Hanifa lama amat sih batin zem
Zem pun keluar dari mobil dan memilih untuk berdiri didepan mobil,sampai matanya tertuju pada seorang cowok yang wajahnya tak asing lagi untuk zem"Alvero"panggil zem pada lelaki itu sambil melambaikan tanganya pada laki laki itu.
Alvero yang merasa dipanggil pun berjalan kearah Zem.
"Zem Lo ngapain disini"tanya alvero,karna ngak bisanya cewek ini mau ketempat seperti ini.
"Lagi nemanin teman gw beli buku,
Lah Lo ngapai disini?""Mau makan,ya beli buku lah"
"Ooo, gw kira Lo anterin Adek lo,atau pacar Lo,"
"Ngak lah gula gw pacaran.gw abis beli buku,Lo kenapa ngak masuk aja Zem ngak baik Lo perempuan berdiri sendiri!"
Ya ampun emang imam yang sangat diharapkan batin zem
Tapi lain hati lain lidah lah"males ah""Mau gw temanin?"tawar Alvero
Mau banget batin zem
"Emangnya ngak ngerepotin?"
"Ngak lah"
"Ya udah ngakpapa"
Diam itulah suasana yang ada antara mereka saat ini,zem yang ngak tau harus apa karna terlalu gugup,dan alvero yang ngak tau harus mulai bicara dari mana?
"Eh emang ada ya teman Lo yang suka baca" tanya Alvero yang mencoba mencairkan suasana sekarang ini.
"Adalah,masa ngak sih,"
"Ya siapa tau kan Lo orangnya pemalas"
"Yeee yang pemalaskan gw,emang kalau orang yang pemalas itu harus teman sama orang yang pemalas ya?"
"Zem kamu udah lama nunggu?" tanya Hanifa yang datang secara tiba tiba dan kelihatannya dia terlalu tergesa gesa,karna terlihat dari nafasnya yang ngos ngosan.
"Ngak kok,lagian gw juga nitemanin sama teman gw"
Hanifa pun berniat ingin minta terimakasih tapi...
"Kamu"
"Elo"
Ucap Meraka berbarangan
"Kalian udah pernah ketemu?"tanya Zem pada mereka berdua.
"Sudah tadi"jawab Alvero dengan datar
"Maaf"ucap Hanifa dengan pelan dan wajah yang ditekuk,tapi masih bisa didengar Zem dan Alvero.
"Kenapa Lo minta maaf sama Alvero nif?"tanya Zem,soalnya zem bingung kebapa coba Hanifa harus minta maaf?
"Tadi aku ngak sengaja naprak dia"jawab nanifa jujur
"Kamu naprak dia,kok bisa?"
"Iya tadi aku ngak sengaja,pas aku lagi sibuk nyari buku eh aku malah ngak sadar naprak orang"jawap Hanifa dengan wajah yang masih di tekuk
"Yaudah kamu udah siap beli bukunya?"
Hanifa hanya mengangguk
"Ver kita pamit dulu ya, Makasih udah mau temanin gw, assalamualaikum"pamit zem
"Iya,sama sama, waalaikumsalam"jawab Alvero.
Zem dan Hanifa pun masuk kedalam mobil meninggalkan Alvero.
"Dia teman kamu?"tanya Hanifa setelah sampai didalam mobil.
"Iya,teman kampus,emang Lo ngak kenal sama dia?"
Hanifa hanaya menggeleng,pertanda Hanifa tidak kenal dengan alvero.zem hanya tersenyum,karna dia tau sahabatnya saat ini kudet tingkat dewa.
"Namanya Muhammad Alvero zawarna,anak dari orang yang bapak Syakir,orang yang paling banyak yang memberi donasi ke kampusnya kita"
Nanifa hanya mengganguk,karna dia juga ngak pengen tau dia,siapa dia,anak siapa?
"Dasar Hanifa kudet,sampai kapan sih Lo kudet kayak gini?"
"Siapa yang kudet?"
"Ya Lo lah nif, siapa lagi coba?"
"Aku tu ngak kudet ya,cuma ngak mau tau aja urusan orang lain"
"Serah Lo deh,capek gw ngomong sama Lo,"
***
Muhammad Alvero zawarna, kerap dipanggil Alvero,kuliah di salah satu universitas di ang ada di Jakarta,dengan jurusan administrasi bisnis,dia merupakan anak pertama dari tiga bersaudara.satu cowok yang sekarang sedang bersekolah di salah satu SMA berbasiskan Islam di Jakarta.dan satu cewek yang sakarang masih duduk dikelas 2 SMP.
"Assalamualaikum umiku sayang ku"ucap Alvero dan mencium tangan uminya,
"Waalaikumsalam,udah pulang beli bukunya,"tanya umi Alvero
"Oh Abang tadi beli buku?kenapa ngak ngajak ain sih"ucap ain adik perempuannya Alvero
"Kan kamu ngak bilang sama Abang kalau kamu mau pergi toko buku,kan kalau kamu bilang pasti Abang ajak" pembelaan Alvero
"Haruskah ain bilang dulu sama Abang kalau ain mau pergi ketoko buku?"
Alvero mengangguk
"Abang kan tau kalau ain itu suka baca, seharusnya Abang itu peka, ok ini malah pergi sendiri,"
"Iya deh Abang minta maaf, yg nanti pas siap shalat ashar Abang anterin ketoko bukunya deh" bujuk alvero
"Ngak usah,ain udah janji sama teman ain kalau nanti sore kita mau ketoko buku"
"Untung ngak jadi kamu beli buku sama Abang,kalau jadi berarti nanti sore kamu ngak jadi nepatin janji sama teman kamu,umi Alvero kekamar duluya umi,"pamit Alvero yang hanya diangguki oleh sang ibu
***
Dimeja makan keluarga Hanifa ,ya disinilah posisi Hanifa dan zem saat ini,mereka sedang ending menikmati hidangan yang telah dihidangkan oleh pembantu yang ada dirumah Hanifa.
Sepulang dari toko buku tadi mereka mampir dicafe untuk mengisi perutnya,dan seusai mereka makan mereka memutuskan untuk langsung pulang karna hari yang mau masuk ashar.
Setelah shalat ashar mereka memilih untuk membantu mbok Inah didapur,kalau untuk urusan masak jangan ditanya mereka memang ahlinya ditambah zem yang sangat pandai memasak,ya walau pun Hanifa juga bisa masak tapi zem jauh lebih pintar masak dari hanifa.bahkan zem sempat ingin menjadi Chaf,dan dia bercita cita ingin membuat rumah makan.
"Zem gimana dengan kuliah kamu?"ucap ayah Hanifa.
"Alhamdulillah baik om"
"Kak Zem, Kakak masakan kakak enak Lo kak"ucap zain adiknya Hanifa.
"Kan yang masak bukan hanya kak dek,kak Hanifa kan jiga ikut masak"
"Kalau masakan kak Hanifa udah sering aku puji sekarang waktunya aku puji masakan kakak"ucapnya pada Zem.
Semua orang dalam ruangan pada tersenyum sambil geleng-geleng kepala.
Kedekatan Zem dan keluarga Hanifa memang sangat dekat,ya mungkin karna mereka sudah bersama dari kecil,jadi tidak ada kecanggungan diantara keluarga Hanifa dan Zem.
***
Hai guys gimaceritanya, maaf ceritanya masih kaku soal baru pertama kali nulis.
Oh iya vote dan coment ditunggu guys
Eh jangan lupa follow Instagram nya aku ' @sitinurhalimah178'ya🙏🙏

KAMU SEDANG MEMBACA
Sahabat Till Jannah
Fiksi Remajatentang dua orang cewe yang memiliki kepribadian dan penampilan yang berbeda. zemila alifiani gadis yang sangat mudah terbawa oleh suasana.dia juga seorang wanita yang tertutup, tapi belum sebaik Hanifa. Hanifa aliatul Najwa seorang cewe yang sangat...