Mereka berdua jalan bersama melewati lapangan, sebenarnya Irene tidak suka kalau Suho mengajak Irene lewat lapangan karena itu akan di lihat satu sekolah apalagi kakak kelas yang sangat menyebalkan. Bahkan mereka setiap hari pasti ada aja yang melabrak Irene. Mereka bilang agar Irene harus menjauh dari Suho dan mereka selalu komen di akun sosmed Irene.
.............Seperti biasa saat memasuki kelas Eunha selalu menatap Irene dengan mata sinis karena Eunha tidak suka melihat Irene dengan Suho. Suho menyadari kalau Eunha menyukainya tapi Suho tidak membalas Eunha.
"Udah jangan di liat in mulu nanti kamu sakit mata" Suho yang menutup mata Irene.
"Iya" Irene yang berusaha melepas tangan Suho.
Bel jam pelajaran pertama terdengar sangat nyaring membuat teman-teman di kelas ku panik karena mereka belum mengerjakan tugasnya Frau Yesol.
"Guten Morgen!" dengan senyuman yang lebar Frau Yesol menyapa kami.
"Guten Morgen Frau" kami menjawab sapaan Frau Yesol.
"Wie geht es ihnen!" Frau Yesol yang berjalan ke meja guru.
"Gut danke" kami kembali menyapa Frau.
"Saya akan membagikan hasil ulangan harian kalian tentang Imperative" sambil mencari kertas di tasnya.
Frau memanggil nama anak-anak kelas satu persatu untuk mengambil ulangannya.
Saat namaku dipanggil "Irene" Frau yang memanggil dengan suara khasnya yang cempreng.
Irene maju menuju meja guru "Iya bu", setelah Irene sampai membuat Irene tercengang karena nilai ulangannya jelek di bawah KKM.
"Kamu kenapa Irene? tidak seperti biasa kamukan selalu teliti, kamu tahu tidak alasannya kenapa nilai kamu jelek?" Frau Yesol memberikan kertas hasil ulangan.
"Astagfirullah, Maaf ya Frau saya tahu kesalahannya di tanda seru" Irene yang mengambil kertasnya.
Irene yang langsung bete karena nilai Irene yang jelek selama jam pelajaran Irene menyesali kesalahannya.
Sampai terdengar bunyi bel istirahat, "Irene ada yang mencarimu di luar" Hyoshin yang masuk ke kelas dan berteriak dengan kencang.
"Siapa?" Irene yang masih bete karena nilai Bahasa Deutschland, yang membuatku tidak keluar kelas.
Farel yang kembali masuk kelas berteriak memberitahu Irene ada yang mencari Irene, Irene tidak ingin keluar karena masih bete.
Suho yang menghampiriku "Hai sayang ayo ke kantin biar kamu gak bete" Suho yang berbicara dengan suara lantangnya.
Membuat satu kelas kaget dan juga membuat Eunha geram, Suho yang menghampiri Irene dan menarik Irene keluar saat pintu kelas dibuka oleh Suho.
" Hai Irene, lama banget sih keluarnya ?" Baekyhun yang langsung menarik tangan Irene dan membuat Irene kaget.
"Baekyhun, lu pindah kesini?" Suho yang terkejut bahwa sahabat lamanya ada di dekatnya.
Baekyhun yang terkejut juga melihat sahabat kecilnya ada di depannya, dia tidak percaya karena waktu kelas 3 SD Suho dan keluarganya harus pergi ke Korea Selatan untuk bisnis Ayahnya.
"Hah, harusnya gw yang nanya lu udah pulang dari Korea Selatan?" Baekyhun yang menepuk tangan Suho.
"Gw balik dari kelas 1 SMA, Gak nyangka gw kita ketemu lagi" Suho yang membalas tepukan tangan Baekyhun.
"Baek kenalin nih pacar gw namanya Irene" Suho yang berbisik di telinga Baekyhun.
Baekyhun tersenyum ke arah Irene, "Loh Baekyhun, kamu yang tadi mencari ku ?" Irene yang mencoba menghilangkan kecanggungan terhadap Baekyhun.
"Iya, tadinya aku mau mengajak mu untuk menemani ku ke kantin dan berkeliling sekolah" Baekyhun yang tersenyum.
"Hah, kalian berdua udah saling kenal ?" Suho yang kaget melihat Baekyhun dan Irene yang saling kenal. Baekyhun yang langsung menarik tangan Irene dan mengajak Irene berlari ke arah kantin.
"Heh, Baekyhun" dengan suara lantangnya Suho berteriak dan berlari mengejar kami berdua.
Irene yang gaya tersenyum melihat tangannya yang dipegang Baekyhun.
Ya ampun mimpi apa aku semalem, batin Irene.
" Irene, kamu gak papa kan ? " Baekyhun bertanya dan membuat lamunan Irene hilang.
" Hah, aku gak papa kok" mencoba membuang muka ku yang masih senyum-senyum.
"Irene kamu tunggu sini ya, aku pesanin dulu" Baekyhun yang menunjuk tempat duduk.
"Gak usah Baek, aku gak usah dipesenin"
"Kenapa kok gak makan sih, nanti sakit" Baekyhun yang langsung memesan bakso.
Baekyhun kenapa jadi kaya gini sih, padahal dulu dia kan dingin banget kalo bisa di bilang dinginkan Baekyhun daripada Suho, batin Irene.
"Irene, kamu kok gak mau tungguin aku sih ?" suara Suho yang menghilangkan lamunan Irene tadi.
"Lagian kamu lelet, udah sana pesen makanan nanti ke buru bel" Irene yang mencoba meledek Suho.
" Ihhh, gak liat apa aku masih cape tau" suara Suho yang mencoba mengatur nafasnya.
"Irene, baksonya" Baekhyun yang memberikan semangkuk bakso kepada Irene.
"Baek, aku gak laper jadi boleh gak kalo aku kasih baksonya ke Suho?" Irene yang mencoba memohon.
"Loh kok kasih ke Suho, kamu aja belum makan"
"Aku gak laper, boleh yah" Irene yang mencoba memohon dengan di tambah muka aegyonya.
Karena Baekyhun males berdebat akhirnya di mengangguk mengisyaratkan boleh.
"Yey, makasih Ba-" belum selesai Irene ngomong tiba-tiba Suho langsung ngambil mangkuk bakso nya. Suho makan dengan sangat lahap sehingga dia mengingatnya dengan cepat. Irene sudah mengingatkan Suho untuk tidak cepat-cepat makannya tapi Suho menghiraukannya, Dan setelah Irene selesai bicara benar Suho tersedak
"Uhuk uhuk uhuk"
"Suho, kan aku tadi udah bilang makannya pelan-pelan" Irene yang lansung memberikan minum ke Suho.
"Lu tuh ya Ho emang gak pernah berubah" Baekyhun yang ikut menasehati Suho.
"Kata siapa gw gak berubah, gw berubah gw jadi ganteng sekarang, gw juga punya pacar yang cantik, yang ada lu tuh yang gak berubah" Suho yang merangkul pundak Irene dan membuat Suho dan Irene tidak ada jarak.
"Lah apa sih, emang aku pacar kamu? " Irene yang mencoba melepas tangan Suho.
"Tuh kan Irene aja gak mau jadi pacar lu, udah deh gak usah ngaku-ngaku kalo lu pacarnya Irene" Baekyhun yang mencoba melepaskan tangannya Suho dari Irene dan membawa Irene pergi.
"Woy, tunggu" Suho yang berteriak dan langsung mengejar mereka berdua.
KAMU SEDANG MEMBACA
SEGITIGA BERMUDA
Short StoryKisah percintaan Irene dan Suho yang selalu aja ada yang ganggu. "Irene, aku boleh gak sayang sama kamu lebih dari temen" Suho yang memasangkan cincin ke tangan Irene.