Change

59 10 13
                                    

Areum merasa ada yang berbeda dari Jimin semenjak dia kembali dari Seoul, Jimin lebih banyak tertawa dan tersenyum berbeda sekali saat pertama kali Jimin menikahinya. interaksi diantara keduanya pun cukup sering, skin ship juga sering terjadi hal itu membuat Areum sedikit takut untuk dekat-dekat dengan Jimin.

Seperti pagi ini contohnya, Jimin mengambil hari libur disaat dirinya harus bekerja. Jimin juga ikut membantu Areum menyiapkan makanan untuk sarapan pagi mereka, Areum sesekali mencuri pandang kearah Jimin yang tengah berkutat dengan bawang bombay ditangannya.

"Tidak perlu memakai pisau jika ingin mengupas bawang itu kak." Ucap Areum yang mendapat perhatian penuh dari Jimin.

"Uh? Benarkah?" Tanya Jimin yang benar-benar tidak mengetahui cara mengupas bawang bombay.

"Seperti ini caranya." Lanjut Areum sembari mengambil bawang tersebut dari tangan Jimin.

Areum memperagakan kepada Jimin cara mengupas bawang tersebut sembari menggumam kecil memperjelas bagian mana saja yang seharusnya dibuang, Jimin memperhatikan wajah Areum dengan senyum diwajahnya, semenjak kembali dari Seoul Jimin berpikir keras selama perjalanan, yang dipikirkannya jelas gadis didepannya ini. Jimin berulang kali bertanya apa sebenarnya yang membuat dia sampai menikahi Areum, apakah rasa kasihan karena kesendirian Areum atau karena dia memang mencintai Areum.

Jimin tidak bisa mengakui jika Jimin mencintai Areum, karena rasa cinta tidak akan muncul begitu saja, Jimin hanya bisa mengakui jika dia hanya mencintai Jieun sampai kapanpun. Sampai akhirnya Jimin mengambil kesimpulan kenapa dia menikahi Areum.

Jimin akan belajar mencintai Areum agar gadis itu tidak merasakan kesendirian lagi.

Jimin tetap setia memandangi wajah Areum yang tidak akan bosan jika dipandang terlalu lama, Jimin merasakan ada gejolak rasa yang ingin dia luapkan saat memandang wajah polos itu, dia sadar jika rasa itu mulai muncul secara perlahan. Jimin menyentuh tangan Areum yang masih memegang bawang, merasakan sentuhan Areum mengalihkan pandangannya dari bawang menuju wajah Jimin.

Areum sedikit kaget saat tangan Jimin yang lain menyentuh pelan pipi kirinya, menyelipkan poni yang mulai panjang kebelakang telinganya, Areum sadar wajah Jimin semakin mendekat seperti hendak menciumnya. Jantung Areum berdetak cepat saat bibir Jimin semakin mendekat kebibirnya, tidak siap dengan hal itu Areum mendorong dada Jimin dan Areum menjauhkan diri dari Jimin.

Jimin terkejut saat Areum menolak dirinya, gadisnya itu seperti takut dengan sikap Jimin yang terlalu tiba-tiba. Areum membelakangi Jimin dan berpura-pura melanjutkan pekerjaannya, Jimin mendekat karena merasa bersalah.

"Areum, maaf, yang tadi itu aku diluar kendali. Maafkan aku."

Areum hanya diam.

"Aku benar-benar tidak sengaja, aku dilua--"

"Tolong jangan memaksakan diri."

Jimin mengerutkan kedua alisnya bingung dengan kalimat yang baru saja diucapkan Areum.

"Apa maksudmu?"

Areum merasa kehilangan keberaniannya untuk mengungkapkan perasaannya kepada Jimin, saat dia bertanya seolah takut melawan karena bisa menjadi boomerang untuknya, Areum takut Jimin akan mengira jika dirinya adalah seorang istri yang tidak bisa melayani suaminya.

"Areum jawab aku, apa maksudmu."

"A-Areum... Areum merasa ini bukan kakak." Areum memberanikan diri untuk meluapkan perasaannya. Areum berbalik dan menatap Jimin berani dengan mata sudah berlinang air mata.

"Areum tahu kakak menikahiku hanya karena kasihan, sebab Areum tidak punya siapa-siapa lagi disini."

Jimin merasa jantungnya mencelos, darimana gadis ini bisa mengetahuinya.

Two UpTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang