sebagai istri pembangkang, meskipun awalnya memang menolak.

"Putra.. Ummi titip Aini ya... Kalau dia nyusahin jewer aja telinganya. Kalau manja, memang itu sifatnya gak pernah berubah" ucap Nur.
"Ihh Ummi orang anaknya lagi sedih juga"kata Aini.semua orang disana tertawa.
" iya Ummi tenang aja. Putra pasti jaga istri putra yang bawel ini. Ummi tenang aja"ujar Putra.
"Yah rumah sepi deh.. Kalian harus sering-sering main kesini ya.... Awas aja kalau jarang" ancam Nur.
"Gak sepi Ummi kan masih ada ardi" ucap Ardi yang tak terima dirinya tak di anggap.
"Halah kamu bang setiap hari sibuk juga. Bahkan jarang pulang ke rumah. Sekali pulang ngerem terus di kamar" ucap Aini sarkatis.
Sedangkan Ardi hanya menggaruk tengkuknya yang tak gatal.
"Iya tuh kamu bener Aini"ucap Ummi Sedangkan abinya hanya menjadi pendengar setia mereka.
" yaudah sekarang Putra sama Aini pamit ya Abii Ummi kakak ipar, takut kenak macet"ucap Putra.
"Iya hati-hati ya nak"
"Cepet buatin abang keponakan yaa dek"ucap Ardi yang dihadiahi cubitan oleh Aini.
Setelah berpamitan,Aini dan Putra berangkat ke rumah baru mereka. Ketika di jalan hanya keheningan yang menyelimuti mereka. Hingga satu jam kemudian mereka sampai. Ketika keluar dari mobil Putra tak mendapati Aini mengikutinya. Saat dia melirik ke mobil, ternyata Aini sedang tertidur disana.
"Ain... Aini bangun kita sudah sampai"
"Enggghh apa sih ganggu aja" rancu Aini, dan kemudian melanjutkan tidurnya.
Merasa usahanya gagal,dengan tidak segan-segan Putra menggendong Aini ke dalam kamar mereka.dan meletakkan Aini di kasur king sizenya.
" Buset... Berat juga nih anak, untung istri sendiri kalau bukan"gerutu Putra. Bayangkan saja rumah mereka itu besar, meski tak sebesar rumah orangtua mereka. Dan kamarnya terletak di lantai dua.
Merasa diri lelah juga,karena sehabis gendong Aini, dia mengangkat barang-barangnya juga Aini. Putra kemudian menyusul Aini ke alam mimpinya. Masa bodo barang-barang
Belum di bereskan.

****
At 11.00

Tepat jam sebelas siang,Aini bangun dari tidurnya. Dia sempat syok karena ingatannya sebelum tidur dia masih ada di mobil dan saat bangun sudah berada di dalam kamar yang tak asing menurutnya. Apakah putra yang menggendongnya? Tak mau ambil pusing dia beranjak saja dari tempat tidurnya. Toh Putra juga sudah menjadi suaminya.
Saat akan beranjak dari tempat tidur dia mendapati suaminya sedang tidur pulas di sampingnya. Dia sempat tertegun dengan wajah tenang suaminya,sangat berbeda ketika sadar. Datar dan amat menyebalkan, tapi itu sih menurut Aini.
"Ganteng sih tapi nyebelin" ucap Aini pelan. Takut terciduk lagi seperti tempo lalu.
Aini turun kebawah dan melihat-lihat rumah suaminya,kemudian membereskan barangnya juga Putra.
Setelah semuanya selesai dia pergi ke dapur. Dia bersyukur lemari sudah penuh dengan belanjaan. Aini Yang hobi masak pun segera perang dengan alat dapurnya.
Sekarang Aini sudah selesai berkutat dengan masakannya. Dia kemudian naik ke atas berniat untuk membangunkan putra.
Namun saat ia sampai di pintu kamar, dia tak mendapati Putra di ranjangnya. Tapi terdengar suara gemercik air di kamar mandi.
"Ternyata sudah bangun" batin Aini.
"Mas kalau sudah selesai Aini tunggu di ruang makan ya" ucap Aini dan terdengar deheman dari dalam kamar mandi.

                        ****
                Putra pov

Tepat jam setengah dua belas Aku terbangun dari tidurku. Namun saat nyawaku terkumpul aku baru sadar tak mendapati Aini di sampingku. Tapi aku mendengar suara sedikit gaduh di dapur"mungkin dia sedang memasak"batinku. Aku pun beranjak ke kamar mandi,karena rasanya badanku sudah lengket. Ternyata barang-barangku sudah tersusun rapi. mungkin Aini yang melakukan nya. Iya lah memangnya siapa lagi yang ada di rumah ini.
Tak lama setelah aku masuk kamar mandi, terdengar ada yang masuk kamar. Mungkin itu Aini.
"Mas kalau sudah selesai Aini tunggu di ruang makan ya" ucap aini dan ku balas hanya dengan sebuah deheman.

                          ****

                   Author pov

Sekarang Putra sudah selesai dengan ritual mandinya dan mengganti pakaiannya dengan pakaian yang lebih santai. Kemudian melangsungkan shalat dzuhur.
Setelah itu, dia turun ke bawah dan menuju ruang makan. Karena dia sudah di tunggu istri tercintanya sejak tadi.
Tunggu-Tunggu apakah Putra cinta Aini. Oh tidak, tapi mungkin belum. Karena walau bagaimana pun dia masih belum melupakan seseorang di masa lalunya.
"Assalamualaikum"
"Wa'alaikum salam"jawab Aini sambil mengambil nasi dan lauknya untuk Putra.
"Biasa aja kali mukanya jangan di tekuk segala" ucap Putra dengan nada yang sangat datar.
"Habisnya mas Putra lama sih,Aini sampe lumutan tau nunggunya"
"Oh maaf" singkat padat jelas
"Lagian mandi lama kayak cewek"
"Tadi saya shalat dzuhur dulu Aini, emang kamu gak sholat?"
"Aini lagi ada tamu bulanan tadi pagi, tapi tetap aja mas Putra mandinya lama"
"Pantesan aja ngomel-ngomel mulu ternyata PMS to" batin Putra.
"Udah ngomelnya??saya lapar mau makan"ucap Putra to the poin
Aini pun diam tapi hatinya berbicara
" kok bisa-bisanya ya Abi jodohin aku sama modelnya kayak beginian, bisa stres lama-lama. Mana dingin datar kaku lagi.Ampuni hamba ya Allah "
"Aini makan, bukan malah melamun"
"Iya-iya ini Aini makan"jawab Aini sambil memasukkan makanan ke dalam mulutnya.

****

Kini mereka telah menyelesaikan makanannya. Aini membereskan piring kotor dan menyimpannya di tempat cuci piring. Niatnya nanti saja dia akan mencucinya. Sedangkan Putra pergi ke ruang tv. Dan di susul oleh Aini.
"Mas Aini mau bicara"ucap Aini
" duduk dulu, mau bicara apa?" dengan nada yang masih datar.
"Mas, Aini itu istrinya mas kan?"
"Iya terus??"tanya Putra sambil terus menatap  televisinya. Tapi pendengarannya masih di arahkan pada Aini.
"Ya udah ngomongnya jangan datar gitu dong tambah dingin lagi. Lama-lama Aini bisa stres tau hidup sama mas"ucap Aini, matanya sudah berkaca-kaca.
Putra menoleh pada Aini yang memalingkan wajahnya. Dia tersenyum sambil menangkup pipi Aini dengan kedua tangannya, di tatapnya wajah Aini seraya berkata
" Mas minta maaf ya kalau sifat mas buat kamu gak suka. Ini memang sikap saya dari dulu. Tapi saya janji, akan berubah"
Aini tersenyum, sambil masih terus menangis"Mas jan-ji ya.."
"Iya Mas janji" ucap Putra dan membawa Aini ke dalam pelukannya.
"Udah dong jangan nangis lagi, Mas paling gak suka melihat orang yang Mas sayangi menagis" ucap Putra tak sadar.
Aini melepas pelukannya"emang Mas udah sayang sama Aini? "Tanya Aini polos
"Sa-emm udah ah lupain aja"jawab putra gelagapan
"Gak apa-apa kok Mas,jujur aja. Aini juga jadi sayang sama Mas"  ucap Aini kemudian memeluk Putra kembali.
Putra tersenyum "polosnya istri hamba ya Allah"
"Mas anterin Aini keliling rumah yu!" ucap Aini masih betah dalam pelukan Putra.
"Emang tadi belum??"
"Udah sih tapi baru di dalem doang"
"Ya sudah ayo"
Mereka pun pergi mengelilingi rumah yang megah itu. Dirumah Putra dan Aini terdapat lima kamar, tiga kamar utama di atas dan dua kamar tamu di bawah. Setiap kamar sudah ada kamar mandi masing-masing. Iya lah orang kaya gitu secara. Di ruang tengah ada ruang tamu bersebelahan dengan ruang keluarga. Ada dapur yang bersebelahan dengan toilet.
Oke sekarang di luar rumah.Di pinggir rumah ada kolam renang yang cukup luas. Tapi gak ada water boom, bisa-bisa di sangka tempat rekreasi. Di belakang rumah mereka ada taman yang cukup asri. Ditengah nya terdapat kolam ikan yang di atas kolam itu terdapat gazebo yang bisa di pakai bersantai. Oke sampai disitu dulu ya keliling rumah Putra dan Aini. Kalian bayangkan sendiri saja lah. Selesai berkeliling, Putra dan Aini memutuskan istirahat sejenak. Karena niatnya nanti sore mereka akan berkenalam dengan warga komplek rumahnya.'sebagai tetangga yang baik haru begitu'. Kurang lebih seperti itu lah yang di ucapkan Aini pada putra.

                        ****

         ~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Sampai disini dulu ya teman teman

See you Again😘😘😘

Jangan lupa vote nya😉

Jodohku Dosen MenyebalkanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang