Bunga Mawar Layu

16 1 0
                                    

*suara kicau burung*

Belva mengerjapkan matanya yang mulai terkena sinar matahari dari jendelanya. Dengan perlahan ia membuka matanya lalu duduk sebentar. "Kenapa kondisiku semakin hari semakin memburuk?. Padahal aku belum mendapatkan hatinya."batin belva. Saat ingin berdiri tiba-tiba belva melihat wajahnya di cermin lemarinya, sangat pucat. Raut wajahnya berubah,tak ada senyuman di pagi ini ketika melihat keadaannya sendiri.

Belva pun memaksa diri untuk tersenyum akhirnya ia memilih untuk mandi dulu. Tak butuh waktu lama kini belva sudah selesai mandi. Belva hanya duduk terpaku di depan meja riasnya.

Belva memakai bedak dan menggunakan liptint dan sedikit blush on di pipinya agak tidak kelihatan pucat. Bela mulai menarik nafas panjang dan tersenyum, lalu beranjak ke luar kamar.
"Selamat pagi ayah,bunda."ucap belva sembari mencium pipi ayah dan bundanya. "Ayah sama bunda aja nih?? Abang sama kakak nggak??.."ucap bang jefri menggodanya. "Hehehe iyaa iyaa.." ucap belva sambil berjalan pelan menuju kedua kakaknya lalu mencium pipi mereka. "Ayokk sarapan dulu.. ini bunda udah buat kue black forest kesukaan adek.." ucap bunda sambil membawa kue blackforest ke meja makan. "Waaaahhhh....."ucap belva. Dengan cepat belva memotong kue blackforest itu dan memakannya lahap, ayah dan bunda beserta kedua kakaknya hanya bisa tersenyum melihat tingkah gadis semata wayang ini. Tiba-tiba aksinya terhenti ia mengingat hadara. Belva mengambil piring lalu memotong kue blackforest itu. "Bunda ini buat belva yah...belva ke kamar dulu." Dengan cepat belva membawa kue itu ke kamarnya, sedangkan ayah dan bunda bingung dengan belva, dan kedua kakaknya hanya tertawa " Itu loh yah, belva paling mau kasih kuenya buat hadara.","Hadara?."tanya ayah. "Iya hadara, belva naksir sama hadara ayah.." dengan spontan mereka semua tertawa "Astaga yah, adek udah besar sekarang..udah mulai naksir sama cowok.." ucap bunda. "Yaudah biarin aja bun, kalau itu buat dia bahagia gakpapa. Ayok lanjut sarapannya."

Belva mengambil 14 tangkai bunga mawar putih lalu mengikatnya menggunakan pita. Secara diam-diam belva berjalan menuju kamar hadara, lalu menaruh kue dan bunga itu di meja depan kamarnya. Tanpa belva sadari hadara sedang memperhatikannya dari kejauhan. Hadara pun tersenyum sedangkan belva langsung pergi dari situ.

Hadara membawa masuk kue dan bunga itu. Hadara menyadari sesuatu "kemarin bunga mawar nya ada 15 tangkai, sekarang 14. Maksudnya apa ya?."batinnya. Hadara menggelengkan kepalanya menepis pikiran negatifnya lalu menyimpan bunga itu di lemari atas dan memakan kue itu lalu mencuci tempatnya dan kembali menaruh piring itu di meja depan dan sebuah note kecil di atas piring tersebut.

Belva melihat keadaan tanamannya ternyata bunga mawar putihnha yang sedang mekar kemarin kini melayu. "Cukup fisik aku aja yang drop, bungaku jangan ikut layu juga."batin belva.

Belva sangat merasa bosan, ditambah dengan bunganya yang mulai layu. Belva akhirnya memilih kembali ke kamarnya lalu ia sengaja melewati kamar hadara. Ia menemuka piring berisi kue tadi telah kosong dan terdapat kertas kecil yang di tempel di piring tersebut. Belva mengambil piring itu lalu membacanya "Terimakasih, kuenya enak. Bunganya juga cantik. Cepat sembuh yah.." belva tak bisa menahan dirinya untuk tidak tersenyum, ia seperti ingin berteriak sekencang-kencangnya. Dengan cepat belva berlari ke kamarnya namun siapa sangka di depan kamarnya terdapat 2 tangkai bunga tulip putih. Belva membawa masuk bunga itu lalu membaca note yang tertempel di tangkainya. "Harus senyum hari ini." -H.
Belva pun membuang diri ke atas rancang dan menutup wajahnya menggunakan bantal lalu berteriak.
"Haduhh ni jantung kok gini yah... cepet bener detaknya.. haduhhh..."
Tak ada yang bisa mengerti betapa bahagia dirinya saat ini. Belva menaruh 2 tangkai bunga tulip itu di sebuah vas besar di depan meja riasnya.

"Adek.." panggil bunda. "Ya bun??." Belva membuka pintu kamarnya "sayang ayok siap-siap kita refreshing ke pantai yuk." "AYOKK!!! belva udah lama gak ke pantai. Bunda tunggu yah,belva siap-siap dulu.", "iya sayang bunda tunggu di bawah ya?.", "Siaap!!."

Ketika telah siap,dengan penuh semangat belva berjalan menghampiri bunda dan ayah yang telah menunggu di depan mobil. "Ayokk kita jalan bun.." Ajak belva sambil menarik tangan bunda dan ayahnya. "Stop!!!!!"Teriak kedua kakaknya yang kini telah berdiri tepat di depan mereka, dengan menggunakan seragam loreng sembari memasang gaya paling keren. "Abang!! Kakak!! apaan sih..?." Tanya belva kesal. "Stop!."Ucap Sang abang,sedangkan kakaknya sedang berjalan sembari memegang kompas. Bak seorang detektif,"Tiitt...tiittt...tiiittt.... titiitititiititititit...."Sang kakak terhenti tepat di samping bunda,lalu mulai menatap bunda sinis."Bunda mau kemana? Kompas kakak menunjukkan arah jalan yang tepat. Bunda mau kemana dan kenapa bunda bawa makanan sebanyak ini?.", dengan cepat sang abang menghampiri bundanya. "Jawab bunda!", "Kita mau ke pantai. kenapa? Mau ikut?."ucap belva sinis. Kedua kakaknya pun menyipitkan mata lalu berlomba menatap sang bunda. "Iya sayang.. kita mau kepantai.", "APAAAA!!!!." teriak sang kakak histeris. Dengan perlahan sang abang mendekati bunda lalu memeluk bunda."Bunnnn... abang ikut yaaa.."Abang memohon sembari menunjukkan puppy eyes nya. Tak mau kalah sang kakak pun melakukan hal yang sama. Mereka berdua merengek seperti anak kecil,dan membuat belva yang melihat itu bergidik ngeri sedangkan sang ayah langsung menutup wajahnya dengan tangannya. "yaudahh...cepetan ganti baju, kita tunggu disini. 5 menit saja, lewat berarti tinggal."Perintah sang ayah. Dengan cepat mereka berdua berbalik melihat sang ayah lalu memberi hormat "Siap! Komandan." Tanpa aba-aba mereka langsung berlari menuju kamar masing-masing sedangkan belva hanya melongo tak percaya dan ayah,bunda hanya menggelengkan kepala sambil tersenyum."Itu kakak dan abangnya belva ya?" Tanya belva tak percaya. Ayah dan bunda secara sponta melihat belva yang berdiri di tengah mereka berdua. "Bukan, itu anaknya bunda yang manja itu." Tunjuk ayah. "Hah!! itu anak kebanggaannya ayah yang katanya prajurit-prajurit hebat."sindir bunda tak mau kalah. "Sudah-sudah kita tunggu di dalam mobil saja yuk."

BELVATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang