Kopi Janji Jiwa

29 1 0
                                    

"SELAMAT PAGI NDAN!!" Teriak salah seorang danton yang sedang jogging lalu menyapa komandannya. Siapa lagi kalau bukan LETTU HADARA.

"Selamat pagi." Jawab sang komandan sambil tersenyum. Di balik senyuman itu ada dua orang yang berjalan di belakang komandan. Ada belva yang sedang terpesona hingga mau terbang saat melihat kejadian yang baru saja terjadi dan juga ajudan komandan yang biasa di panggil bang hanafi.

"Kamu kenapa dek? Senyum-senyum begitu?" Tanya bang hanafi. "Ganteng ya bang.. sudah punya istri apa belum ya bang?." Bang hanafi tahu kemana arah pembicaraan gadis kecil ini."Belum nikah dek, masih bujang dia tu.."

"YEEEEESSSSSS!!!!!!!!" Teriak belva tak terkontrol sambil berjoget-joget tak jelas. "Kamu kenapa sayang?" Tanya komandan yang tak lain adalah ayah belva. "EH'hehehe gapapa ayah..". "Yasudah kamu masuk duluan ke ruangan ayah, ayah masih harus ke aula untuk nemenin bunda kamu yang lagi persiapan buat acara HUT PERSIT besok. Kalau bosan menyusul ayah saja ya sayang.." Ucap ayah lalu mengecup kening anak gadis sematawayangnya itu. Dan bang hanafi yang melihat tingkah gadis itu hanya tertawa sembari menggelengkan kepalanya. "Ayo hanafi!.". "SIAP NDAN!."

Belva duduk di kursi sofa yang berada di ruangan ayahnya lalu mulai menyalakan ponselnya dan mulai megirimi pesan lewat grup whatsapp kedua orang sahabatnya yaitu, Adelia dan Dina.

"Del.. Din..!!!!!"

"Paan sihh bel??" Balas adelia.

"Kenapa pula si curut nii?" Balas dina.

"Kalian tahu gak? Gue habis ketemu sama tentara yang gantengnya gak ketolongan. Dan gue yakin banet kalau dia itu jodoh gue."

"Yaelah bel, gue kira apaan." Balas dina.

"Iya nih, padahal cuman perihal cowok. Tapi bel, memangnya lo yakin sama si tentara itu?. Bagaimana kalau dia sudah punya istri atau tunangan begitu?. ya kali tentara jaman sekarang jomblo, gak mungkin banget!!!" cerocos adelia.

"Iya sih, tapi menurut info dia belum punya istri dan jikapun dia sudah punya pasangan, gue ga bakal nyerah!!! Sebelum janur kuning melengkung mengering masih ada kesempatan. Yaudah ya nanti gue lanjut cerita di sekolah saja.. dada!!!"

Belva kembali memasukan ponselnya kedalam saku celananya. Lalu matanya menangkap segelas kopi utuh berada di atas meja ayahnya dan masih dingin. Berhubung sedang haus belva pun mengambil kopi itu lalu meminumnya. "Enak juga ya.. kopi apa ya ini?." Belva kembali melihat gelas kopi itu lalu membacanya "Janji Jiwa (HADARA), Kopi saja bisa seromantis ini, masa gue gak bisa?." Belva melanjutkan kegiatannya itu, namun ia di kagetkan dengan bunyi pintu yang terbuka, dengan cepat belva berpaling ke arah pintu.

"Kamu siapa?, apa yang kamu lakukan di ruangan komandan? Dan.. ini kopi kan punya saya kok kamu minum?." Ucap hadara datar, dan belva hanya terpatung disitu. Belva tak tahu apa yang harus di lakukan satu sisi belva sangat senang akhirnya dia bisa melihat pria ini lagi, tapi disisi lain ia bingung apa yang harus di lakukannya.

Belva pun tersenyum canggung dan dengan perlahan belva menaruh kembali kopi tersebut. "Saya Belva anaknya komandan om..", "Kamu bohong kan? bisa saja kamu penyusup terus ngaku-ngaku jadi anaknya komandan!!." Belva membelalakan matanya tak percaya "Belva gak bohong!!.."

"Ada apa ini? kenapa ribut-ribut?" Sahut sang ayah yang sedang berjalan memasuki ruangan bersama sang bunda. "Ijin ndan, apakah ini anaknya komandan?." Ayahpun tersenyum ramah lalu mulai menjelaskan "Oh, iya had ini belva anak saya, dia baru saya pindahkan dari malang ke Jakarta. Biar bisa saya awasi.", "Kan belva sudah bilang.. gak percaya." timpah belva sambil memeluk bundanya. "Maafkan saya ndan, saya gak tahu kalau dia anak komandan. Maafkan saya ya dek." Dengan penuh antusias belva tersenyum sembari mengangguk.

"Yaudah, Hadara mulai sekarang kamu yang ngantar jemput anak saya sekolah ya." pinta sang komandan. "Siap ndan!." , "Belva mau pulang duluan? biar bang hadara antar?."tanya ayah. Belva mengangguk, siapa sih yang gak mau deket-deket sama orang yang di taksirnya.  "Hadara antar belva ya.." , "Siap ndan! jin mendahului." Komandan pun tersenyum lalu belva pun masuk ke dalam mobil.

Perjalanan baru saja di mulai belva sudah mulai berbicara banyak, sedangkan hadara sangat tidak suka berbicara. "Bang kita mampir ke Janji jiwa ya? boleh?." tanya belva dengan sangat berhati-hati, dan hanya di balas dengan anggukan sang hadara.

Saat tiba di cafe tersebut belva langsung turun untuk memesan beberapa kopi, dan belva memesan semua varian rasa yang ada di cafe tersebut, dan menyuruh mbaknya untuk menuliskan nama HADARA di setiap gelasnya.

"Mbak menurut mbak kalau cinta sama seseorang, kita boleh ngejar gak?." Tanya belva sembari menunggu pesanannya di selesaikan. "Boleh dong neng, yang namanya cinta itu butuh perjuangan." Belva tersenyum sambil menganggukkan kepalanya, sesekali ia melihat keluar cafe dan mendapati pujaan hatinya sedang berdiri sambil bersandar di pintu mobil sembari memainkan ponselnya. "Mbak percaya dengan cinta pandangan pertama?" Tanya belva, "Kalau mbak sih percaya neng. Kopi saja bisa sejiwa, masa neng gak bisa sehati sama mas nya sih? hehehe..", "Iya juga ya mbak." Pesanan kopinya pun selesai terdapat 15 gelas yang di berikan sang mbaknya. "Ini neng kopinya.", "Makasih ya mbak."ucap belva sambil tersenyum manis. "Iya terimakasih kembali, neng semangat ya mengejar cinta masnya." , "heheh makasih mbak, oh iya mbak besok-besok kalau mas yang di depan mobil sana kesini mbak jangan lupa kasih kopi gratis satu dan setangkai mawar putih ya mbak, ini kartu nama saya kalau masnya kesini mbak bisa hubungin saya biar saya transfer uangnya ya mbak." Mbak cafe itu mengangguk mengerti sambil tersenyum."Yaudah mbak, saya duluan ya.. terimakasih.." Belva pun emnenteng belanjaannya itu dan di sambut oleh hadara yang mengambil kopi itu dari tangan belva lalu menyimpannya di belakang.

Kini hanya keheningan yang menyelimuti suasana dalam mobil,Belva bingung apa yang harus ia lakukan. Hingga akhirnya mereka tiba di rumah dinas komandan, yaitu rumah belva juga artinya. Belva pun turun dari mobil dan hadera mengambil belanjaan belva dengan niat ingin memberikannya pada belva. "Ini dek." Belva memandanginya lalu tersenyum manis dengan menunjukkan lesung pipi yang ia punya di pipi sebelah kiri. "Itu buat bang hadara, belva minta maaf sudah lancang minum kopinya abang, jadi belva ganti." Hadara hanya melotot tak percaya dengan tingkah gadis ini. "Astaga!! gak apa-apa dek, gak usah di ganti.","Jangan bang, kata ayah kalau kita buat kesalahan kita harus minta maaf." Hadara menghembuskan nafas kasar,"Kan bukan berarti kamu ganti juga sebanyak ini dek.." Belva hanya tersenyum "Terimakasih bang sudah anterin belva pulang,jangan bosan-bosan ya. Belva suka sama abang.. dada!!!." Setelah memberanikan diri untuk mengatakan itu belvapun berlari masuk ke dalam rumah, lalu bersembunyi di belakang pintu. Sedangkan hadara hanya terdiam mematung di tempat itu,masih berusaha mencerna perkataan belva.

Hadara kembali masuk ke mobil dan pulang ke baraknya.


"Jika cinta itu bisa ku sogok,pasti ku sogok berapapun harganya asal kamu mau cinta juga sama aku selamanya."-Belva




BELVATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang