Cara senyumnya, tawanya dan sikapnya mengingatkanku kepadanya...
PELAJARAN hari ini telah usai membuat semua murid berhamburan keluar dari kelas dan menuju rumahnya masing masing
tetapi beda halnya dengan seorang gadis dengan nama Hwang yeji yang tertera di nametag bajunya itu tengah menelungkupkan kepalanya dimeja dengan tangan sebagai bantalannya.
Ia tidak tidur mungkin sedikit membingungkan menurut kalian, dia melamun dari pelajaran pertama tadi sampai bel pulang pun dia tidak tau, ckckk. Hingga tiba tiba ia tersentak kaget sendiri dan melihat jam tangan ditangan kirinya, 'wow mampus kau yeji sekolah ini pasti sudah sepi'batin yeji. 'Eh eh tidak mungkin kan mungkin sebagian murid lain ada yang mengikuti ekskul'.
Dengan langkah terburu buru yeji keluar dari kelas dan sedikit merapikan pakain dan rambutnya.
Hingga, "Brukk".seperti dejavu mereka bertabrakan untuk yang kedua kalinya ah lebih tepatnya yeji yang menubruk orang itu. Membuat yeji menahan napas ketika wajah pria yang disebut sebut telah membuat pipi yeji memerah begitu dekat dengannya, ah lupakan.
"Neo?!" Ucap mereka bersamaan
"Ah neo yeji majja"?Dia meneruskan kalimatnya lagi."Ah ye"
"Kau terlihat terburu-buru, apa tadi ada yang tertinggal? "
"Ani, aku baru keluar kok, "
"Kalau kau bagaimana? "
"Aku juga sama, tadi aku ke perpustakaan sebentar untuk meminjam buku yang tertinggal"
"Huh, rajin, "
"Ayo kita pulang"
"Ayo"lalu dia menarik tanganku keluar dari sekolah dan berjalan ke halte yang dekat dengan sekolah kami. Aku hanya diam dan sedikit canggung mengingat kami baru saja mengenal tadi pagi, kkk, juga jangan lupakan tangannya yang memegang pergelangan tanganku. Meskipun bukan telapak tanganku tapi tetap saja, dugeun-dugen
Suasana menuju halte tiba tiba hening dengan suara mobil bersahutan di jalan raya sana. Yeonjun tidak membuat suara sama halnya denganku. Tiba tiba ia menoleh setelah kami sampai dihalte bis ini.
"Kau tinggal dimana? "Dia bertanya padaku dengan raut penasaran.
"Di daerah kompek perumahan XXX di daerah seoul, lumayan dekat dengan sekolah ini"
"Wah, kalau begitu kita akan sering berangkat bersama ,tapi jika kau mau"
"Mauu'"aku mengangguk cepat dan tersenyum kilat padanya dibalas dengan senyum juga akhirnya, ini yang kutunggu tunggu aku menginginkan senyum itu, uhh sungguh manis Tuhan.
"Tapi ngomong-ngomong dimana rumahmu, kok bisa ngajak aku berangkat bersama"
"Aku berada dikomplek sebelah denganmu, jaraknya tidak jauh dari komplekmu, kapan kapan aku kan menjemputmu menggunkan motor"
Setelah yeonjun mengatakan itu bus yang kami tunggui berhenti dihalte ini. Aku masuk duluan lalu yeonjun masuk dan menempelkan kartu bus lalu mengajakku duduk dikursi panjang belakang.
***
Bus berhenti dihalte dekat komplek perumahan kami berdua. Hening lagi melanda perjalanan kaki kami berdua. Tibalah kami berdua didepan gerbang besar dan kokoh bercat cokelat bernuansa modern.
"Ini rumahku""Ah. "
"Kau mau mampir dulu? ""Tidak usah, aku mau langsung pulang, tubuhku sudah lengket semua"
KAMU SEDANG MEMBACA
SEVENTEEN
FantasyYeji merasakannya, perasaan yang dulu mekar kini hadir kembali setelah sekian lama menghilang, sahabatnya yang lebih tepatnya cinta pertamanya hadir kembali membawa perasaan membuncah di hatinya, akankah yeji menyimpan perasaan itu seperti sedia kal...