Bagian 5

4.8K 285 0
                                    

"Oniisan, Saku lapar" seorang gadis berambut merah muda baru saja bangun dari tidur nyenyaknya, berjalan menuruni tangga sambil menguap lebar dan mengucek kedua matanya "kau bangun kesiangan dan sekarang minta makan, dasar adik kecil" ucap pemuda imut berambut merah yang sedang duduk dimeja bar dekat dapur, sedang yang dikatai hanya menyegir sambil menunjukkan pertanda piece pada oniisan nya 

"Saku mandi dulu, selesai mandi sudah harus siap dua porsi telur goreng setengah matang tanpa garam berikan penyedap alami dari jamur saja kemudian greentea tanpa gula juga roti dengan selai strawberry aaa sediakan juga buah naga dibelah setengah dengan creamer vanilla diatasnya ya oniisan" gadis itu berkata memohon sambil menunjukkan puppy eyes nya dan menyatukan kedua tangannya didepan dada dengan kepala mendongak"

"ya ya berhenti membuat gestur seperti itu, itu tidak akan mempan padaku weekk" ejeknya sambil menolehkan kepala kearah lain tidak ingin menatap sang adik yang begitu kelaparan, meski begitu tetap saja sang kakak hanya bercanda mana mungkin dia tidak termakan oleh pesona menggemaskan yang ditunjukkan oleh adik satu satunya ini 

"Saso-nii tidak sayang Saku, akan kuadukan pada kaa-san tou-san saat mereka kembali nanti" ancamnya dan pura pura merajuk, ya tentu saja Sakura tahu kakaknya ini hanya bersandiwara, sudah sangat hapal, tetap saja harus beberapa kali membujuknya untuk mau melakukan apa yang Sakura inginkan 

"hahaha kau mengancamku eh, aku juga bisa mengadukanmu balik pada kaa-san tou-san bahwa semalam kau pulang telat karna kencan dengan panda merah itu bukan?" mengancam balik tak lupa menunjukkan seringainya, telunjukknya menyentuh hidung sang adik "dasar nakal, sudah berapa kali kami katakan kau itu belum cukup umur" tak terima sang adik menaikkan intonasinya "hei, aku ini sudah hampir memasuki usia 17 tahun tauu!!" kesalnya sambil menunjuk nunjuk wajah Sasori, melupakan rasa takutnya saat terpergok sang kakak

Memejamkan kedua mata dengan kedua tangan bersedekap didada bidangnya "hmm tetap saja kau melakukan tanpa seijin kami Saku, seharusnya kau lebih terbuka pada kami. Bagaimana jika terjadi hal yang tidak diinginkan, siapa yang repot ? akuu juga" 

"Dalam hidup, semua orang akan menjadi saling merepotkan Saso-nii, lagipula gaara-kun dapat menjagaku dengan baik dia mengikuti bela diri setiap minggu, tidak seperti dirimu yang justru malah salah tempat dengan datang ke klinik perawatan" ejeknya sambil menahan tawa - khikhikhi membuat wajah Sasori bak memakai blush on di pipinya. Puas membuat malu sang kakak Sakura berlari kecil menaiki tangga menuju kamarnya untuk membersihkan diri

"Onii-chan jangan melamun saja cepat buatkan sarapanku sekarang!! khikhikhi" tersadar dari lamunanya Sasori mendengus kesal, berjalan menuju dapur sambil menggerutu "seharusnya kan aku yang marah padanya, huh gagal rencanku untuk menyuruhnya mencucikan sepatu baseballku" 

"Cobalah untuk tidak banyak berpikir, utamakan kesehatanmu" suara bariton membuyarkan pikiran Sakura bebrapa tahun lalu fokusnya kearah balkon berhenti, melihat kesumber suara yang sudah berdiri didepan pintu kamar dengan membawa nampan berisikan sup krim ayam dengan segelas air putih juga beberapa potong buah, pria bersurai raven berjalan kesisi kanan ranjang tepat disebelah Sakura. Menarik kursi kecil basic kayu coklat kemudian duduk, meletakkan nampan dimeja nakas setelahnya mengambil semangkuk sup krim, mengambil satu sendok diarahkan pada mulut sang gadis yang terlihat pucat dan berantakan tengah duduk diranjang sambil menekuk kedua kakinya dengan tangan berada diatas lutut

"Buka mulutmu" Sakura hanya meliriknya sekilas, kembali melihat kearah luar balkon kamar Sasuke "Sakura" menghela napas berat, berusaha menahan amarahnya, sang gadis sungguh keras kepala "aku baik baik saja, aku harus pulang" memundurkan tangan si lelaki pertanda Sakura tidak butuh disuapi atau diberi makan

"Tidak" sebuah tangan besar mencegah lengan sang gadis yang ingin turun dari ranjang

"Arigatou Sasuke-kun sudah saatnya aku pulang kerumah" Sakura melunakkan suaranya berusaha untuk tida emosi didepan Sasuke

"Aku akan mengantarmu pulang tapi tidak sekarang, tinggalah disini sampai kau sembuh"

"Aku baik, aku tidak sakit Sasuke, kuharap kau mengerti"

"Apa yang kau harapkan dengan pulang kerumah, hn? kau hanya seorang diri disana dan kau jauh dari keluargamu yang lainnya kau tidak akan bisa menemui mereka dengan keadaan seperti ini"

"Jika kau berfikir bahwa aku hanyalah gadis lemah, kau salah. Dan darimana kau tahu soal keluargaku"

"tsk, kau pikir aku percaya semudah itu setelah kau mencoba membunuh dirimu sendiri" jedanya "apa yang tidak diketahui UCHIHA, Sakura" tidak ada 

Sakura hanya tertawa kecut "Kau benar Uchiha, kau tau segalanya kecuali satu hal"

"Katakan"

"Kakakku, Haruno Sasori" 

Ucapan Sakura membuatnya terdiam sesaat, sadar dari diamnya Sasuke berdiri dari duduknya menaruh mangkuk sup keatas nakas memegang bahu Sakura menuntunnya untuk dapat berdiri, hingga sebuah pelukan erat dirasa oleh Sakura

"Orang orangku akan menemukan kakakmu, bila perlu sekalian kucarikan penyelam paling handal untuk mencari kakakmu"

"Kau berpikir bahwa kakakku meninggal, berada didasar laut?" ucapnya seakan tak terima dengan melepas pelukan Sasuke 

"Setidaknya kau beryukur jika kakakmu masih bisa ditemukan meski hanya jasadnya, perbandingan bahwa kakakmu masih hidup tidak besar"

Tersenyum miris "aku tahu, aku tetap berharap tuhan berbaik hati pada takdirku"

"Apapun yang diberikan oleh tuhan, tujuannya akan selalu baik" 

Brakk

"Sasuke-kun!!"

STAY- Just a little bit longerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang