tak bisa

30 9 2
                                    

And the memories bring back

Memories bring back you

_ Maroon 5_


Alsa berjalan menuju kelasnya dengan perasaan yang hambar. Perasaannya yang masih mengingatkan seseorang membuatnya merasa sepi. Alsa merasakan hal ini sudah menginjak dua bulan setelah dia putus dari Dimas. Kekasihnya.

Tidak ada lagi yang mengganggunya. Saat ingin ke kelas, makan di kantin, belajar di perpustakan sampai mengajaknya untuk sekedar menghirup udara segar di rooftop sekolah dalam keadaan madol. Ia tersenyum sendiri sampai orang-orang menatapnya dengan aneh. Alsa tidak mempikirkan, yang terpenting hatinya senang. Walaupun sedikit membentak otaknya yang terus saja meminta mereka untuk terus bersama.

Kehadiran Feni dan Amel tidak membuat harinya begitu memuaskan. Mungkin karna juga dulu sudah terbiasa dengan Dimas yang membuat harinya begitu berwarna dan sekarang tidak ada membuatnya hampa.

Alsa menghela nafasnya pelan. Seharusnya dia tidak seperti ini, mengingat bayang-bayang mantannya. Seharusnya Alsa melupakan Dimas. Dan menerima semua kenyataan yang sudah terjadi dan digariskan Tuhan kepadanya.

Sungguh, Alsa tidak bisa berbohong bahwa setiap dia ingin melupakan Dimas yang ada ia semakin mengingat semua kenangan yang sudah pernah terjadi. Serta masa depan yang sudah mereka berdua rancang sebaik mungkin. Dan semua itu musnah.

Entah ini semua hukum alam atau memang Alsa yang belum bisa melepaskannya begitu saja. Padahal sudah dua bulan ini juga Alsa tidak bertemu dengan Dimas. Apa dia memang sengaja menghindar atau Alsa yang jarang keluar kelas?.

BRUUKK!!!!!

" Awwssh.... sakit banget " Alsa memegang pinggulnya yang merasa nyeri karna jatuh.

Orang yang tadi menabraknya hanya diam saja. Mengulurkan tangan untuk membantu pun tidak. Bukannya ingin dibantu tapi, setidaknya dia yang membuat Alsa terjatuh dan seharusnya menolongnya bukan diam saja seperti orang bodoh.

Alsa mendongakkan kepalanya, berdiri. Menatap tajam ke arah cowok itu yang masih saja diam seribu bahasa.

" Punya mata kan lo? " tanya Alsa menggebu " Liat-liat kalo jalan, jangan asal maen jalan aja. Emang lo kira ini punya nenek moyang lo? "

" Yaudah sorry " balasnya, lalu pergi dari hadapan Alsa.

Alsa melongo melihat cowok tadi yang sudah seenaknya membuatnya jatuh, minta maafnya seperti orang tidak perduli. Dasar cowok aneh. Dengan rasa kesal dan ngilu didaerah bongkongnya Alsa tetap berjalan menuju kelasnya.

Sesampainya di pintu kelas, kedua orang yang meneriaki namanya membuat Alsa jengah. Belum lagi, melihat keadaan kelas yang hancur berantakan. Padahal masih pagi buta seperti ini tetapi, kelas pun sudah sangat ribut dan gaduh yang membuatnya semakin pusing tujuh keliling. Eh engga deng cuma pusing sementara.

Alsa menghela nafasnya yang sudah ditarik-tarik oleh kedua sahabat gilanya itu untuk cepat duduk dibangkunya.

" Apaan sih? Narik-narik, emang gue tali tambang buat lomba Agustusan? " tanya Alsa saat sudah sampai di tempat duduknya. Ia melepaskan tas yang menyangkut di bahunya lalu, menghadap ke depan melihat kedua orang yang sudah merecoki.

Mata Feni menggerling kesal. Ia mengelurkan handphonenya dari saku.

" Tapi, kalo dikasih tau jangan sedih ya, Al "

" Yaelah, emang apan si? "

" Foto kuda beranak sapi " ujar Amel dengan seringainya.

" Ngelucu lo di pagi buta? "

fragileTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang