Pagi ini begitu cerah, membuatku jadi semangat untuk melakukan ritinitasku di hari ini. Di mulai membereskan tempat tidur, membantu ibu di dapur dan setelahnya sarapan bersama dengan Ayah, Ibu dan Kakakku tentu saja. Aku.... Annisa Humaira Az-Zahra , aku merupakan seorang putri bungsu dari pasangan Iskandar Kenward dan Azura Kenward. Aku mempunyai seorang Kakak bernama Adam Kenward yang selisihnya berbeda tujuh tahun denganku. Aku dan Adam sama-sama di lahirkan di London, karena memang ayah kami berasal dari London dan ibuku berasal dari Indonesia. Perpaduan yang sangat bagus bukan? Indonesia dan London. Sekarang aku sedang menikmati liburan semesterku di Indonesia bersama dengan keluarga kecilku. Umurku baru saja genap 20 tahun dan aku sedang menyelesaikan study pendidikanku di Oxford University dengan Jurusan Hukum. Sedari kecil Aku begitu tertarik dengan Hukum, sehingga aku memutuskan untuk mengambil Jurusan Hukum. Beruntungnya keluargaku sangat mendukung apa yang menjadi keinginanku ini. Terutama Ayah dan Ibuku.
Dentingan suara sendok dan piring saling bersahutan. Tidak ada pembicaraan yang bearti di sarapan pagi ini. Aku fokus memakan makanan yang ada di hadapanku. Hingga fokusku teralihkan karena suara Ayah."Kapan liburan semester mu berakhir Zahra?"
Meski nama depanku Annisa, tapi Ayah, Ibu, Kak Adam maupun yang lainnya lebih suka memanggilku Zahra, nama belakangku. Tapi aku tidak terlalu mempermasalahkan itu. Just enjoy it.
"Satu Minggu lagi Yah" Ucapku sambil membawa gelas air minum dan meminumnya.
Ibu dan Kakakku hanya mendengarkan perbincanganku dan Ayah sambil menikmati makanannya.
"Kenapa Yah? Ayah ingin aku segera pergi ke London lagi? Jahat sekali" Tanyaku sambil mengerucutkan bibirku.
"Bukan begitu sayang, justru Ayah sangat bersyukur kau masih mempunyai banyak waktu disini. Benar kan Bu?"
"Iya. Kau ini, jangan su'udzon duluan Zahra" Jawabku Ibuku
"Aku kira kalian ingin aku untuk segera pergi"
Ayah dan Ibuku hanya menggeleng-gelengkan kepala sambil terkekeh pelan, termasuk Kakakku. Menyebalkan.
***
Setelah acara sarapan pagi selesai, aku pergi ke halaman belakang yang berada di rumahku. Ayah dan Kak Adam sudah pergi ke Perusahaan. Sedangkan Ibu? Ibuku lebih sering menghabiskan waktunya untuk berada di rumah. Dan memang harus seperti itu. Sebenarnya Ibuku seorang desainer, dan ia mempunyai sebuah Butik. Terkadang ia megunjungi butiknya sesekali untuk mengetahui perkembangan Butik nya. Sesampainya di halaman belakang, aku mulai menghirup udara segar sambil memejamkan mata. Menikmati udara yang segar di pagi ini. Rasanya sudah lama sekali aku tidak merasakan udara sesegar ini.
"Zahra, cepat kemari!" Teriakan Ibu menganggu kedamainku. Fiuh, sabar Zahra.
"Iya bu, aku akan segera ke sana" Aku sedikit berteriak untuk membalas ucapan Ibuku.
Cepat-cepat aku segera menghampiri Ibuku yang sedang duduk di sofa ruang tamu.
"Ada apa Bu?" Tanyaku penasaran
"Sini, duduklah terlebih dahulu Zahra"
Aku pun mengikuti perintah Ibu dan sekarang aku sedang duduk di dekatnya.
"Sebenarnya Ibu dan Ayah berencana untuk mengenalkanmu pada seseorang malam ini"
"Lalu?"
"Kau harus bersiap-siap sayang, pokoknya harus cantik. Jangan mempermalukan Ibu dan Ayah"
Setelah mengatakan itu, Ibu langsung meninggalkanku sendiri di ruang tamu dengan penuh tanda tanya. Tunggu, maksudnya apa? Memperkenalkanku pada seseorang? Dandan yang cantik? Jangan permalukan ayah dan ibu? Aku kembali mencerna perkataan ibu yang terus terngiang-ngiang di kepalaku. Ting! Tiba-tiba pikiranku melayang, apa jangan-jangan ibu dan ayah akan menjodohkanku? Tidak, tidak. Jangan sampai itu terjadi. Ya Tuhan semoga itu tidak benar. Aku tidak ingin itu sampai terjadi kepadaku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Destiny
Fiksi UmumSebuah takdir yang membawaku untuk hidup bersamanya. Sebuah takdir yang sebenarnya tidak aku harapkan. Sebuah takdir yang harus aku terima saat kedua orang tuaku mengharapkanku untuk hidup bersama dengannya. Dengan dia yang aku pun tidak mengenalnya...