I

731 76 2
                                    

Tiga hari setelah insiden lari dari hutang yang berhubungan dengan debt Colector itu, aku dan Kartika dapat pesan ancaman dari Instagram kami. Berhubung kemarin Instagram kami gak di privasi, jadi ada beberapa pesan yang mengatakan kalau kami akan masuk penjara. Pasti ini ulah si debt colector itu , karena siapa lagi yang akan melakukan hal iseng macam ini.

"Kar, sumpah, gue ga bisa kek gini, gue tu ketakutan tau gak, ini gara-gara lo babi" umpat gue pada Kartika, dimana gue liat Kartika juga mulai cemas.

"Iya, iya maaf, abis gimana dong reng, gue kan kecanduan game online" ucap nya tanpa rasa bersalah, njayy juga dia mah.

"Eh Dugong, sekarang bukan saat nya mengakui kesalahan ya, buruan lu cari jalan keluar, gue ga mau bantu lo" ucap ku kesal sambil membereskan pakaian ku dari dalam lemari Kartika. Yep, 3 hari ini aku nginap di rumah Kartika.

"Aha, gue punya ide, gimana kalau kita datang aja ke rumah tu debt colector?" Wah wah wah, Kartika waras kagak?

"Muke gile lu yah, punya nyawa berapa sih lo? Berani-beraninya ngajak gue ke rumah nya si debt Colector" aku pun menghembuskan nafas ku kasar sambil menjitak kepala Kartika.

"Gue ada 20 juta, lu tambahin kek 50 juta nya, maksud gue kita kasih depe dulu" alamak, Kartika Kartika.

"Kagak, gue nyumbang 20 juta aja, lu yang ngasih 50 juta" usul ku cerdas.

"Kagak cukup duit gue reng, bantu gue kali ini yah, pleasee gue emang punya 30 juta, tapi 10 juta nya itu buat biaya sekolah dari almarhum bokap gue" Kartika emang pintar banget buat gue ga tegaan.

"Makanya, kalau mau jadi orang elit itu harus mampu dong, ini lu main game online, tapi ga punya duit, sadar diri lu, jangan sok sok kaya" ucap ku yang begitu kesal dengan Kartika.

"Iya iya, gue minta maaf, jangan gitu ah, sakit hati gue" ucap Kartika terdengar ga enak.

"Lu sih, yaudah gue bantu 60 juta aja, sisa nya lu cari sendiri, gue ga mau ngasih bulet-bulet 200 juta, mending gue sumbangin tu duit ke panti apa kemana kek" balas gue berusaha santai.

"Dih lu mah, temen lagi butuh, malah milih orang lain" ucap Kartika ngasal.

"Yaudah, yok ah cepetan, males gue dengar bacotan Lo" ucap ku sarkas sambil menenteng tas yang berisi pakaian ku.

                              *****
Saat ini kami telah sampai di rumah si debt colector, rumah nya asri sih, bergaya modern pula, orang kaya juga ni kek nya. Berbekal maps dan alamat yang telah di kirim lewat DM Instagram, kami berhasil sampai di sini.

Kami perlahan masuk ke pekarangan rumah, karena pagar tak di kunci sama sekali, di tambah lagi tak ada satpam yang menjaga rumah. Kartika mengetuk pintu, dan gue sambil memantau suasana.

Tak berapa lama, pintu pun terbuka dan dari dalam rumah keluarlah seorang Tante dengan rambut pirang dan memakai lingerie sexy pada tubuh nya. Dih, peliharaan si debt colector kah? Ckckckck.

"Cari siapa nak?" Tanya nya, gue dan Kartika menahan tawa, ga cocok mah si Tante manggil kita "nak".

"Emm ini tan, kita mau cari kakak debt colector" ucap Kartika polos kwmwkwk.

"Ha? Kakak debt colector? Shania maksud nya?" Tante cantik itu pun terlihat bingung.

"Emm Shania? Gini tan, kita ga tau nama kakak itu siapa" jujur Kartika pada Tante itu, gue pun terlihat bingung sih.

"Kalau kalian mau bayar hutang, ya sama anak saya Shania" ucapan Tante bak petir di siang bolong, apa? Anak?? Berarti tante cantik ini mama nya si debt colector dong? Astaga pantas aja anak nya cantik, wong mama nya juga cantik. Kckckck.

"Jadi Tante mama nya?" Ulang Kartika memastikan.

Si Tante menggeleng dan terseyum. Kami pun di persilahkan masuk dan di suruh duduk di ruang tamu. Sementara si Tante naik ke lantai atas katanya mau manggil si kakak debt colector a.k.a kak Shania. Gue dan Kartika pun asyik ngemil kue nastar yang tersedia di meja.

"Eh bocah ingusan, datang juga akhirnya" suara seorang cewek muncul dari tangga, dan goshhhhh pemandangan pagi ini tampak menggiurkan mata. Si debt colector hanya mengenakan lingerie berwarna pink yang transparan, kemolekan tubuh nya tampak jelas dari balik lingerie yang transparan. Dasar, emak anak sama aja.

Gue dan Kartika terdiam, kue nastar yang kami makan pun belum sempat di telan sehingga menimbulkan pipi yang menggembung.

"Mana sini, mau bayar hutang kan, buruan, gue ga punya waktu menerima tamu macam kalian" ucap nya sombong huh.

Kartika pun dengan cepat mengeluarkan uang sejumlah 80 juta rupiah dan menyodorkan nya pada si debt colector. Si debt colector pun menghitung duit itu dan kening nya berkerut.

"Kurang ni" katanya singkat.

Kartika pun mulai berakting
"Hiksss, iya kak, kasihani saya, saya baru punya uang segitu" ucap nya sambil menangis, akting dia mah.

Si debt colector pun diam, sambil menimbang-nimbang sesuatu.

"Kapan sisa nya bisa kamu bayar?" Tanya si debt colector lugas.

"Secepat nya kak" jawab Kartika lagi.

"Oke, saya terima, asalkan kamu jadi ART di rumah saya, dan bersihin rumah ini" tawaran si debt colector membuat gue dan Kartika saling pandang. Merasa tak percaya, kalau Kartika harus jadi ART dirumah orang lain, sementara di rumah sendiri aja males. Tetapi demi hutang, Kartika mungkin akan menerima itu.

"Baik Kak, saya terima usul nya" jawab Kartika mantap.

"Dan kamu juga ikut" gue kaget, apa-apaan nih, gue kan ga punya hutang, masak iya di suruh jadi ART juga.

"Ta...ta...p"

"Ga ada tapi-tapian, kamu harus ikut" gue pun pasrah, dan terpaksa tak melawan.

"Udah, pulang sana, besok datang ke sini sepulang sekolah" jawab nya tanpa beban.

Reflek, gue dan Kartika beranjak dari rumah nya dan berniat untuk pulang.

"Heh, tunggu, mana alamat kamu?" Si debt colector itu memanggil ku dan bertanya alamat rumah ku.

"Entar gue WA" jawab ku santai, dia lupa kali, kan kita udah temenan di WA ckckck.

"Okey" jawab nya berusaha santai, lingerie oh lingerie ckckkc.

Setelah keluar dari rumah si debt colector, mata kami tertuju pada jendela kamar di lantai dua, dan disitulah mama si debt colector memberikan isyarat ciuman pada kami, dihhhhhh waras kagak sih mama nya dia kckckck.

"Lo serius mau jadi ART di rumah ini kart?" Tanya gue memastikan.

"Serius" jawab Kartika mantap.

"Tapi kok gue ngerasa aneh yah sama mama nya dia?" Tanya ku kuatir.

" Ga papa, justru gue punya ide brilian hahahah" Kartika tertawa terbahak, kannnn pasti Kartika punya alasan tau kenapa mau jadi ART di sini. Hmmmm.

TBC

Konco Ireng (GxG) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang