waktu,takdir dan dia.....

66 1 0
                                    

Hari hari berikutnya, aku hanya memperhatikannya dri kejauhan( jauhnya tak begitu jauh sih tentunya, sebab dy bekerja di depan tokohku jg).

Saat itu aku tak memiliki begitu banyak keberanian untuk menyapa atau bahkan hanya sekedar basa basi dengannya, sebab aku tahu betul, dengan gaya tomboy dan lakikku pasti akan membuatnya tak nyaman saat aku mecoba basa basi dengannya.
Takutnya dia risih.
Jadi kuputuskan hanya memperhatikannya dari jauh.

Sesekali aku bertanya ke
kak jum( teman jaga tokoku saat itu)

Aku. : "Kak itu cewek yg didepan 
tokota sudah ada pacarnya kah?"

Kak jum : " yg mana"

Aku : " itu kak yg selalu datang    terlambat"

Kak jum : "ouh sakina, knpkah?"
(Balik bertanya dan tertawa seakan mengejekku)

Aku  : " tidak jie kak, bertanyaka, ka selalu kuliat datang terlambat"
(Aku yg sedikit malu menjawab dengan muka yg sedikit memerah namun mencoba menepis pikiran aneh kak jum)

Kak jum : " edd eee, santaimko dek, ka mengertijika" ( sambil menepuk pundakku dan tersenyum)

Aku yg saat itu kikuk didepan kak jum, mencoba tetap cool sambil merapikan lipatan pakaian di depan toko.

Kak jum :" sakina itu, adek perempuannya darny, kayaknya ada yg antar jemputki"

Akupun hanya mendengar dan mengatakan "ouh"
Setelah itu aku tak lagi bertanya sebab aku pura2 fokus dengan kerjaanku.

Walaupun sebenarnya ada banyak pertanyaan yg ingin ku tahu tentang dia. Tapi setidaknya aku sudah tahu namanya.

Keesokan harinya, pagi itu aku merapikan lipatan didepan toko dengan santai, tiba2 aku melihatnya berlari dan melewatiku, rambutnya yang masih basah dan belum tersisir terlihat acak acakan, namun entah mengapa hal itu tak mengurangi kecantikannya sedikitpun.

Aku terus saja memperhatikannya, walaupun dia sama sekali tak melirikku, namun diam diam aku selalu memperhatikannya, tawa candanya yg begitu lepas dengan teman kerjanya, dan sikapnya yang begitu ramah dan ulet dalam bekerja membuatku semakin penasaran dengannya.

Tapi, saat itu aku tak memilki keberanian untuk mendekati bahkan berbicara dengannya secara langsung,

Aku seperti stalker yg mencari tahu ttgnya secara diam2 dan tak mencolok, namun tak banyak informasi yg kudapatkan.
Karena jujur saja saat itu aku sedikit ragu, dan mengatakan pada diriku sendiri bahwa aku hanya kagum dengan kecantikannya.

Aku tak yakin dengan hatiku yg saat itu msih menyayangi pacar pertamaku, fikirku saat itu. aku hanya jenuh dengan hubunganku dan pacarku yg sedang renggang, jdi mungkin saja jika aku melirik wanita lain.

Hingga akupun memutuskan untuk tak ingin mencari tahu tentang dia lebih jauh lagi.

Sebulan berlalu, tiba tiba nenek menyuruhku untuk pindah dan bekerja di tempat om ku yg jauh( jayapura). Dan saat itu aku benar2 putus asa dengan pacar pertamaku, sebab kami sudah jarang berkomunikasi dan aku pernah memergokinya beberapa kali berselingkuh dengan pria.

Tanpa berfikir panjang aku menuruti permintaan keluargaku. Fikirku saat itu, mungkin saja dengan kepergianku di tempat yg jauh, dapat membuatku lebih nyaman dan berubah sesuai keinginan keluargaku.

Mungkin disana aku bisa memulai hidup baru. Dan melupakan hubungan terlarangku.

.......
Hampir setahun aku tinggal di jayapura,  tapi tetap saja diam diam aku masih berhubungan dengan pacar wanitaku.
Kami masih saling menghubungi sebab aku yg kesepian dengan sifat introvertku tak begitu memiliki banyak teman di sana.

Tentang Aku Dan Kamu Yg Tak Bisa Menjadi Kita.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang