Aku ingat bagaimana rasa penasaranku berteriak pada saat pertama kali bertemu dengan Jungkook satu tahun lalu.
Saat itu aku sedang duduk di salah satu cafe menunggu kue pesananku datang sembari memainkan telepon pintar milikku. Kegiatanku terhenti saat ada seorang lelaki berdiri di dekatku, "Selamat malam." ujarnya.
"Selamat malam, ada yang bisa saya bantu?" jawabku.
Lelaki itu tersenyum, "Saya melihat gantungan kunci tas Anda terjatuh pada saat Anda memesan kue." kata lelaki bersuara maskulin itu bersamaan dengan menyerahkan gantungan kunci tasku.
Aku terkejut, "Oh astaga, terima kasih sudah membantuku. Gantungan kunci ini sangat berharga bagiku." kataku sambil memasukkan gantungan kunci yang ternyata putus itu.
"Sama-sama. Saya duluan, ya." sahut lelaki itu. Aku menahan tangannya secara refleks, kemudian aku yang sadar kalau lelaki itu terkejut langsung saja melepaskan tangannya, "Ma-maaf. Rasanya kurang sopan kalau saya tidak memberikan apa-apa sebagai ucapan terima kasih. Bagaimana kalau besok saya traktir makan malam."
Lelaki itu tersenyum, "Ehm, baiklah. Boleh minjam telepon pintar Anda?"
Aku langsung menyerahkan telepon pintar milikku kepada lelaki yang saat ini menggunakan setelan jas yang mana membuat dirinya nampak dominan.
Lelaki itu melakukan sesuatu, tak lama dia mengembalikan telepon pintar tadi kepadaku. "Mohon maaf, untuk besok malam aku tidak bisa. Kontakku sudah ku masukkan, hubungi saja aku untuk mendiskusikan perihal waktu agar kita bisa makan malam. Kalau begitu, aku duluan, selamat malam." ujarnya, kemudian berlalu meninggalkanku.
Hei, aku belum sempat bertanya namanya! Tapi aku baru ingat, kalau aku sudah punya kontaknya. Kemudian aku melihat kontak baru yang nampak di telepon pintarku, namanya indah sekali.
"Jeon Jungkook."
✖️✖️✖️ With love, lovoct.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
