Author POV
Langit mulai gelap. Banyak awan kelabu yang menggantung dan berkerumun. Menutupi sinar matahari yang daritadi menyeringai panas. Membawa kabar akan datangnya anugrah yang tak terbendung. Angin mulai berhembus dan tetesan air mulai turun membasahi bumi. Semakin lama semakin deras. Hingga membuat orang-orang yang berada di jalan raya menghentikan aktivitas nya sejenak.
Sama halnya dengan gadis yang sedang duduk di bangku koridor depan kelasnya. Menyaksikan tetesan air yang entah sampai kapan akan berhenti. Ia menatap setiap tetesan hujan dengan tatapan nanar. Kali ini ia merasa kalau langit yang tadinya cerah ikut merasakan apa yang dirasakannya.
Tatapan nya begitu kosong. Terlihat seperti orang yang sedang memiliki masalah yang cukup serius.
'Lagi-lagi kau menolaknya. Apakah aku sangat mengganggu hidup mu?' Batin nya berucap sambil tersenyum miris.
Ia sudah terbiasa dengan kejadian seperti ini. Tidak sekali ia merasakannya. Tapi kenapa masih sangat terasa sakit?
Ia menengadah kan kepalanya. Menatap langit-langit koridor guna menahan tangis. Ia berusaha agar sesuatu yang sedari tadi dibendungnya tidak keluar begitu saja. Namun percuma. Ia sudah tak kuat lagi dan tanpa sadar setetes air mata mengalir di pipinya.'Kamu harus kuat Ra..kamu tidak boleh cengeng. Pasti semuanya akan berjalan lancar.' ia menguatkan diri nya sendiri. Ia harus tetap terbiasa dengan semua ini. Karena dia sudah bertekad dari awal bahwa dia tidak akan berhenti hingga apa yang diinginkannya tercapai.
Gadis itu. Aura Glorisya. Gadis ceria dengan rambut sebahu dan bulu mata yang lentik. Gadis yang memiliki bola mata hitam pekat yang mampu menyihir orang-orang dengan tatapannya. Gadis friendly yang mudah bergaul dan memiliki banyak teman.
Sekarang kemana teman-temannya? Mereka sudah pulang daritadi,karena bel sudah berbunyi dari 1 jam yang lalu. Hanya gadis itu yang masih berada di sekolah.
Dan kenapa ia tidak pulang sedangkan bel sudah berbunyi dari 1 jam yang lalu? Itu karena ia sedang tidak mood dan ingin berada di sekolah untuk menenangkan pikirannya. Ia masih teringat dengan kejadian tadi pagi.
Mengingat nya saja sudah membuat dada nya kembali sesak.
'ahh sudahlah..mungkin memang bukan sekarang waktunya.' gumam nya sambil berdiri dan melangkah meninggalkan area sekolah.
Hujan sudah mulai reda dan menyisakan genangan air yang memenuhi setiap ruas jalan.
Aura melangkah menuju halte dan menunggu bus untuk kembali kerumah.-dark side-
KAMU SEDANG MEMBACA
Dark Side
Teen FictionKisah perjuangan seorang gadis untuk mendapatkan hati seorang lelaki yang sama sekali tak mengharapkannya. Namun siapa sangka? gadis yang bisa dibilang normal seperti kebanyakan orang,malah memperlihatkan sisi kelam nya dan berubah menjadi iblis han...