Part 11 - Galih Davidio Pamungkas

321 12 1
                                    

Riris POV

"Jer...jeremy?!"

"Mau ngapain lo kesini mau cari mati lo hah?" Teriak kak brian.

"Sstt.. udah ah kak, jangan teriak-teriak kayak gitu kek kak, malu-maluin tau!" Ucapku sambil melerai mereka.

"Gue cuma mau minta maaf kak ama riris.." Cih! Jangan harap aku akan percaya lagi padamu jer!

"Jangan harap adek gue mau maafin lo, brengsek! Pergi lo atau gue yang pergi?!" Masih setengah berteriak kak brian menatap tajam jeremy.

"Yaudah kak,lebih baik kita aja yang pergi, gue udah enek liat muka brengseknya itu!" Ucapku tegas sambil menarik tangan kak brian.

"Ris tunggu..." Jeremy menahan tanganku dan dengan cepat segera kutepis tangannya.

"Diam! Jangan pernah lo macem macem ama gue, atau lo gue bikin nyesel seumur hidup karna udah kenal gue!" Ancamku dan dengan cepat aku pergi menuju mobil bersama kak brian.

"Ahhh brengsek kau jeremy..!!!" Aku mengacak rambutku frustasi.

"Emang kampret tuh anak, belum tau dia berani nyakitin princess gue bakalan berurusan dengan brian the boys." Brian the boys itu semacam geng nya kak brian, terdiri dari kak brian, kak ivan, kak naufal, kak fahmi dan kak andre. Mereka memang sudah bersahabat denganku dan kak brian sejak aku masih duduk di bangku SD, mereka sangat overprotect padaku. Jadi jangan heran apabila kalian menyakitiku mereka tak akan segan menyakiti kalian.

"Udah kak, jangan nyari masalah. gue udah gamau berhubungan lagi ama dia jadi lo gausah cari masalah ama dia."

"Oke,tapi kalo dia nyakitin lo atau ganggu lo bilang gue atau ke B-boys yang lain ya" Ucap kak brian yang kurespon dengan anggukan.

Aku pulang hampir tengah malam. Tenang saja mama dan papaku tak akan memarahi karna mereka tau aku pergi bersama kak brian.

Keesokan harinya, aku langsung menceritakan kejadian itu pada Alfi dan Velna.

"Kalo menurut gue sih ris si jeremy mau minta balikan lagi ama lu" Jelas velna saat kami sedang duduk lesehan di pinggir lapangan bersama alfi tentunya.

"Apa? balikan? It's BIG NO!" Balasku.

"Yee kan itu baru asumsi gue doang ris, gue juga kalo jadi lu ogah nerima dia lagi" Jawab velna.

"Tau ah pengen muntah gue denger nama nya mulu, udah hari ini kita gausah bahas si jeremy lagi" Balasku kepada velna.

"Eh eh besok kan kita libur,katanya ada rapat guru, lo pada nginep kek dirumah gue. Ibu ama ayah gue lagi ke padang nih nengokin nenek gue" Ajak velna tiba-tiba.

"Hah?! Ah ayo ayo, gue juga boring nih dirumah hhh" Balas alfi.

Akhirnya setelah pulang sekolah aku segera berkemas untuk menginap dirumah velna, Aku hanya membawa beberapa helai pakaian,serta gadget-gadget ku seperti ipad,laptop,iphone, serta tongsis dan fisheye hehe barangkali kami akan bernarsis ria nanti

Setelah siap berkemas kak andru datang dan memberi tahu bahwa alfi sudah datang menjemputku.

Tak memerlukan waktu yang lama kami sudah sampai dirumah velna..

Dan kami langsung disambut dengan riang oleh velna. Tapi,setelah ku memasuki rumah velna aku melihat seorang lelaki yang tubuhnya sepantaran dengan kak brian. Aku bingung, setahuku velna tak punya kakak karna memang dia anak sulung dan memiliki 3 adik. Seolah velna bisa menangkap raut wajahku yang bingung dia pun langsung memperkenalkannya "Kenalin dia kakak sepupu gue namanya Galih Davidio Pamungkas, lo bisa panggil kak galih atau David atau dio.." Jelas velna. Aku langsung menjabat tangannya ketika dia berbalik untuk menghadap kearahku karna memang tadi dia posisinya membelakangiku. "Kenalin gue Galih, lo siapa?" Wow, jujur saja memang makhluk dihadapanku ini sangatlah tampan. Ah tidak hanya tampan, dia juga manis,keren dan gayanya memang cool menurutku untuk umur remaja sepertinya. "G..gu..gue ri..ris" Entah mengapa berhadapan dengannya aku langsung menjadi grogi. "Oh oke" Dia langsung melepaskan jabatan tangannya. "Kalo lo?" Sambil melihat kearah alfi. "Gue alfi kak, oh iya kita boleh kan kak nginep disini?" Tanya alfi. "Ya boleh kok, gue juga nginep disini buat jagain dia tuh." Sambil menunjuk velna yang dibalas dengan tatapan tajam dari velna. "Yaudah yuk kita ke kamar gue aja, yaudah kak dio gue ama temen gue ke kamar dulu. Bye!" Sambil melambaikan tangannya dan bergegas pergi ke kamarnya. Aku pun lekas mengikutinya. Hmm sepertinya aku tertarik dengan kak Galih, Apakah dia bisa ya membantuku move on dari kak natan?? Sepertinya bukan ide yang buruk untuk ku coba.

Natan is mineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang