06.30
Aura sudah siap dengan perlengkapan sekolahnya. Ia hanya menunggu sarapan yang sedang dibuatkan oleh ibunya. Tak membutuhkan waktu lama,sarapan sudah siap dan Aura langsung melahapnya hingga habis.
Tak lupa juga ia membawa bekal ke sekolah. Jangan pikir itu untuk dirinya. Tidak. Itu bukan untuknya. Melainkan untuk seseorang yang selama ini memang rutin dibawakan nya makanan. Namun lebih sering ditolak mentah-mentah.
Ia berbohong pada ibunya. Ia selalu mengatakan bahwa bekal itu untuk dirinya.
'Maafkan aku,Bu.. lagi-lagi aku berbohong.' ia hanya bisa berucap dalam hati. Ia belum siap mengatakan yang sebenarnya. Ia hanya menunggu waktu yang tepat untuk mengatakan yang sebenarnya pada ibu.
'Aku tak bermaksud membuang-buang makanan yang kau berikan,Bu. Tapi aku yakin,pasti suatu saat makanan itu akan diterima olehnya.' batinnya berkata.
---
"Selamat pagi teman-teman," sapa Aura saat sampai dikelas.
"Ada apa denganmu? Nampaknya pagi ini kau tidak bersemangat," berhasil. Pertanyaan yang keluar dari mulut Gladys berhasil membungkam nya.
"Eum..aku hanya kelelahan..semalam aku begadang untuk menonton drama yang belum kuhabiskan."tentu saja ia berbohong. Lagi.
Nampak nya hidup seorang Aura Glorisya hanya dipenuhi dengan kebohongan. Miris sekali."Benarkah?" Tanya leyra dengan penuh selidik.
Oh my God!! Susah sekali untuk meyakinkan mereka.
"Tentu saja." Ucapku yakin.
"Mmm... baiklah."mereka pasrah. Tak banyak bertanya lagi. Mereka lebih memilih kembali ke bangku masing-masing karena bel baru saja berbunyi.
Jam istirahat
Aura POV
"Apa kau mau ikut ke kantin?"tanya Keyya disela-sela kegiatan nya membereskan buku."Kalian duluan saja,nanti aku akan kesana."ucapku sambil mengeluarkan kotak bekal dari dalam laci.
"Baiklah. Jangan lama-lama."
Aku hanya mengangguk.
Teman-teman ku sudah melangkah keluar duluan dan menuju kantin,sedangkan aku masih berada di kelas.
Aku melirik sedikit ke arah bangku pojok sebelah kanan. Yap,itu tempat duduknya Leonardo Revanza. Orang yang selama ini aku berikan bekal. Orang yang berhasil membuat ku jatuh cinta. Dan orang yang mengajarkan ku sebuah perjuangan.
Aku mulai melangkah dengan ragu.
'semoga kali ini diterima.' batin ku berdoa.
Aku berjalan dengan pelan. Satu langkah...dua langkah...tiga langkah...empat langkah...lima langkah...enam langkah...dan sampai.
"Van, ini aku buatkan untukmu."aku menyodorkan kotak bekal itu kepadanya.
Bisa aku lihat dengan jelas. Dia menatapku dengan tatapan malas.
"Sudah berapa kali kau memberiku ini? Dan sudah berapa kali juga aku tolak?" Jleb. Pertanyaan yang sangat menyakitkan.
"Setidaknya hari ini kau terima,apa salahnya menerima ini? Makanan ini tidak ku campur dengan racun,jadi kau tak perlu khawatir akan keracunan."aku mencoba meyakinkannya.
"Aku tidak mau menerima itu. Dan kenapa kau selalu membuatkan ku bekal?"tanya nya sambil menatapku jengah.
"Kau sudah tau jawabannya. Aku menyukaimu dari dulu,dan ini adalah bentuk perjuangan ku padamu."
Dia merotasikan bola matanya.
"Ck,sudah berapa kali aku katakan padamu. Perlu ku tekankan sekali lagi? Aku. Tidak. Pernah. Suka. Padamu. Dan. Tidak. Akan. Pernah."
Bagus. Sebuah kalimat yang penuh dengan penekan dan berhasil membungkam ku.
Hati ku bagai ditusuk dengan ribuan jarum. Sakit.
"Tapi aku hanya ingin memberikan ini. Kenapa kau malah memberiku kata-kata yang sangat menyakitkan itu?" Oke,aku masih sabar. Aku tidak akan menangis sekarang. Mungkin nanti (?)
"Karena kau susah untuk diperingatkan. Sekeras apapun kau berjuang,aku tidak akan pernah mencintaimu." Lagi-lagi sakit. Kalimat yang sangat menusuk ku.
Aku berbalik badan dengan kasar dan berjalan dengan menghentakkan kaki menuju ke mejaku. Ku letakkan bekal itu di atas meja dan menelungkup kan kepalaku di antara lipatan tangan. Mencoba menahan tangis. Semoga berhasil. Tidak mungkin aku menangis seperti orang bodoh disini. Apa kata teman-teman ku nanti kalau mereka melihatku menangis dikelas hanya karna seorang Leonardo Revanza. Sudah ku pastikan kalau Revan akan habis ditangan mereka.
-dark side-
Vote and comment nya dong guys❤️
KAMU SEDANG MEMBACA
Dark Side
Teen FictionKisah perjuangan seorang gadis untuk mendapatkan hati seorang lelaki yang sama sekali tak mengharapkannya. Namun siapa sangka? gadis yang bisa dibilang normal seperti kebanyakan orang,malah memperlihatkan sisi kelam nya dan berubah menjadi iblis han...