4¦ the painful fact

112 6 0
                                    

Molly mengusap perutnya yang terasa linu karena tawanya yang tak tertahan. Pasalnya, ia menertawai kemalangan teman sebangkunya. Ekspresi Tessa menggelikan dan membuatnya tak bisa menghentikan tawanya.

"Btw, gue mau ketemuan pacar gue di depan sekolah. Anterin ya?" Tessa hanya berdehem sebagai jawaban.

"Jangan lama-lama. Gue juga mau launch sama cowok gue." Molly mengacungkan jempol kanannya dan berlari kecil ke dalam cafe.

Tessa yang merasa bosan hanya memperhatikan Molly dari jauh. Namun, setelah disidik-sidik, cowok yang Molly temui samar-samar terlihat seperti Hardin, pacarnya. Mereka sedang berbincang sedikit serius kemudian Molly mengecup bibir cowok itu dan menghampiri Tessa yang terlihat syok ditempatnya. Molly tersenyum simpul.

"Makasih Tessa, udah nungguin gue dari tadi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Makasih Tessa, udah nungguin gue dari tadi. Dadah!"

[🍂]

"Aku lihat kamu sama Molly tadi siang." Hardin teridiam mendengar ucapan pacarnya. "Dan.. Kalian ciuman bukan sebelum pisah?"

"Gimana kalau tripnya dimajuin jadi minggu depan?" Usulan Hardin mengalihkan topik pembicaraan seolah membenarkan kesaksianTessa.

"Oke, fine." Tessa yang sudah tak kuasa menahan tangis bangkit dari tempat duduknya lalu pergi meninggalkan Hardin. Hardin tak tinggal diam membiarkan tunangannya kecewa. Ia mengejar Tessa dan menariknya kedalam pelukannya.

"Aku bisa jelasin, tapi nggak sekarang ya, sayang?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Aku bisa jelasin, tapi nggak sekarang ya, sayang?"

[🍂]

[🍂]

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tessa menghela nafasnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tessa menghela nafasnya. Zed memang benar tentang pertunangannya. Tessa merasa lega walau hatinya merasa patah. Sahabat kebanggannya ternyata perenggut kebahagiannya selama ini.

"Halo, tripnya maju ya, jadi sabtu sekarang."

[🍂]

"Akhirnya gue bisa liburan juga bulan ini, Thanks ya, Sa!" Tessa tersenyum mendengarnya.

Dari belakang, Hardin merengkuhnya secara tiba-tiba. Membuat Tessa terkesiap kemudian mencubit lengan Hardin tanpa ampun.

"Mobilnya cuma ada dua seat dan kebetulan ada dua mobil. Pas buat kita ber-empat." Ujar Zed.

"Gue sama Tessa naik mobil biru, lo sama Molly naik yang kuning. Gimana?" usul Hardin yang langsung sisetujui oleh Molly juga Zed.

Mereka pun masuk ke mobil masing-masing dan memastikan semua barang bawaan sebelum pergi ke hotel yang mereka pesan.

"Kita duluan, ya. Bye-bye!" Mobil Hardin melaju meninggalkan Zed dan Molly yang sedang memeriksa bawaan mereka.

"Tumben bawaan lo cuma sedikit, Mol." Ujar Zed kemudian menyalakan mesin mobilnya.

"Ngapain juga bawa banyak barang, emang pindahan apa?"

Mobil mereka pun melaju 3 kilometer dibelakang Hardin. "Yakali aja. Lo kan, orangnya ribet, Mol." Sindiran Zed membuat Molly meringis.

"Kadangkala pertanyaan-pertanyaan terasa rumit sekali, padahal jawabannya sederhana saja," ujarnya.

"Emang. Gue emang ribet, Zed. Saking ribetnya gue rela jadi orang tolol demi cinta pertama gue."

"Gue goblok banget mau hancurin hidup sahabat gue cuman gara-gara envy. Nggak pantes manusia kayak gue masih bisa bernafas."

tiba-tiba, Molly membuka pintu di sebelahnya ketika kecepatan mobil sedang di atas rata-rata. Tubuhnya terhempas angin, menyentuh kasarnya aspal yang panas akibat paparan sinar matahari. Tubuhnya tergeletak tak bernyawa diselimuti rasa bersalah dan bersimbah darah.

[🍂]

"Ini ponsel-nya Molly yang gue temuin di tasnya. Mungkin semuanya sudah dia rencanakan sebelum ini kejadian." diraihnya benda pipih itu dengan tangan yang bergetar.

Ketika ponsel ditangannya menyala, Tessa langsung disuguhkan diary terakhir Molly yang sepertinya belum sempat Molly keluarkan. Tessa menatap Hardin sebelum membacanya.

 Tessa menatap Hardin sebelum membacanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Rest in Peace, Milly Samuels. Love you, forever."
Tessa Young & Hardin Scott.

-The End-
[🍂]

unexpected ending.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang