Yusuf Ahmad Malik

20 3 6
                                        


" Maaf aku sedikit terlambat "

"Akhirnya. Kau datang juga nak. Dari mana saja? Kenapa baru sampai?" Lelaki itu berjalan menghampiri meja yang kami tempati dan duduk di kursi kosong yang tepatnya berhadapan denganku. Tubuhnya yang tegap di tambah dengan setelan formal yang melekat ditumbuhnya, membuatnya terlihat sangat berwibawa. Pria di hadapanku ini memiliki hidung mancung dan mempunyai kulit putih yang
membuatnya terlihat sangat tampan. Eh, astaghfirullah Zahra apa yang kau fikirkan!

" Aku sedikit ada pekerjaan di kantorku Bu" Perkataannya kembali membuatku tersadar dari fikiranku yang melayang ke mana-mana.

"Sedikit katamu. Kalau sedikit gak mungkin Kamu terlambat datang" Tante Tricia terlihat sebal pada anaknya itu. Pemandangan yang lucu. Eh

"Maafkan keterlambatanku Om, tante, Adam" Katanya tersenyum dan mengalihkan perkataan Ibu nya. Bahkan dia menghiraukan keberadaanku. Sudahlah, lagi pula aku tak mengenalnya.

"Iya tidak apa-apa Nak. Kami maklum, nak Yusuf kan memang banyak pekerjaannya" Ucap Ayahku. " Santai saja bro!" Ucap Kak Adam. Kak Adam memang sudah mengenal Yusuf sebelumnya, karena mereka sudah lama menjalin hubungan  pertemanan. Sama seperti kedua orang tuaku dan orang tuanya.

"Saya hanya takut kalian menunggu terlalu lama" balas Yusuf. "Jangan terlalu berlebihan nak Yusuf. Oh iya, ngomong-ngomong sudah makan belum?" Kata Ibuku yang membalas perkataan Yusuf.

"Sudah tante. Kebetulan saya sudah makan tadi di kantor saya"

"Syukurlah kalau begitu"

"Yusuf, Zahra sebenarnya Kami di sini ingin mengatakan sesuatu kepada kalian berdua" Tiba-tiba suara Om Rasyid menginterusi. " Kami ingin kalian berdua saling  mengenal mengenal satu sama lain" Tambahnya.

"Mengenal satu sama lain?"batinku berucap. Sedangkan pria yang berada di hadapanku hanya berdiam diri setelah mendengar penuturan Ayahku dan Ayahnya.

" Dan mungkin memang kalian telah mengetahui nama kalian satu sama lain" Kini giliran ayahku yang berucap.

"Kami ingin kalian mengenal lebih dekat lagi. Dan kami berniat untuk---" Ayahku menggantungkan kata di kalimat terakhirnya. Dan itu mebuatku semakin penasaran.

" Menjodohkan kalian berdua " Kalimat terakhirnya membuatku sangat-sangat kaget. Sedangkan pria yang berhadapan denganku hanya diam membisu dan tak berekspresi sekalipun.

***

Setelah selesai acara pertemuan keluarga tadi, yang di sudahi dengan anggukan pasti dariku dan dirinya. Membuat kedua belah pihak keluarga nampak bahagia. Aku tak tau pasti kenapa ia menyetujui. Karena yang pasti aku menyetujui karena aku menhormati keluargaku dan keluarganya. Bukan hanya itu saja aku sangat menyangi kedua orang tuaku dan Kak Adam tentunya. Semilir angin menerpa wajahku, aku memejamkan mata sambil berpegang pada pagar pembatas yang berada di balkon kamarku. Menikmati sinar rembulan yang menerangi bumi. Waktu telah menunjukkan pukul 10 malam, namun aku belum bisa tertidur. Pernyataan yang di bicarakan pada saat acara makan malam tadi selalu bersarang di pikiranku.

"Zahra, belum tidur nak?"

Aku mengalihkan pandangan dan beralih berhadapan dengan Ibu.
"Belum Bu, aku belum bisa tidur" Ucapku sambil tesenyum tipis. "Masuklah di sini dingin. Ayo" Aku pun terpaksa mengikuti Ibu yang berjalan ke kamarku dan mendudukanku di ranjang kasur.

"Ibu tau kau terkejut dengan keputusan yang terkesan mendadak ini"

"Dan kau pun harus tahu nak, bahwa kami mengambil keputusan ini untuk kebaikanmu sayang. Yusuf adalah pria yang baik, bertanggung jawab, dan bukankah dia tampan?" Tanya Ibu sambil menyunggingkan senyumnya.

"Ibu...." Aku pun hanya mengerang kesal setelah itu terkekeh pelan.

"Aku bahagia, melihat ayah dan ibu bahagia ketika aku menyutujui perjodohan ini. Karena mungkin pilihan ayah dan ibu adalah pilihan yang terbaik untukku"

"Alhamdulillah kalau begitu. Ibu senang mendengarnya nak. Keluarga kita dan keluarga Yusuf sudah sepakat sebelum kau kembali ke London Yusuf akan mengkhitbahmu. Masih ada lima hari lagi bukan?"

"Iya bu, aku bagaimana Ibu dan Ayah saja."

" Yasudah, sekarang tidurlah. Sudah malam. Good night" Ibu pun mencium keningku dan setelah itu berjalan pergi keluar dari kamarku.

Sejujurnya aku tidak ingin menerima perjodohan ini. Aku tak mengharapkan ini sebelumnya.Akan tetapi aku tidak ingin mengecewakan kedua orang tuaku, aku harus bisa menerimanya dengan ikhlas. Mendengar aku akan di khitbah sebelum kepergianku ke London membuatku sangat-sangat gugup.

***

Sinar mentari perlahan menampakkan sinarnya. Di sebuah kediaman terlihat seorang pria paruh baya dan seorang pria tengah duduk dan berbincang  sambil menikmati kopi. Ya, pria paruh baya itu adalah Ayah Yusuf dan seorang pria itu adalah Yusuf.

" Ayah tahu, kau sangat terkejut bukan dengan keputusan ayah yang menjodohkanmu dengan Zahra. Tapi nak, ayah harap harap kau bisa menerimanya. Karena itulah yang aku dan ibumu harapkan. Jangan sampaikan kau kecewakan kami" Ayah Yusuf berujar dengan tegas. Ia tidak ingin ada penolakan dari putra nya itu. Meskipun di acara makan malam itu Yusuf mengatakan menerima perjodohan itu.

"Iya Ayah. Aku akan menuruti semua keinginan ayah dan ibu. Termasuk menerima perjodohan itu"

"Dan kau harus tahu nak. Zahra itu baru berusia 20 tahun, ia sedang menyelesaikan pendidikan nya di London. Dia mengambil jurusan Hukum. Kebetulan sekarang dia sedang berlibur dan empat hari lagi dia akan kembali ke London. Ayah sudah merencanakan dua hari lagi kita harus pergi ke rumah Zahra untuk mengkhitbahnya"

" Kau setuju kan?"

"Meskipun aku menolak. Itu akan tetap terjadi kan Yah?"

***

Yusuf Ahmad Malik. Putra tunggal atau putra satu-satunya  dari pasangan Rasyid Ahmad dan Tricia Ahmad merupakan pewaris Perusahaan yang sangat berpengaruh di Indonesia. Sekarang ia menjabat sebagai Wakil Presdir yang sebentar lagi akan naik pangkat menjadi Presdir Utama menggantikan ayahnya. Di usianya yang masih 25 tahun ia sudah banyak membawa perubahan yang sangat baik di Perusahaan yang di dirikan oleh ayah nya sendiri, dan itu yang membuat ayahnya mempercayai ia sebagai penerus Perusahaan selanjutnya. Selain itu ia terkenal dengan ke sholehannya, di tengah kegiatannya yang sangat padat tidak melupakan ia kepada kewajibannya sebagai seorang muslim, yaitu shalat lima waktu. Hal itu membuat Yusuf di sukai banyak orang, termasuk kaum hawa. Sikapnya yang dingin membuat ia tak menoleh sedikitpun pada wanita manapun. Kecuali pada dia, dia yang sekarang pun masih terus bersarang di pikiran bahkan di hati Yusuf. Ia tak pernah membicarakan hal ini sedikitpun pada orang tuanya, dan ketika ia ingin memberitahu perihal dia kepada kedua orang tuanya, hal yang tak terduga pun datang yaitu ia yang akan di jodohkan dengan perempuan yang bernama Zahra. Ia ingin menolak, tapi ia tak mempunyai kekuatan untuk menolak permintaan kedua orang tuanya. Karena ia merupakan harapan satu-satunya keluarga ini. Kedua orang tuanya menginginkan ia berjodoh dengan Zahra, karena itu adalah cara terbaik untuk membahagiakan kedua orangtuanya. Dan ia sadar ia merupakan putra satu-satunya dan tak ingin mengecewakan kedua orang tuanya. Yusuf harus merelakan dia yang sangat di cintai nya. Harus merelakan dia yang tadinya akan menjadi tulang rusuknya. Ia harus benar-benar menerima kenyataan ini sekarang.













Hallo everyone😊
Semoga kalian pada suka sama cerita baru aku ya, terima kritik dan saran😄
Thank you😍



Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 02, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Destiny Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang