Jangan lupa vote, komen, share cerita ini dan follow akun WP ini + IG @akudadodado yaaw.
Thank you :)🌟
Hal yang paling dia benci dalam pekerjaannya, selain bosnya, adalah penerbangan pertama untuk site visit. Demi apapun, siapa yang suka bangun subuh untuk penerbangan dalam rangka pekerjaan sih?!
Selain penerbangan dua jam, dia harus menempuh perjalanan dengan mobil selama lima jam di jalanan yang tanpa macet seperti Jakarta. Kebayang tidak seberapa pegal bokongnya?
Meera tiba tepat pada jam makan siang, dia langsung meletakkan tasnya di mes yang sudah tersedia bagi karyawan kantor tempatnya bekerja. Bukan hotel berbintang memang tapi tempat ini sangat nyaman dan dia harus memberikan kredit bagi kantor dan juga K3 untuk kenyamanan di sini.
Semua di sini sesuai dengan standar K3 yang dijunjung tinggi oleh Yasti, tidak salah juga sih kalau hasilnya senyaman ini. Mengingat wanita itu dia langsung buru-buru keluar setelah mengambil dokumen yang dia perlukan, menuju ke kantin untuk makan, karena demi apapun juru masak di sini memasak makanan tidak kalah enak dibanding Naren, lalu menuju kantornya.
Hal pertama yang dia lihat ketika menyambangi ruangan HSE --- Health Safety and Environment --- adalah Yasti yang tengah sibuk dengan laptop di meja kerjanya. Meja lainnya kosong sehingga keberadaan wanita itu di sana terlihat menonjol.
Dia robot yang gak perlu makan apa gimana sih? Ejeknya dalam hati, menghela napas panjang lalu mengetuk pintu ruangan itu hingga wanita dengan rambut sepanjang bahu itu menoleh.
"Mbak." Sapanya sambil menganggukkan kepala.
"Sini, Ra, duduk."
Meera berjalan memasuki ruangan itu, ruangan itu cukup besar dengan banyak meja yang berjejer. Yasti berada di ujung meja itu, mejanya sedikit lebih besar dibanding meja lain yang berjejer di hadapannya.
Meera duduk di bangku yang berada di sisi meja Yasti, sama seperti meja di kantornya, sisi meja wanita itu terdapat meja kecil dengan satu bangku sehingga orang-orang yang ingin meminta tanda tangan untuk dokumen atau menanyakan pekerjaan bisa duduk di sana.
Meera meletakkan dokumennya di atas meja lalu Yasti mengangkat laptop dan menggeser kursinya dengan kaki, bokongnya masih setia menempel pada kursih, sehingga mereka kini duduk berhadapan.
"Gue udah wawancara sama orang lapangan, udah tinjau langsung juga dan gue menemukan beberapa temuan." Ujar wanita itu tanpa basa basi.
Meskipun bukan kali pertamanya bekerja dengan Yasti, tapi setidaknya ada basa basi semacam, 'capek ya perjalanan jauh? Mau istirahat dulu?'. Meera meringis, sepertinya probabilitas perusahaannya menaikkan gaji lebih dari sepuluh persen lebih mungkin dibanding hal itu.
"Temuannya apa aja, Mbak? Fatal?"
Meera melihat Yasti memeperbaiki kacamatanya sambil menatap lurus ke arahnya. Oow pertanyaan salah, batinnya ketika melihat Yasti sudah bersiap memberikan ceramah.
Setiap ceramah itu selalu dimulai dengan, "Lo tahu kan kalau K3 itu menyangkut keselamatan dan itu berarti fatal meskipun lo anggap sepele....." Dan Meera harus siap membiarkan kupingnya panas selama setengah jam kemudian sambil menganggukkan kepala dan mencoba mendengarkan dengan serius ceramah Yasti.
"Temuannya sering kali gak konsisten, masih hal dasar mengenai K3 yang berulang kali sudah di-brief tiap pagi, tiap minggu saat HSE talk tapi terus-terusan terulang." Yasti memberikan jeda sesaat, "Ada karyawan yang mengisi fuel tanpa masker, ada yang mengelas tanpa kacamata barrier shield, lo tahu kan di mesin kompresor ada benda yang berputar itu? Itu seharusnya pakai barrier, ada penutupnya tapi tidak dipasangkan. Lo tahu kan bahayanya kalau sampai jari teropotong saat orang lalai?"
Meera meringis, itu merupakan hal-hal standar yang terkait keselamatan pekerjaan dan sudah sering kali dia ingatkan pada pengawas setiap mereka rapat. "Akan gue ingetin lagi Mbak ke para pengawas, gue ada rapat sama mereka sore ini. Tapi jangan dijadiin temuan dong, Mbak, please? Kasian mereka kalau mesti potong gaji karena gak memenuhi KPI --- Key Performance Indicator."
"Gak bisa, Ra. Gue lebih milih mereka potong gaji dibanding gak selamet di sini. Lo tahu kan kalau mereka kenapa-kenapa di sini gue yang kena? Karena selain laporan ke bis gue mesti laporan juga ke pemerintah. Lagian juga peraturan di sini demi mereka kok, emangnya mereka gak mau balik ke rumah dengan utuh terus ketemu keluarga apa?"
"Iya sih, cuma kan mereka kerja juga buat nyari duit untuk keluarga."
"Kalau mereka cidera dan gak bisa kerja lagi, gimana caranya mereka cari duit buat keluarganya?" Tanya wanita itu yang membuat Meera terdiam, mau tidak mau dia harus mengakui hal itu.
Yasti menghela napas dengan pelan, "Kasih laporan ke gue bulan depan mengenai ini dan sekarang mengenai..." Sepanjang tiga jam Meera mendengarkan dan juga mencatat apa saja temuan dan juga hal penting yang disampaikan oleh Yasti terkait peraturan pemerintah yang baru baik itu Permen, PP atau dari Dirjen ESDM.
Ketika selesai dia merasakan tenaganya terkuras habis padahal dia masih harus rapat dengan orang lapangan ditambah dengan principal juga kali ini.
Dia membuka pintu ruang rapat dan mendapati ruangan itu masih kosong, masih ada waktu 30 menit sebelum rapat dimulai. Dia bisa menyiapkan bahan rapat dan meminta office boy untuk menyiapkan makanan kecil dan minuman yang sudah dia pesan dari jauh-jauh hari.
Ketika dia sudah selesai menyiapkan ruang rapat, pintu itu terbuka dan menampilkan beberapa orang dengan tampilan rapi dan beberapa muka-muka yang asing baginya. Meera tersenyum dengan kepada mereka.
"Silakan duduk, Pak. Sebentar lagi orang-orang lapangan datang." Ucapnya sambil tersenyum.
Meera dapat mendengar seseorang berdengus diakhir kalimatnya, dia menoleh ke arah suara itu. Pria yang dia yakini seumur Naren dengan muka judes kini sudah melengos lalu meletakkan tas dan mengeluarkan laptop dari dalamnya. Meera mencoba mengingat-ingat apa dia pernah melihat pria itu sebelumnya, sepertinya tidak. "Sebentarnya mereka bisa satu jam." Celetuk pria itu.
Ya ampun, kayak gak cukup aja berhadapan sama Yasti dan gue sekarang harus rapat sama laki yang lebih nyinyir dari Naren hari ini?
**
Vote n komen diperlukan untuk meningkatkan niat apdet wkwkwk
Thank you ❤️
KAMU SEDANG MEMBACA
STAR SIGN
General FictionNamanya berarti lautan dan hobinya adalah mencari belahan jiwa yang cocok dengan zodiaknya, Gemini. Iya dia si plin plan dengan rasa ingin tahu yang besar serta cepat bosan dengan rutinitas tetapi dia terjebak bekerja di belakang meja. Sampai saat i...