Dark Side : 4

72 11 6
                                    

Sekarang aku sedang duduk di balkon kamar ku. Menatap langit malam yang ditemani cahaya bulan.


Aku menghela nafas panjang. Mengingat kejadian tadi sore membuat ku sangat bimbang.

Apa yang harus ku lakukan?

Flashback on

"Aku akan mengantarmu pulang."

Dengan refleks aku menoleh kearahnya.

"Emm apakah tidak merepotkan mu?"tanyaku dengan sedikit gugup.

"Tentu saja tidak. Lagian rumah kita ke arah yang sama. Jadi itu sama sekali tidak merepotkan ku."jawab nya dengan santai.

"Baiklah. Aku akan mentraktir mu lain kali,sebagai rasa terima kasih ku,"aku menerima helm yang disodorkannya.

Ia hanya diam dan menyalakan motornya.

Hening.

Itulah yang terjadi sekarang. Tidak ada pembicaraan sedikitpun diantara kami. Hanya suara angin dan bunyi kendaraan yang saling bersahutan.

"Terima kasih. Aku akan menepati janjiku kapanpun kau mau." Aku mengembalikan helm nya yang tadi aku pakai saat sudah sampai di depan rumahku.

Aku masih sedikit gugup bila berada didekat nya. Entahlah apa yang aku rasakan sekarang ini. Intinya aku sangat gugup. Mengingat bagaimana ricuhnya teman-teman ku membicarakan gosip terbaru saat itu bahwa lelaki yang dihadapan ku sekarang menyukaiku.

Aku tidak terlalu ambil pusing,itu adalah hak nya menyukai siapapun. Dan aku juga tidak terlalu percaya,toh masih banyak gadis lain yang menunggunya. Sangat mustahil bila dia menyukaiku. 

Ia mengangguk mendengar ucapan ku.

"Aku masuk dulu,kau pulang dan berhati-hati lah."aku hendak berbalik ingin memasuki rumah,namun aku merasa ada yang menahan tanganku.

"Tunggu sebentar,ada yang ingin aku bicarakan,"ia melepas genggaman tangannya di tanganku.

Dia juga terlihat gugup...mungkin (?)

Aku menaikkan alis tanda bertanya.

"Apa kau sudah mendengar gosip yang dibicarakan teman-teman sekelas?"ia berusaha tenang.

"Ahh pasti kau sudah mendengarnya,mereka yang bergosip kan juga temanmu,"lanjutnya dengan sedikit terkekeh.

"Gosip yang mana? Banyak yang kami gosip kan setiap harinya. Dan gosip yang mana yang kau maksud?"aku bicara dengan jujur. Jujur bahwa aku tak tau gosip mana yang dia maksud. Dan jujur bahwa aku dan teman-temanku yang suka bergosip.

Ah tidak.

Lebih tepatnya mereka. Teman-teman ku. Merekalah yang suka bergosip,aku tak terlalu suka bergosip walau aku juga sering ikut bersama mereka. Aku hanya menjadi pendengar yang baik diantara mereka.

"Tentang aku."

Hening.

Oohh aku mengerti sekarang apa yang dia maksud. Namun aku memilih untuk berpura-pura tidak tau agar aku bisa lebih tau kejelasannya.

Aku mengerutkan kening.

"Mereka pernah membicarakan bahwa aku menyukaimu kan? Dan kau harus tau bahwa..."ia menjeda ucapannya.

"Bahwa?"lagi-lagi aku mengerutkan kening.

"Bahwa...itu semua benar. Aku mencintaimu."

Damn!

Aku membulatkan mata,terkejut bukan main. Ini bagaikan petir di siang bolong.

Aku mulai berkutat dengan pikiranku. Apakah aku hanya bermimpi? Atau aku sedang berhalusinasi?
Itu sangat tidak mungkin,masih adakah orang yang mencintai orang bodoh seperti ku?

Ia berusaha untuk terlihat tenang,namun bisa kulihat dari nada ucapannya ia begitu gugup.

"Kau juga pasti tau tentang ku kan? Ini sudah menjadi rahasia umum di kelas bahkan di sekolah. Tidak mungkin kau tidak tau."aku mulai membuka suara setelah cukup lama terdiam.

"Yaa,aku tau semuanya. Aku tau semua tentang mu. Bahkan aku juga tau bagaimana 'dia' bersikap kepadamu. Aku sangat tau itu. Bagaimanapun 'dia' adalah temanku."

" Lalu kenapa kau malah mencintai ku disaat kau tau bahwa aku mencintai teman mu?"aku berusaha setenang mungkin.

"Karena itu perasaan murni dari hatiku. Aku juga tidak tau kapan rasa itu muncul. Aku boleh egois kan? Aku juga berhak memperjuangkan perasaanku."ia menatap tepat di manik mataku.

"Ta-tapi..aku tidak bisa membalasnya. Kau tau siapa yang berada di hati ku sekarang. Maafkan aku."aku hanya bisa menunduk,menghindari tatapannya yang entah mengapa malah membuatku merasa bersalah.

"Aku paham. Aku juga tidak memaksamu. Tapi jika kau lelah,berhentilah. Dan lihat ke belakang,masih ada aku yang akan selalu mengiringi mu." ia berbicara dengan menampilkan senyuman nya. Sebaik itu? Disaat seperti ini ia masih sempat tersenyum.

Ahh tidak bisa ku bayangkan betapa bodohnya aku yang mengabaikan orang sepertinya dan malah mengejar yang tak seharusnya aku kejar.

Dan tanpa sadar air mataku mengalir begitu saja. Aku tak dapat lagi menahan isak tangisku.

"Hey..jangan menangis. Aku akan selalu bersamamu. Datanglah padaku jika kau butuh sesuatu."

Dan sekarang aku semakin merasa sangat bodoh.
Oh ayolah. Kenapa hatiku tidak berlabuh padanya saja?

"Aku pulang dulu. Jangan terlalu memikirkan perkataan ku tadi. Aku tidak akan memaksamu."ia pamit dan berlalu pergi dari rumahku.

Aku hanya bisa tersenyum miris melihat punggungnya yang semakin lama semakin menjauh dari penglihatanku.

Flashback off

Mengingatnya membuatku kembali merasa bersalah. Tanpa sadar air mataku kembali menetes.

Ternyata masih ada orang sebaik itu.

Dia adalah Kevlar Davian. Teman sekelas ku sekaligus lelaki yang mencintaiku. Lelaki baik yang sangat tulus. Lelaki yang juga bisa dikatakan nakal tapi sangat lembut jika berhadapan dengan perempuan.

Dia yang dari awal sudah ku anggap sahabat dan tanpa ku ketahui dia mencintai orang bodoh sepertiku.

Aku hanya bisa berucap maaf berulang kali dan berharap dia mendapatkan gadis yang lebih baik dariku,dan tentunya tidak bodoh:/

-shut up-

TBC❤️

Maap guys kalo ada typo🙏
Maap juga kalo part ini berantakan 🙏😂

Kalo ada kritik dan saran silahkan tulis di kolom komentar

Vote and comment ny juga jangan lupa❤️

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 28, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Dark SideTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang