Kalau Agatha lagi butuh ketenangan...Agatha biasanya ke danau ma...mama ingat kan danau yang dulu sering kita kunjungi?
—————————————————"Gue udah dijemput...emmm gue pulang duluan ya?" Ucap Cindy tak enak kepada Agatha.
"Gapapa kok Cin...lagian aku juga pulang jalan kaki...udah sana pulang...kasian itu papa kamu nungguin" ucap Agatha berusaha meyakinkan Cindy.
"Yaudah deh...gue duluan ya..bye" Cindy masuk ke dalam mobil. Sebelum itu ia sempat tersenyum dan melambaikan tangannya ke arah Agatha.Agatha juga tersenyum dan balik melambaikan tangannya untuk Cindy.
Agatha pov on
Hari ini aku sangat senang. Aku mendapatkan teman, atau mungkin sahabat?.
Seperti biasa. Aku pulang sendiri.
Disaat seperti ini aku kadang berfikir. Adakah gunanya aku hidup? Mengapa aku hidup dalam penderitaan? Sudahlah, aku tidak akan dapat jawaban.
Air mataku menetes saat melihat kedua tanganku. Sakit? Tentu, tapi itu tidak sebanding dengan sakit dihatiku.
Sebelum pulang aku menyempatkan diri untuk ke danau yang tidak jauh dari sekolahku. Disinilah tempatku menenangkan hati dan fikiran.
Aku menatap danau itu "kosong". Perlahan air mata terus keluar dari kelopak mataku.
Tuhan...aku tau jika semua ini sudah menjadi garis takdirku...tapi bolehkah aku egois? Egois untuk meminta kebahagiaan sebelum aku benar-benar pergi untuk selamanya...
Skip
Setelah aku merasa lebih tenang. Aku pun memutuskan untuk pulang.
Saat sampai di depan rumah besar. Aku menghela nafas sebentar.
Memang benar jika aku menyembunyikan identitasku. Aku hanya mengikuti perintah papa dan kakak.
Saat aku masuk. Ada suara dingin menyambutku.
Huh..semangat Agatha...batinku berkata."Darimana kamu" tanya papa dingin kepadaku.
"Agatha dari danau pah" jawabku pelan.
Plakk
PlakkDua kali papa menamparku.Aku menahan air mataku dan tersenyum ke papa.
"Dasar anak kurang ajar! Kamu fikir saya tidak tahu...berani-beraninya kamu menampar Mila anak saya!!" Bentak papa kepadaku.
Aku menatap sendu ke arah papa "Agatha ga pernah nampar kak Mila pah" aku menggigit bibir bawahku untuk menahan isakan.
"Bohong pah...dia nampar Mila sampai pipi Mila merah pah" kak Mila mengadu manja ke papa.
"Kamu minta obati bibi ya sayang...biar papa beri pelajaran ke anak ini" ucap papa lembut dan penuh kasih sayang ke kak Mila.
Pah...Agatha iri pah...lagi dan lagi aku hanya bisa membatin.
Bugggh
Plakk
Plakk
Bugggh"Ampun pah...sa-kit..." aku memohon pada papa yang terus melayangkan pukulannya ke tubuhku.
"Dasar anak kurang ajar!! Berani sekali kamu menampar kakakmu!! Jangan mentang-mentang Mila lemah jadi kamu bisa seenaknya membullynya!!" Hinaan dan cacian terus aku dapatkan dari papa.
Papa menghentikan pukulan dan tendangannya untukku. Badanku remuk,hatiku hancur. Sepertinya aku akan mati jika papa tidak berhenti.
Terima kasih ma...mama yang sadarkan papa kan? Batinku bahagia.
Aku menangis dan menatap papa tersenyum. Bukannya mengasihani. Papa justru menginjak tanganku lalu pergi.
Aku mencoba berdiri tapi tak bisa. Jadi aku merangkak menuju kamarku yang letaknya di pojok belakang rumah.
Agatha pov off
—————————————————————————
Jangan lupa vote🖤
Maaf typo
KAMU SEDANG MEMBACA
Agatha
Teen FictionAgatha Leteshia Alexander...anak bungsu dari keluarga Alexander yang selalu mendapatkan perlakuan buruk dari ayah dan kakak perempuannya yang sangat ia sayangi...Agatha juga harus mendapatkan perlakuan buruk dari teman-temannya...Bullying,kekerasan...