1¦ where it's started

181 7 0
                                    

Terik matahari disiang bolong membuat siswa-siswi yang sedang berolah raga merasa sedang simulasi menjadi warga neraka. Atau ini hanya perasaan Steph saja?

"Pak ganteng, ini olahraganya masih lama atau memang lama, sih?" Tanya Steph sambil mengelap peluh yang semakin lama semakin mengalir deras dikeningnya.

Tessa dan Molly tak kuasa menahan tawa. Membuat teman-temannya ikut tertawa. "Steph Jones, baru juga kita sampai dilapangan sudah banyak mengeluh saja." Jawaban guru olahraga itu masih belum memuaskan Steph yang sekarang sedang sibuk mengibaskan baju olahraganya.

Merasa sedang diperhatikan, Molly pun menghentikan tawanya walaupun belum merasa puas menertawakan temannya. Merasa ada yang aneh, Tessa ikut terdiam dan mengedarkan pandangannya memastikan penyebab Molly yang tiba-tiba salah tingkah.

"Lo kenapa, Moy?" tanya Tessa setengah berbisik.

"Ada doi gue disana. Ya ampun! Tadi gue ketawanya gede banget, Tes. Malu gue, mau gue taruh mana ini muka?" jawab Molly sambil menutup wajahnya dengan kedua tangannya.

"Lagian cuma gebetan, Moy, bukan paparrazi." Tessa terkekeh, mengingat dirinya yang tidak mempunyai gebetan dan bahkan tak ada yang menyukainya. Who knows?

[🍂]

Cuaca hujan membuat Tessa mendekap selimut tebalnya selepas pulang sekolah tanpa mengganti seragam sekolahnya terlebih dahulu. Dengan benda pipih bermerek yang menyinari wajahnya ditengah kegelapan kamarnya.

Ting!

Dering ponselnya berbunyi menemani suara tetesan air yang membasahi atap penthouse-nya. Selain kedua suara itu, penthouse mewah miliknya sepi tak terdengar suara apa-pun. Kadang, hanya ada suara tawa dan teriakan Tessa yang entah sedang menonton film atau bertemu serangga menjijikan di sudut kamarnya.

Setelah chit-chat dengan Molly, Tessa memutuskan untuk mengganti seragamnya dengan baju santai favoritnya.

Dering ponselnya berbunyi kembali dengan ringtone yang berbeda

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Dering ponselnya berbunyi kembali dengan ringtone yang berbeda. Molly menelponnya. Setelah beres menggantung seragamnya, Tessa meraih ponselnya yang berada di nakas.

Tessa menghela nafasnya sebelum menrima telpon dari sohibnya. "Kenapa lagi?"

"Tau gak sih?"

"Nggak."

"Ish nyebelin ya, lo."

"GUE DITEMBAK DOI BARUSAN!"

unexpected ending.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang