perkelahian

33 4 0
                                    

HAPPY READING GUYS...

Maaf typo masih bertebaran

Sepanjang perjalanan menuju rumah hanya hembusan angin yang terasa,sunyi dan rasa kaku
Baru kali ini aku ngerasa canggung sama orang yang baru aku kenal biasanya aku selalu terbuka dan langsung berteman dekat

"Duhhh kok degdegan ya" rutuk batin

Tak berselang lama riski berhenti dan turun dari sepedanya
" woy turun gue capek ngoes mulu loh mah enak duduk doang" rutuknya
"Ya biasa aja kali kan aku gak mintak loh anter" Jawabku dengan kesal
"Iya tapi"
"Udah deh kalo loh emang engak mau nganterin aku juga gpap kok lagian aku bisa jalan sendiri" potong ku dengan dana kesal dan langsung berbalik badan berjalan menjauhi riski
Tak berselang lama baru lima langkah aku berjalan tangan ku di pegang dan membuat langkah kaki ku terhenti
"Apa lagi?" Decap ku
"Clara loh beneran marah?" Tanya nya
"Engak,,udah nyingkir gih aku mau pulang" jwbku
"Clar kita temenan aja belom loh udah gambekan gimana nanti kita temenan"
"Yaudh kita engak usah temenan" jawab dengan nada kesal

Riski hanya terdiam akan kata-kata ku dan aku melanjutkan langkah ku tanpa ada penahanan ya rumah ku tidak jauh dari taman tempat kami berhenti tadi dan saat aku sampai di pos kambling aku baru tersadar kalo ada orang yang mengikuti ku dari tadi

"Duh jagang-jangan orang mau nyulik aku nih"
"Masak iya ada orang yang mau nyulik si kan ini deket pos kambling" pikiran ku bercampur aduk

Aku berhenti dan langsung membalikkan badan dan membuat ku kesal si campuran senang
"ternyata yang ngikutin aku dari tadi itu loh"
"Loh ngapain lagi"
"Dan sepeda loh?"
"Kok jalan kaki?"
"Terus ngapin"
"Banyak banget pertanyaan loh bingung gue mau jawab yang mana"
"Udah ayok gue anter loh pulang gue engak setega itu sama cewek" ucap riski sambil menarik tangan ku

**Di rumah**

Saat di rumah aku langsung masuk dan tanpa ada kata terimakasih aku meninggalkan riski

"Aden engak mampir dulu" tawar bibik
"Engak deh bik lagian saya mau ngambil sepeda tadi ketinggalan di taman" ucap riski sambil pamit sama bik lastri

*jam 08:20 pm*

"Non makan malam udah siap"
"Bibik anter makanannya  ke kamar non ya?" Sambung bibik sambil menaiki anak tangga
"Engak usah bik simpen aja makanannya" ucapku singkat
"Hmmm non belum makan dari pulang sekolah loh" bujuk bibik yang sudah berada di dalam kamar ku
"Engak bik tadi agis udah makan di rumah mayang"
"Kalo bibik mau ke kamar yaudah gpap lagian juga bunda sama aja paling tidur di kantor" sambung ku sambil tersenyum tipis
"Hmmm yaudah bibik sama pak cang (suami bibik) masuk kamar ya" ucap bibik sambil menutup pintu kamar ku
Dan ku balas dengan anggukan

*01:00 am*

Aku terbangun karna terdengar suara gaduh di kamar orang tua ku
"Duh itu ayah sama bunda udah pulang apa orang yang mau mencuri ya" umpat batin ku
"Yaudah mending aku nitip aja" Sambil berjalan menuju sumber suara
Maklum kamar ku dan orang tua hanya terpisah dengan tembok saja
Sampai di depan pintu suara gaduh itu semakin jelas sangkin aku penasaran aku berpikir untuk mengintip

cklekkkk
Pintu kamar terbukak membuat sebuah cela untuk aku mengintip apa yang terjadi di balik pintu itu

"Kamu itu jadi istri harus engak perlu pulang malam-malam" ucap ayah
"Aku juga mau cari uang!" bentuk bunda
"Emang uang yang selama ini aku kasih ke kamu kurang?"
"IYA!"
" Astaga kamu ini ya bener-bener"

Tangan ayah mendarat di pipi bunda ku hingga terdengar dengan jelas PLAKKK

"Terus tampar aja terus" tantang bunda
"Kamu itu harus nya gak bisa jadi sosok istri gpap asal kamu bisa jadi sosok ibuk untuk agis dia anak kita satu-satunya" jelas ayah
"Aku tuh belum siap punya anak!"

Ayah ku yang naik pitam tidak bisa di kendalikan emosi nya karna jawaban dari bunda ku tadi semua barang yang ada di sana di jatuhkan dan di tinju ayah hingga hancur dan sesekali ayah meninju tembok tak luput juga cermin yang berada di sana menjadi sasaran kemarahan ayah
aku yang dari tadi melihat dan mendengar kegaduhan itu hanya bisa menangis dan berlari masuk ke kamar

"Yaudah pergi saja sana"
"Manjain aja anak kamu" ucap bunda yang di iringi langkah ayah yang menjauh dan pergi

Degum
Bunyi pintu kamar ku terbuka
Aku bersembunyi di balik selimut aku takut bunda akan melampiaskan kemarahan nya ke pada ku

"Kamu itu anak pembawa sial!"
"Sejak ada kamu ayah tidak pernah memperhatikan bunda!"
"Kamu tuh harus nya gak lahir di keluarga ini!"
"Engak usah nangis!"
"Engak usah ngeluarin air mata kamu" Ucap bunda ku dengan emosi dan sambil memukuli ku
Aku hanya bisa menagis menahan rasa sakit yang di beri bunda kepada ku
"Ampun bun ampun" pinta ku tanpa di harapkan

Bunda menyeret ku dari kamar hingga depan terasa rumah
"Kamu malam ini tidur di luar!" Ucap bunda sambil menutup pintu
Tanpa menunggu lama aku menggedor-gedor pintu rumah tanpa ada jawaban
Aku menangis dan tak berselang lama hujan turun dengan deras

"Bunda bukak bun kakak mau masuk di sini ujan bun"
"Bun kakak kedinginan" pinta ku dengan suara tersegu-segu
Tapi hasilnya nihil

"Sebenarnya apa salah ku"
"Menggapa aku di anggap pembawa sial?"
"Apa salah aku lahir di keluarga ini?"
"Yak tuhan"
"Aku tidak pernah meminta untuk di lahirkan"

Aku teringat kalau di halaman belakang ada kamar bibik sama pak cang
Aku bergegas berdiri dan berjalan menuju halaman belakang tapi halaman itu gelap sekali aku takut untuk melewatinya hal hasil aku memilih duduk di depan pintu rumah tanpa ada sehelai kain baju yang ku kena kan telah basa kuyup tanpa sadar aku tertidur di depan pintu dengan posisi meringkup seperti orang kedinginan

*04:45 am*

"Yak ampun kok non tidur di sini" ucap pak cang yang mendapati ku tertidur di depan pintu
"lastri...." pangil pak cang
"kenapa toh mas"
"Yak allah lah kenapa ada non agis di sini mas" ucap bik lastri yang terkejut
"Ustt diam nanti ketauan nyonya"
"Ayok gendong non agis mas bawak masuk ke kamar kasian dia nanti demam" ucap bibik
"Iya dek" ucap mang cang sambil menggendong ku ke kamar

^
^
^
^
^
^
^
^
^
^
^

Oke guys batas sini dulu ya kalo mau tau lebih lanjut pantengin terus cerita aku ya😊
Maaf baru biasa updeat,,typo masih bertebaran ini baru awal mula harus nya siapin tisu sebelum baca
Dukung aku terus ya caranya comen dan vote☆ sebanyak nya biar aku tambah semangat nulis nya

@aisyahtaretiwi_15
👇 vote☆

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 24, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

surat kecil untuk ayah bundaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang